Uji Linearitas Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan rincian perhitungan normalitas sebaran data, ketiga variabel dapat dinyatakan berdistribusi normal. Ringkasan hasil uji normalitas sebaran data dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 24. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Variabel Nilai Asymp. Sig Taraf Signifikansi Keterangan Keaktifan Mahasiswa Dalam Organisasi Kemahasiswaan 0.208 0.05 Normal Motivasi Belajar 0.148 0.05 Normal Prestasi Belajar 0.572 0.05 Normal Sumber : Data primer yang diolah

B. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas X dan variabel terikat Y berbentuk linear atau tidak. Uji linearitas diketahui dengan melihat harga koefisien F pada baris deviation from linierity yang tercantum dalam ANOVA Tabel dari output yang dihasilkan oleh SPSS 16.0 for Windows. Dari harga F tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga F tabel. Kriteria yang digunakan yaitu garis regresi dikatakan linier jika koefisien F hitung lebih kecil dari F tabel. Selain itu juga dapat diketahui dari nilai signifikansi pada baris deviation from linierity yang tercantum dalam ANOVA Tabel dari output yang ditentukan yaitu 5 0,05. Hasil uji linearitas diterangkan pada tabel dibawah ini: Tabel 25. Ringkasan Hasil Uji Linearitas No Variabel F Hitung F Tabel Keterangan 1 X1 dan Y 1.164 3.12 Linear 2 X2 dan Y 0.363 3.12 Linear Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa F hitung masing-masing variabel lebih kecil dari F tabel dengan taraf signifikansi 5. Variabel keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan 1.164 3.12, dan variabel motivasi belajar 0.363 3.12 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semua variabel bebas terhadap variabel terikat memiliki hubungan yang linear.

C. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel bebas yang dilakukan dengan menyelidiki besarnya korelasi antar variabel tersebut. Uji multikolinearitas dilakukan sebagai syarat digunakannya analisis regeresi ganda. Hasil uji multikolinearitas adalah sebagai berikut : Tabel 26. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel R Hitung Keterangan Keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan 0.199 Tidak terjadi multikolinearitas Motivasi belajar 0.199 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : Data primer yang diolah Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai interkorelasi sebesar 0.199 0.800 maka tidak terjadi multikolinearitas yang berarti uji regresi berganda dapat dilanjutkan.

3. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan motivasi belajar mahasiwa pendidikan IPS FIS UNY”. Untuk mencari hubungan keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar digunakan teknik analisis korelasi Product Moment. Hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows diperoleh harga koefisien korelasi Product Moment keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan motivasi belajar sebesar 0.189. Harga koefisien korelasi dikonsultasikan atau dibandingkan dengan r tabel pada N =75 dan taraf signifikansi 5 sebesar 0.224. Ternyata r hitung 0.189 lebih kecil dari r tabel 0.224 . Hal ini berarti hubungan yang terjadi tidak signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan motivasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiwa pendidikan IPS FIS UNY”. Untuk mencari hubungan keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar digunakan teknik analisis korelasi Product Moment. Hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows diperoleh harga koefisien korelasi Product Moment keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar sebesar 0.183. Harga koefisien korelasi dikonsultasikan atau dibandingkan dengan r tabel pada N =75 dan taraf signifikansi 5 sebesar 0.224. Ternyata r hitung 0.183 lebih kecil dari r tabel 0.224 . Hal ini berarti hubungan yang terjadi tidak signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiwa pendidikan IPS FIS UNY”. Untuk mencari hubungan keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar digunakan teknik analisis korelasi Product Moment. Hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows diperoleh harga koefisien korelasi Product Moment motivasi belajar dengan prestasi belajar sebesar 0.924. Harga koefisien korelasi dikonsultasikan atau dibandingkan dengan r tabel pada N =75 dan taraf signifikansi 5 sebesar 0.224. Ternyata r hitung 0.924 lebih besar dari r tabel 0.224 . Hal ini berarti hubungan yang terjadi adalah signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY.

