melakukan vaginal douching tidak menjamin bebas dari kehamilan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa seberapapun hambatan yang dihadapi,
entah tinggi ataupun rendah tidak akan mempengaruhi praktik responden dalam melakukan vaginal douching yang tetap tinggi. Praktik vaginal douching yang
tinggi dikalangan WPS berakibat pula pada tingginya risiko IMS. Responden menyatakan seberapapun hambatan yang dihadapi, demi kepentingan kesehatan
mereka akan terus melakukan praktik demikian. Penelitian ini tidak sejalan dengan Priyoto 2014 yang menyatakan bahwa
persepsi hambatan merupakan persepsi terhadap aspek negatif yang menghalangi individu untuk melakukan tindakan kesehatan, misalnya biaya mahal, bahaya,
pengalaman tidak menyenangkan, rasa sakit. Akan tetapi penelitian ini sejalan dengan Hendarin 2009 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara
persepsi hambatan dengan praktek bilas vulvo-vaginal pada Pekerja Seks Komersial di Lokalisasi Peleman Tegal dengan p value = 0,869 p0,05.
5.1.11 Hubungan antara Isyarat untuk Bertindak dengan Praktik Vaginal
Douching yang Berisiko Menularkan IMS
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, pada penelitian yang dilakukan pada WPS di Resosialisasi Argorejo didapatkan hasil
bahwa tidak ada hubungan antara isyarat untuk bertindak dengan praktik vaginal douching berisiko IMS, dengan p value = 0,151 p 0,05. Hasil tabulasi silang
menunjukkan bahwa responden yang memiliki persepsi isyarat untuk bertindak kurang baik sebesar 23,3 lebih berisiko terhadap IMS, sebaliknya responden
yang memiliki persepsi isyarat untuk bertindak lebih baik sebesar 37,0 cenderung lebih berisiko terhadap IMS.
Menurut teori Health Belief Model bahwa dalam melakukan tindakan kesehatan terdapat faktor pencetus untuk memutuskan, menerima atau menolak
alternatif tindakan tersebut. Isyarat ini dapat bersifat internal maupun eksternal. Isyarat internal yaitu berasal dari dalam diri individu. Sedangkan isyarat eksternal
yaitu berasal dari interaksi intersosial, misalnya media massa, pesan, nasihat, anjuran atau konsultasi dengan petugas kesehatan Rustiana, 2012. Berdasarkan
analisis dengan melihat hasil proporsi antara responden yang memiliki persepsi isyarat untuk bertindak kurang baik dan responden yang memiliki persepsi isyarat
untuk bertindak lebih baik hampir seimbang yaitu sebesar 46,6 dan 53,4, hal ini terjadi karena keyakinan diri responden yang tinggi akan tindakannya.
Berdasarkan analisis seberapapun faktor pencetus yang diterima, entah baik ataupun kurang baik tidak akan mempengaruhi praktik responden dalam
melakukan vaginal douching yang tetap tinggi. Praktik vaginal douching yang tinggi dikalangan WPS berakibat pula pada tingginya risiko IMS.
Dalam penelitian ini responden sebagian besar memiliki persepsi isyarat untuk bertindak yang tinggi dan sebesar 37,0 cenderung berisiko terhadap IMS,
hal ini disebabkan keyakinan responden yang salah mengenai praktik vaginal douching. Responden terlanjur percaya bahwa praktik yang rutin mereka lakukan
adalah tepat berdasarkan pengalaman yang sudah rutin mereka lakukan selama sekian lama. Responden menyatakan bahwa faktor pencetus yang mendorong
mereka paling besar adalah berasal dari televisi sebanyak 49,4 dan berdasarkan
pengalamannya sendiri sebanyak 78,1. Hampir seluruh responden melakukan vaginal douching berdasarkan pengalamannya, responden menyatakan nyaman,
kesat, bersih, dan dapat mengobati IMS setelah melakukan vaginal douching sehingga mereka rutin melakukan praktik demikian yang berakibat pula pada
tingginya risiko IMS. Akan tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Hendarin
2009 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pencetus tindakan berupa iklan dengan praktek bilas vulvo-vaginal dengan p value
= 0,007 p 0,05. Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa pencetus tindakan eksternal sangat mempengaruhi responden melakukan praktek bilas
vulvo-vaginal yang diantaranya berasal dari televisi, teman dekat, majalahkoran, radio dan brosur. Namun faktor pencetus internal yang berupa gejala yang
dirasakan dengan praktek bilas vulvo-vaginal tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan praktek bilas vulvo-vaginal dengan p value = 0,087.
5.2 Hambatan Dan Kelemahan Penelitian