Deskripsi Data Khusus Deskripsi Data

Gambar 3. Pie Chart Kecenderungan Curahan Waktu Belajar Mahasiswa Per- Minggu. Sumber : Data primer yang diolah Gambar di atas menunjukkan bahwa kecenderungan curahan waktu belajar mahasiswa per-minggu memiliki kecenderungan rendah pada interval 2 - 10 jam per-minggu yaitu sebanyak 40 atau 53 mahasiswa.

c. Deskripsi Data Khusus

Untuk mendeskripsikan dan menguji hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat , maka pada bagian ini akan disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel meliputi mean, median, modus, dan standar deviasi. Selain itu juga disajikan table distribusi frekuensi dan histogram dari frekuensi dan histogram dari frekuensi untuk setiap variabel. Berikut ini rincian hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 16 12 31 23 53 40 Kecenderungan Curahan Waktu Belajar Mahasiswa Perminggu Sangat Tinggi Tinggi Rendah 1 Keaktifan Mahasiswa Pendidikan IPS dalam Organisasi Kemahasiswaan Keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi mahasiswa merupakan wujud keterlibatan mahasiswa dalam mengambil tanggung jawab dalam sebuah organisasi. Dalam penelitian ini kegiatan organisasi yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan IPS diukur berdasarkan pendapat responden yang berhubungan dengan perluasan wawasan, dan sarana peningkatan integritas kepribadian mahasiswa. Penilaian menggunakan Skala Likert modifikasi dengan 4 alternatif jawaban dimana 4 untuk skor tertinggi dan 1 untuk skor terendah. Berdasarkan data penelitian yang diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 untuk variabel keaktifan mahasiswa pendidikan IPS dalam organisasi kemahasiswaan skor terendah yang dicapai adalah 45 dan skor tertinggi 72. Dari data tersebut diperoleh harga rerata mean sebesar 59.227 nilai tengah median sebesar 59, modus mode sebesari 60 dan standar deviasi sebesar 7.1179. Guna menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus 1+3.3 log n, dimana n adalah jumlah subjek penelitian. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 75 sehingga diperoleh banyak kelas 1+3.3 log 75 = 7. Rentang data sebesar 72 – 45 = 27. Dengan diketahui rentang data maka dapat diperolah panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu 27 : 7 = 3.8 dibulatkan menjadi 4. Adapun distribusi frekuensi skor keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan Interval Frekuensi Persentase 45 - 48 5 7 49 - 52 9 12 53 - 56 13 17 57 - 60 19 25 61 - 64 12 16 65 - 68 1 1 69 - 72 16 21 Jumlah 75 100 Sumber : Data primer yang diolah Dari hasil distribusi frekuensi data skor kegiatan organisasi yang disajikan pada tabel digambarkan dalam histogram sebagai berikut : Gambar 4. Histogram Frekuensi Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan Sumber : Data primer yang diolah Histogram di atas menunjukkan frekuensi terbesar pada kelas interval 57 – 60 dengan frekuensi sebesar 19. Selanjutnya, dari hasil Mean Ideal Mi dan Standar Deviasi SDi dapat dilakukan klasifikasi mengenai kecenderungan variabel keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan, variabel tersebut digolongkan kedalam 4 kategori yaitu sanggat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Tabel berikut merupakan penghitungan kecenderungan variabel keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan : Menurut Djamari Mardapi 2008: 123 membagi kecenderungan tiap variabel menjadi empat ketegori sebagai berikut : Kategori sangat tinggipositif = X ≥ M + 1,5 SD 5 10 15 20 45 - 48 49 - 52 53 - 56 57 - 60 61 - 64 65 - 68 69 - 72 Fr e kue nsi Interval Frekuensi Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan Kategori tinggipositif = M ≤ X M + 1,5 SD Kategori rendah negatif = M – 1,5 SD ≤ X M Kategori sangat rendah negatif = X ≤ M – 1,5 SD Dengan demikian klasifikasi kecenderungan variabel