4. Pengujian Hipotesis Keempat

Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiwa pendidikan IPS FIS UNY”. Untuk mencari hubungan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa digunakan teknik analisis regresi ganda. Hasil analisis data dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows diperoleh nilai R y1,2 sebesar 0.924, artinya keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa memiliki hubungan yang positif. Dengan perolehan nilai R y1,2 sebesar 0.924 hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS UNY memiliki hubungan dengan keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar sebesar 92.4, sedangkan sisanya sebasar 7.6 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 210.474 dan F tabel sebesar 3.11 dengan signifikansi sebesar 0.000. Oleh karena 210.474 F hitung 3.11 F tabel dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 p 0.05 maka hal ini berarti keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar terdapat hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiwa pendidikan IPS FIS UNY” diterima. Tabel 27. Ringkasan Hasil Uji Korelasi Ganda R y 1,2 Df F hitung F tabel Kesimpulan 0.924 2 : 27 210.474 3.11 positif dan signifikan Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan hasil analisis diperoleh nlai R y1,2 sebesar 0.924, dengan nilai F hitung sebesar 210.474. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiwa pendidikan IPS FIS UNY.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Hubungan antara Keaktifan Mahasiswa dalam Organisai Kemahasiswaan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY. Hal ini dibuktikan dengan koefisien r hitung = 0.189 lebih kecil dari r tabel = 0.224. Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh melalui angket yang diisi oleh responden, mayoritas jumlah organisasi yang di ikuti oleh mahasiswa Pendidikan IPS hanya 1 organisasi, yaitu sebanyak 57 responden atau 76 hanya mengikuti 1 organisasi kemahasiswaan. Selain itu curahan waktu yang dialokasikan oleh mahasiswa Pendidikan IPS untuk kegiatan organisasi dalam tiap minggunya memiliki kecenderungan rendah yaitu terdapat pada interval 3 ≤ X 9 jam per-minggu yaitu sebanyak 45 atau 60 mahasiswa. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan motivasi belajar mahasiswa dikarenakan responden yang diteliti mayoritas hanya aktif dalam 1 organisasi kemahasiswaan saja dan mayoritas curahan waktu yang dialokasikan oleh mahasiswa pendidikan IPS memliki kecenderungan rendah sehingga mahasiswa tidak terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan organisasi, hal ini berpengaruh dengan hasil penelitian yang menyatakan hubungan yang terjadi antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan motivasi belajar mahasiswa tidak signifikan karena aktivitas mahasiswa di organisasi kemahasiswaan kurang maksimal. b. Hubungan antara Keaktifan Mahasiswa dalam Organisai Kemahasiswaan dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY. Hal ini dibuktikan dengan koefisien r hitung = 0.183 lebih kecil dari r tabel = 0.224. Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh melalui angket yang diisi oleh responden, mayoritas jumlah organisasi yang di ikuti oleh mahasiswa Pendidikan IPS hanya 1 organisasi, yaitu sebanyak 57 responden atau 76 hanya mengikuti 1 organisasi kemahasiswaan. Selain itu curahan waktu yang dialokasikan oleh mahasiswa Pendidikan IPS untuk kegiatan organisasi dalam tiap minggunya memiliki kecenderungan rendah yaitu terdapat pada interval 3 ≤ X 9 jam per-minggu yaitu sebanyak 45 atau 60 mahasiswa. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa dikarenakan responden yang diteliti mayoritas hanya aktif dalam 1 organisasi kemahasiswaan saja dan mayoritas curahan waktu yang dialokasikan oleh mahasiswa pendidikan IPS memliki kecenderungan rendah sehingga mahasiswa tidak terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan organisasi dan bisa membagi waktunya untuk belajar. Kondisi lingkungan belajar yang beragam dari masing-masing mahasiswa dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa tersebut. Hal ini mengakibatkan perbedaan hasil belajar mahasiswa. selain itu setiap mahasiswa memiliki potensi yang berbeda-beda, begitu juga dengan cara mengembangkan potensi yang dimiliki. Cara mengembangkan potensi bergantung pada keinginan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa. Pengembangan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa sepenuhnya diserahkan kepada pribadi masing-masing mahasiswa. oleh karena itu pihak kampus memberikan alternatif pengembangan diri mahasiswa sesuai dengan bakat dan minat masing-masing melalui berbagai organisasi kemahasiswaan yang ada di kampus. Keterlibatan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan mendorong pembentukan sikap yang akan mempengaruhi keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan merupakan suatu wadah untuk bersosialisasi mengadakan interaksi dengan sesama mahasiswa atau pihak lain karena suatu organisasi kemahasiswaan merupakan wadah untuk melatih sikap kerjasama, tanggung jawab, serta kemandirian dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Keterlibatan mahasiswa dalam organisai kemahasiswaan harus didasari dengan pemahaman yang kuat mengenai organisasi kemahasiswaan yang diikuti agar kegiatan dalam organisasi kemahasiswaan nantinya dapat dijadikan sarana penunjang dalam proses belajar bukan malah menjadi penghalang atau penghambat proses belajar mahasiswa karena terlalu sibuk dengan kegiatan atau aktivitas di organisasi. Porsi waktu yang diluangkan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan organisasi terkadang terlalu berlebihan. Mahasiswa yang memiliki kedudukan sebagai pengurus kegiatan organisasi lebih sering menghabiskan waktu mereka untuk mengikuti kegiatan organisasi daripada digunakan untuk belajar. Hal ini sering terlihat dari aktivitas mahasiswa dilingkungan kampus dalam mengikuti kegiatan organisasi hingga larut malam, walau terkadang kegiatan yang mereka lakukan dilingkungan kampus hanya sekedar bermain-main tidak berhubungan dengan kegiatan organisasi ataupun kegiatan belajar. Dengan kesibukan yang dimiliki oleh mahsaiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi tersebut jika tidak didasari dengan kesadaran pembagian waktu yang baik dapat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh mahasiswa. c. