perempuan yang jarang melakukan douching yaitu risiko terkena IMS yang lebih besar yaitu diantaranya risiko kanker servik, gonore, kandiloma akuminata sampai
penyakit radang panggul dan berbagai penyakit lainnya. Persepsi yang salah demikian yang menyebabkan risiko IMS dikalangan
WPS semakin meningkat akibat praktik menjaga organ reproduksinya yang salah. Penelitian ini sejalan dengan Hendarin 2009 yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara persepsi keparahan terkena IMS dengan praktek bilas vulvo-vaginal dengan p value = 0,936.
5.1.9 Hubungan antara Persepsi Manfaat terhadap IMS dengan Praktik
Vaginal Douching yang Berisiko Menularkan IMS
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square, pada penelitian yang dilakukan pada WPS di Resosialisasi Argorejo didapatkan hasil
bahwa tidak ada hubungan antara persepsi manfaat dengan praktik vaginal douching berisiko IMS, dengan p value = 0,924 p 0,05. Hasil tabulasi silang
menunjukkan bahwa responden yang memiliki persepsi manfaat kurang baik sebesar 28,8 lebih berisiko terhadap IMS, sedangkan responden yang memiliki
persepsi manfaat lebih baik sebesar 31,5 tetap lebih berisiko terhadap IMS. Hal ini bertolak belakang dengan teori Health Belief Model HBM yang menyatakan
bahwa individu akan mempertimbangkan apakah alternatif tersebut pengobatan memang bermanfaat, yaitu dapat mengurangi ancaman penyakit, dimana dalam
hal ini seharusnya responden dengan persepsi manfaat lebih baik seharusnya akan lebih kurang berisiko terhadap IMS.
Hasil antara responden yang memiliki persepsi manfaat kurang baik dengan yang lebih baik adalah hampir seimbang yaitu sebesar 49,3 dan 50,7.
Proporsi ini menunjukkan bahwa sebagian responden sudah memiliki persepsi manfaat yang cukup baik mengenai praktik vaginal douching. Namun tidak
sedikit responden yang masih memiliki persepsi manfaat yang kurang baik terhadap vaginal douching. Hal ini terjadi akibat keyakinan responden yang salah
mengenai vaginal douching. Hampir seluruh responden sebanyak 86,3 menyatakan beralasan melakukan vaginal douching yaitu untuk menjaga
kesehatan, 68,4 dapat membuat vagina wangi dan kesat sehingga pelanggan menjadi puas, 73,9 untuk mencegah IMS, 86,3 membuat percaya diri dan
meningkatkan jumlah
pelanggan. Namun
responden menyatakan
ketidaksetujuannya bahwa vaginal douching adalah untuk mencegah kehamilan yaitu sebesar 78,1, karena responden menyatakan bahwa yang dapat mencegah
agar tidak hamil adalah dengan menggunakan kondom. Hasil uji statistik didapatkan proporsi responden yang memiliki persepsi
manfaat lebih baik tetap cenderung lebih berisiko terhadap IMS, hal ini terjadi karena responden tetap saja rutin melakukan praktik vaginal douching. Mengenai
persepsi manfaat responden tentang vaginal douching untuk mencegah kehamilan sudah tepat, karena responden meyakini bahwa yang dapat mencegah kehamilan
adalah dengan menggunakan kondom. Persepsi responden yang sebagian besar sudah baik ini tidak sejalan dengan tindakan yang diambilnya. Sesuai dengan
priyoto 2014 bahwa bagaimanapun sebuah tindakan dapat saja tidak diambil oleh seseorang meskipun individu tersebut percaya terhadap keuntungan
mengambil tindakan tersebut. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hendarin 2009 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi manfaat
dengan praktek bilas vulvo-vaginal pada Pekerja Seks Komersial di Lokalisasi Peleman Tegal dengan p value = 0,871 p0,05.
5.1.10 Hubungan antara Persepsi Hambatan terhadap IMS dengan Praktik