dapat disajikan dalam tabel berikut : Tabel 18. Distribusi Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan No Skor Frekuensi Persentase Keterangan 1 X ≥ 69 17 23 Sangat Tinggi 2 59 ≤ X 69 24 32 Tinggi 3 49 ≤ X 59 31 41 Rendah 4 X 49 3 4 Sangat Rendah Jumlah 75 100 Sumber : Data primer yang diolah Tabel di atas menunjukkan bahwa skor keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan terdapat 17 atau 23 mahasiswa dalam kategori sanggat tinggi, 24 atau 32 mahasiswa dalam kategori tinggi, 31 atau 41 mahasiswa dalam kategori rendah, dan untuk kategori sangat rendah 3 atau 4 mahasiswa. Kecenderungan skor keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan disajikan dalam diagram lingkaran pie chart berikut ini : Gambar 5. Pie Chart Kecenderungan Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan Sumber : Data primer yang diolah Gambar di atas menunjukkan bahwa variabel keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan memiliki kecenderungan rendah pada interval 49 ≤ X 59 yaitu sebanyak 31 mahasiswa. Menurut kuesioner yang telah peneliti bagikan kepada responden, dapat dilihat bahwa butir soal dengan perolehan skor terendah adalah butir soal nomor 4 yang berbunyi :”saya menunggu diundang dahulu untuk hadir disetiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi” butir soal ini memiliki total skor terendah yaitu 213. Dapat kita lihat dari sini mayoritas mahasiswa pendidikan IPS kurang memiliki kesadaran dalam mengikuti kegiatan organisasi karena mereka menunggu di undang terlebih dahulu untuk hadir di kegiatan organisasi. Selain itu butir soal nomor 6 juga memiliki perolehan skor 23 17 32 24 41 31 4 3 Distribusi Kecenderungan Skor Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahasiswaan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah yang rendah dibanding butir soal yang lain yakni sebesar 218. Bunyi butir soal nomor 6 yakni sebagai berikut : “pada saat rapat di organisasi, saya berusaha untuk mengeluarkan pendapat ”. Dapat kita lihat mayoritas responden memberikan skor yang rendah pada butir soal tersebut, maka dapat kita analisa bahwa mayoritas responden kurang memiliki kemampuan dalam mengeluarkan pendapat dalam forum organisasi kemahasiswaan. Disisi lain perolehan skor tertinggi dalam kueisoner tersebut terdapat pada butir soal nomor 19 yang berbunyi : “Saya memaksa teman-teman dalam organisasi untuk melaksanakan keputusan yang saya ambil”. Butir soal tersebut mermasuk butir soal negative dan mayoritas responden memberikan jawaban tidak pernah. Dari sini dapat kita lihat bahwa responden memiliki sifat toleransi dalam kegiatan keorganisasian, mayoritas dari mereka tidak memaksakan kehandaknya sendiri, mereka menghargai pendapat yang dimililki oleh anggota organisasi yang lain. 2 Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan IPS Motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang dapat menentukan keberhasilan mahasiswa. Dalam penelitian ini motivasi belajar yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan IPS diukur berdasarkan pendapat responden yang berhubngan dengan motivasi yang timbul dari dalam diri mahasiswa maupun yang dipengaruhi dari luar. Penilaian menggunakan Skala Likert modifikasi dengan 4 alternatif jawaban dimana 4 untuk skor tertinggi dan 1 untuk skor terendah. Berdasarkan data penelitian yang diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 untuk variabel motivasi belajar skor terendah yang dicapai adalah 60 dan skor tertinggi 77. Dari data tersebut diperoleh harga rerata mean sebesar 67.21 nilai tengah median sebesar 67, modus mode sebesar 70 dan standar deviasi sebesar 4.17. Guna menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus 1+3.3 log n, dimana n adalah jumlah subjek penelitian. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 75 sehingga diperoleh banyak kelas 1+3.3 log 75 = 7. Rentang data sebesar 77 – 60 = 17. Dengan diketahui rentang data maka dapat diperolah panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu 177 = 2.428 dibulatkan menjadi 3. Adapun distribusi frekuensi skor motivasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 19. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Belajar Mahasiswa Interval Frekuensi Persentase 60 - 62 10 13 63 - 65 11 15 66 - 68 24 32 69 - 71 23 31 72 - 74 1 1 75 - 77 6 8 Jumlah 75 100 Sumber : Data primer yang diolah Dari hasil distribusi ferkuensi data skor motivasi belajar mahasiswa yang disajikan pada tabel digambarkan dalam histogram sebagai berikut : Gambar 6. Histogram Frekuensi Skor Motivasi Belajar Sumber : Data primer yang diolah Histogram di atas menunjukkan frekuensi terbesar pada kelas interval 66 – 68 dengan frekuensi sebesar 24. Selanjutnya, dari hasil Mean Ideal Mi dan Standar Deviasi SDi dapat dilakukan klasifikasi mengenai kecenderungan variabel motivasi belajar, variabel tersebut digolongkan kedalam 4 kategori yaitu sanggat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Tabel berikut merupakan penghitungan kecenderungan variabel motivasi belajar : Menurut Djamari Mardapi 2008: 123 membagi kecenderungan tiap variabel menjadi empat ketegori sebagai berikut : Kategori sangat tinggipositif = X ≥ M + 1,5 SD Kategori tinggipositif = M ≤ X M + 1,5 SD 5 10 15 20 25 30 60 - 62 63 - 65 66 - 68 69 - 71 72 - 74 75 - 77 fr e kue nsi Interval Frekuensi Skor Motivasi Belajar Kategori rendah negatif = M – 1,5 SD ≤ X M Kategori sangat rendah negatif = X ≤ M – 1,5 SD Dengan demikian klasifikasi kecenderungan variabel dapat disajikan dalam tabel berikut : Tabel 20. Distribusi Skor Motivasi Belajar Mahasiswa No Skor Frekuensi Persentase Keterangan 1 X ≥ 73 22 29 Sangat Tinggi 2 67 ≤ X 73 23 31 Tinggi 3 61 ≤ X 67 22 29 Rendah 4 X 61 8 11 Sangat Rendah Jumlah 75 100 Sumber : Data primer yang diolah Tabel di atas menunjukkan bahwa kecenderungan variabel motivasi belajar terdapat 22 atau 29 mahasiswa dalam kategori sanggat tinggi, 23 atau 31 mahasiswa dalam kategori tinggi, 22 atau 29 mahasiswa dalam kategori rendah, dan untuk kategori sangat rendah 8 atau 11 mahasiswa. Kecenderungan motivasi belajar disajikan dalam diagram lingkaran pie chart berikut ini : Gambar 7. Pie Chart Kecenderungan Skor Motivasi Belajar Mahasiswa Sumber : Data primer yang diolah Gambar di atas menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar mahasiswa memiliki kecenderungan tinggi pada interval 67 ≤ X 73 yaitu sebanyak 23 atau 31 mahasiswa. Menurut kuesioner yang telah peneliti bagikan kepada responden, dapat dilihat bahwa butir soal dengan perolehan skor terendah adalah butir soal nomor 2 yang berbunyi :”saya menyediakan waktu khusus untuk belajar” butir soal ini memiliki total skor terendah yaitu 187. Dapat kita lihat dari sini mayoritas mahasiswa pendidikan IPS kurang memiliki kesadaran dalam membagi waktu untuk belajar, karena mereka tidak menyediakan waktu khusus dalam belajar, namun mereka masih tetap belajar walaupun tidak ada waktu khusus, hal ini dapat kita lihat dari angket yang merka isi mayoritas responden belajar setiap hari yakni sebanyak 42 mahasiswa atau sekitar 56 responden 29 22 31 23 29 22 11 8 Kecenderungan Skor Motivasi Belajar Mahasiswa Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah mengaku mereka belajar secara teratur setiap harinya sedangkan sisanya sebanyak 33 mahasiswa atau sekitar 44 tidak belajar secara teratur setiap hari. Disisi lain perolehan skor tertinggi yakni 278 dalam kueisoner tersebut terdapat pada butir soal nomor 21 yang berbunyi : “bapak ibu dosen mendukung saya untuk meraih prestasi yang tinggi di kampus”. Dalam butir soal tersebut dapat kita analisis bahwa faktor motivasi dari luar dalam hal ini dai bapak ibu dosen sangat mendukung pengembangan motivasi belajar mahasiswa. Dosen memiliki peran yang besar dalam menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa, untuk itu perlun dilakukannya pemberian motivasi atau semangat pada mahasisawa disela-sela kegiatan perkuliahan, atau dengan mengoptimalkan peran dosen pembimbing akademik dalam memberikan motivasi belajar kepada mahasiswa. 3 Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan IPS Prestasi belajar mahasiswa adalah hasil yang diperoleh mahasiswa dari proses belajar yang dilakukan selama periode tertentu, dalam hal ini prestasi belajar mahasiswa ditunjukkan dengan IPK. Peneliti mendapatkan data daftar IPK mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dari admin jurusan Pendidikan IPS. Peneliti mengkroscek kembali antara IPK yang dituliskan oleh responden pada angket dengan data yang diperoleh dari admin Jurusan Pendidikan IPS. Data yang digunakan sebagai dasar untuk analisis adalah dokumen siakad yang diperoleh dari admin jurusan pendidikan IPS. Dari data tersebut diperoleh IPK terendah yang dicapai adalah 3,16 dan IPK tertinggi 3,90. Harga rerata mean sebesar 3,46 nilai tengah median sebesar 3,47, modus mode sebesari 3,52 dan standar deviasi sebesar 0,15. Guna menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus 1+3.3 log n, dimana n adalah jumlah subjek penelitian. Dari perhitungan diketahui bahwa n = 75 sehingga diperoleh banyak kelas 1+3.3 log 75 = 7. Rentang data sebesar 3,90 – 3,16 = 0,74. Dengan diketahui rentang data maka dapat diperolah panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu 0,747 = 0,10 Adapun distribusi frekuensi variabel keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 21. Distribusi Frekuensi Prestasi Mahasiswa Interval Frekuensi Persentase 3.16 - 3.26 6 8 3.27 - 3.37 14 19 3.38 - 3.48 22 29 3.49 - 3.59 21 28 3.60 - 3.70 7 9 3.71 - 3.81 3 4 3.82 - 3.92 2 3 Jumlah 75 100 Sumber : Data primer yang diolah Dari hasil distribusi ferkuensi data hasil prestasi belajar disajikan dalam histogram sebagai berikut : Gambar 8. Histogram Frekuensi IPK Sumber : Data primer yang diolah Histogram di atas menunjukkan frekuensi terbesar pada kelas interval 3.39 – 3.48 dengan frekuensi sebesar 22 atau sebesar 29. Selanjutnya, prestasi belajar mahasiswa digolongkan kedalam 3 kategori kecenderungan varabel yaitu memuaskan, sangat memuaskan, dan dengan pujian. Untuk variabel Prestasi belajar Mahasiswa, tingkat kecenderungan variabel disusun berdasarkan Buku Peraturan Akademik Universitas Negeri Yogyakarta 2011: 27. IPK berdasarkan hasil kelulusan dan yudisium mahasiswa dalam belajar dinyatakan dalam table dibawah ini : 6 8 14 19 22 29 21 28 7 9 3 4 2 3 5 10 15 20 25 3.16 - 3.26 3.27 - 3.37 3.38 - 3.48 3.49 - 3.59 3.6 - 3.7 3.71 - 3.81 3.82 - 3.92 Frekuensi IPK Tabel 22. Kategori Kelulusan Program Sarjana S0 Dan S1 Jenjang Program Predikat IPK S0 dan S1 1 Memuaskan 2 Sangat Memuaskan 3 Dengan Pujian 2,00-2,75 2,76-3,50 3,50-4,00 Dengan demikian klasifikasi kecenderungan variabel dapat disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 23. Distribusi Kecenderungan Prestasi Belajar Predikat IPK frekuensi Persentase 1. Memuaskan 2. Sangat Memuaskan 3. Dengan Pujian 2,00-2,75 2,76-3,50 3,50-4,00 46 29 61 39 Jumlah 75 100 Sumber : Data primer yang diolah Tabel di atas menunjukkan bahwa dalam kecenderungan prestasi belajar mahasiswa terdapat 46 atau 61 mahasiswa dalam kategori sangat memuaskan, 29 atau 39 mahasiswa dalam kategori dengan pujian dan untuk kategori memuaskan 0, artinya tidak ada mahasiswa yang masuk kedalam kategori tersebut. Kecenderungan variabel prestasi belajar mahasiswa disajikan dalam diagram lingkaran Pie Chart berikut ini. Gambar 9. Kecenderungan Prestasi belajar Mahasiswa Sumber : Data primer yang diolah

2. Pengujian Prasyarat Analisis