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY. Hal ini dibuktikan dengan harga koefisien korelasi Product Moment motivasi belajar dengan prestasi belajar sebesar 0.924 lebih besar dari r tabel pada N =75 dan taraf signifikansi 5 sebesar 0.224. Hal ini berarti hubungan yang terjadi adalah signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan IPS FIS UNY. Selain itu menurut angket yang telah disebar, sebanyak 42 mahasiswa atau sebanyak 56 belajar secara teratur setiap hari sedangkan sisanya sebanyak 33 mahasiswa atau 44 tidak belajar secara teratur setiap hari. Menurut data yang peneliti peroleh kecenderungan curahan waktu belajar mahasiswa per-minggu memiliki kecenderungan rendah pada interval 2 ≤ X 11 jam per-minggu yaitu sebanyak 40 atau 53 mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki motivasi belajar yang baik hal ini ditunjukkan dengan mayoritas mahasiswa belajar secara teratur setiap hari dan curahan waktu belajar terdapat pada interval 2 ≤ X 11 jam per-minggu yaitu sebanyak 40 atau 53 mahasiswa, hal ini dapat mendukung prestasi belajar yang dimiliki oleh responden tersebut. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang akan melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan prestasi belajar yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Hal ini memperkuat teori yang yang telah dilakuakan oleh para ahli salah satunya yang dikemukakan oleh Sardiman yang menyatakan Seseorang yang mempunyai keinginan untuk mendapatkan sesuatu, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan hal tersebut. Banyak hal yang menyebabkan dia ingin melakukannya dan termotivasi untuk melakukannya. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau tidak mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Menurut pendapat di atas motivasi bisa saja dirangsang dari luar agar tumbuh pada diri seseorang, tetapi sebenarnya motivasi lebih cenderung muncul dalam diri seseorang, dengan kata lain bersifat internal. Motivasi belajar merupakan psikis yang bersifat mom- intelektual. Tetapi tanpa motivasi, sulit bagi mahasiswa untuk belajar dengan penuh semangat dan vitalitas. Bahkan bisa saja terjadi peserta didik yang tingkat intelektual atau kecerdasan yang tinggi gagal studinya karena tidak mempunyai motivasi belajar. Motivasi belajar memiliki indikator antara lain : tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, menunjukkan minat belajar terhadap mata kuliah yang belum diketahui, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin, ingin mendalami materi yang dibeikan dosen, senang dan rajin belajar dengan penuh semangat, senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan pendapatnya, serta senang mencari dan memecahkan masalah. Motivasi belajar pada dasarnya merupakan dorongan internal dan eksternal pada mahasiswa untuk belajar dan mengadakan perubahan tingkah laku dalam upaya mencapai tujuan. Tujuan belajar tersebut salah satunya adalah prestasi belajar yang tinggi. Mahasiswa yang memiliki motivasi kuat akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Mahasiswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan perhatian dan kesungguhan besar pada saat mengikuti perkuliahan. Hal ini sesuai dangan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudhistira Ardana 2011 yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Organisasi, Disiplin Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yo gyakarta”. Motivasi belajar memiliki pegaruh yang positif dan signifikan hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 5.520 dengan nilai signifikansi 0.000. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terlihat jelas bahwa hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar cukup besar. Untuk itu perlu ditumbuhkan motivasi belajar yang kuat pada setiap mahasiswa, agar prestasi belajar yang sudah diraih saat ini dapat ditingkatkan lagi. d. Hubungan Antara Keaktifan Mahasiswa dalam Organisai Kemahasiswaan dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY Menurut hasil prestasi belajar mahasiswa yang dilihat dari tingat indeks prestasi yang diperoleh mahasiswa jurusan pendidikan IPS FIS UNY angktan 2013, dan 2014 dapat diketahui masih terdapat beberapa mahasiswa yang memiliki indeks prestasi dibawah rata-rata. Hasil analisis data dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for Windows diperoleh nilai R y1,2 sebesar 0.924, artinya keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa memiliki hubungan yang positif. Dengan perolehan nilai R y1,2 sebesar 0.924 hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa Pendidikan IPS UNY memiliki hubungan dengan keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar sebesar 92.4, sedangkan sisanya sebasar 7.6 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 210.474 dan F tabel sebesar 3.11 dengan signifikansi sebesar 0.000. Oleh karena 210.474 F hitung 3.11 F tabel dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 p 0.05 maka hal ini berarti keaktifan dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar terdapat hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiwa pendidika n IPS FIS UNY” diterima.

C. Keterbatasan Penelitian