Keterangan : = Koefisien Korelasi Product Moment antara variabel X
dan Y N
= Jumlah responden ∑ = Jumalh perkalian antara X dan Y
∑ = Jumlah Skor Butir ∑ = Jumlah Skor Butir Suharsimi Arikunto, 2006: 170
Untuk mengetahui
ada tidaknya
multikolinearitas dilaksanakan dengan menyelidiki besarnya interkorelasi antar
variabel bebas. Kriteria pengambilan keputusan jika harga interkorelasi antar variabel bebas lebih besar atau sama dengan
0,800 berarti terjadi multikolinearitas. Jika harga interkorelasi antar variabel bebas kurang dari 0,800 berarti tidak terjadi
multikolinearitas. Analisis data dapat dilanjutkan apabila tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.
3. Uji Hipotesis
Jika data hasil penelitian telah memenuhi syarat uji linearitas dan uji multikolinearitas, maka analisis untuk pengujian hipotesis dapat
dilakukan. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Korelasi Product Moment
Analisis Korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat danhubungan antar variabel bebas. dalam penelitian ini yaitu hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi
kemahasiswaan X1 dengan perstasi belajar mahasiswa Y, hubungan antara motivasi belajar X2 dengan prestasi belajar
mahasiswa Y. Analisis ini digunakan pada hipotesis pertama dan kedua
yang masing-masing berupa satu variabel bebas dan variabel terikat. Untuk menguji koefisien antara variabel bebas dengan
variabel terikat ini Suharsimi Arikunto 2006: 317 menyetakan rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment.
= �∑
− ∑ ∑ {
�∑
2
− ∑
2
}{ �∑
2
− ∑
2
} Keterangan :
= Koefisien Korelasi variabel bebas dengan terikat N
= Jumlah responden ∑ = Jumlah perkalian antara variabel bebas dan
variabel terikat ∑
= Jumlah Skor variabel bebas ∑
= Jumlah Skor variabel terikat Dari hasil perhitungan tersebut, hasil perhitungan r hitung
dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5. Jika r
xy
hitung lebih besar atau sama dengan r tabel pada taraf signifikan
5 berarti hipotesis diterima. Sebaliknya jika r
xy
hitung lebih kecil dari r tabel pada taraf signifikansi 5 maka hipotesis ditolak.
b. Analisis Regresi Ganda
Adapun hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi ganda dengan dua prediktor. Sesuai dengan penelitian, maka tujuan
penggunaan analisa regersi adalah menerima korelasi antar kriterium dengan prediktor, menguji korelasi tersebut signifikan
atau tidak dengan mencari persamaan regresinya Hadi, 2004: 2. 1.
Mencari Persamaan Garis Regresi dengan Dua Prediktor
Y = a
1
X
1
+a
2
X
2
+K Keterangan :
Y = Kriterium X = Prediktor
A = bilangan koefisien prediktor K = bilangan konstan Hadi, 2004: 18.
2. Koefisien Korelasi Ganda Prediktor X1 dan X2
�
1,2
=
1
∑
1
+
2
∑
2
∑
2
Keterangan : R
y1,2
= koefisien korelasi antara y dengan x1 dan x2 a
1
= koefisien prediktor x1 a
2
= koefisien prediktor x2
∑x
1
y = jumlah produk antara x1 dengan y ∑x
2
y = jumlah produk antara x2 dengan y ∑y
2
= jumlah kuadrat kriterium y Hadi, 2004: 22. 3.
Menguji Keberartian Korelasi Ganda dengan Uji F Untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau tidak
menggunakan analisis regresi ganda, harga F hitung dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikansi 5. Jika harga F hitung lebih
besar atau sama dengan harga F tabel, maka hipotesis diterima. Rumus F yang digunakan adalah :
F
reg
=
�
2
�− −1 1
−�
2
Keterangan : F
reg
= harga F garis regresi N = cacah kasus jumlah kasus
m = cacah prediktor jumlah prediktor r
= koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor –
prediktor Hadi, 2004: 23. Keputusan uji :
Ho ditolak jika F
reg
F
tabel
Ho diterima jika F
reg
≤ F
tabel
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN