BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi
a Pengertian Organisasi
Menurut Siswanto 2007: 73 menyebutkan bahwa “Organisasi
dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan
bersama”. Berdasarkan pendapat Siswanto tersebut, bahwa organisasi adalah interaksi antara
sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pendapat yang sama juga dijelaskan dalam
KBBI 2005: 803 organisasi adalah kelompok kerjasama antara orang- orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa setiap organisasi harus mempunyai tiga unsur dasar yaitu sekelompok orang, kerja sama,
dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai
tujan bersama. Dalam membentuk atau menentukan sebuah organisasi harus
diperhatiakan ciri-ciri yang ada. Ciri-ciri organisasi merupakan beberapa hal yang harus ada. Ciri-ciri organisasi menurut Siswanto 2007: 73 yaitu:
1. Suatu organisasi adalah adanya sekelompok orang yang
menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma, peraturan,
ketentuan, dan kebijakan yang telah dirumuskan dan masing masing pihak siap untuk menjalankannyadengan penuh
tanggung jawab.
2. Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang
tersebut saling mengadakan hubungan timbal balik, saling memberi dan menerima dan juga saling bekerja sama untuk
melahirkan dan merealisasikan maksud purpose, sasaran objective dan tujuan goal.
3. Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang
yang saling berinteraki dan bekerjasama tersebut di arahkan pada satu titik tertentu, yaitu tujuan bersama dan ingin
direalisasikan.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam organisasi ada
gabungan sekelompok orang yang terkait norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan, ada rasa saling bersama dan ada tujuan bersama.
Pada dasarnya, ormawa di suatu perguruan tinggi, di selenggarakan atas dasar prinsip dari oleh dan untuk mahasiswa itu sendiri. Organisasi
tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan mahasiswa kearah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan serta integritas
kepribadian mahasiswa. Ormawa juga sebagai wadah pengembangan kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa di perguruan tinggi yang meliputi
pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat, dan kegemaran mahasiswa itu sendiri Paryati Sudarman, 2004: 34
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan organisasai kemahasiswaan meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat,
bakat, dan kegemaran yang dapat diikuti oleh mahasiswa di tingkat jurusan, fakultas, dan universitas yang bertujuan untuk memperluas
wawasan, ilmu dan pengetahuan serta membentuk kepribadian mahasiswa.
Bertitik tolak pada berbagai penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi yaitu
mahasiswa yang secara aktif menggabungkan diri dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu untuk melakuakan suatu kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi, menyalurkan bakat, memperluas wawasan, dan membentuk kepribadian mahasiswa seutuhnya. Setelah kesemua itu
diperoleh oleh mahasiswa, diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk berprestasi, sehingga kegiatan organisasi tidak menjadi
faktor penghambat dalam memperoleh prestasi yang baik. Namun sebaliknya, menjadi faktor yang dapat mempengaruhi untuk mendapatkan
prestasi yang baik.
b Teori Organisasi
1 Teori Taylorisme
Taylorisme merupakan nama yang populer untuk gagasan F.W. Taylor dan kini bersinonim dengan sebutan
“efficiency expert”. Berikut lima prinsip dasar Taylorisme :
a. Geser tanggung jawab keorganisasian dari pekerja ke manajer.
Manajer adalah pihak yang harus memikirkan perencanaan dan perancangan kerja.
b. Gunakan metode ilmiah scientific method untuk menentukan
cara yang paling efisien untuk melakuakn suatu pekerjaan misalnya dengan memakai teknik time and motion study.
Kemudian rancanglah pekerjaan untuk tiap pekerja dengan
menetapkan secara jelas dan detail mengenai pekerjaan apa saja yang dilakukan.
c. Pilih orang yang tepat untuk melakuakan pekerjaannya secaea
efisien. d.
Latihlah karyawan tersebut untuk melakukan pekerjaannya secara efisien.
e. Lakuakan monitoring terhadap kinerja karyawan untuk
menjamin prosedur kerja yang telah ditetapkan benar-benar dijalankan dan tujuan yang dikehendaki dicapai.
Penggunaan teknik tersebut di atas ditujukan untuk mempersingkat waktu pengerjaan dengan memaksa para pekerja menghilangkan waktu
yang tidak produktif. Itu merupakan sabuah waktu dan gerak yang telah banyak dilakukan untuk menemukan cara terbaik dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan dibandingkan dengan “rule of tumb”. Perlu juga
dikemukakan di sini bahwa teknik Taylorisme tidak hanya diterapkan di pabrik production floor, tetapi juga di bagian administrasi office work
dengan cara memecah rangkaian pekerjaan integrated tasks menjadi komponen-komponen yang spesifik specialized components untuk
dikerjakan oleh masing-masing ahlinya. 2
Teori Kontijensi Struktural Hakikat teori kontijensi adalah tidak ada satu cara terbaik yang
dapat digunakan dalam semua keadaan situasi lingkungan. Masuknya pengaruh variabel lingkungan dalam analisis organisasi diawali dengan
kemunculan pendekatan sistem sistem approach dalam analisis organisasi dimana kemunculan pendekatan ini sebenarnya karena inspirasi
dari ilmu biologi. Menurut pendekatan ini organisasi adalah sebuah open sistem besar yang didalamnya terdiri dari beberapa sub-sistem yang saling
terkait. Organism di dalam sistem semacam itu akan mengambil dan sekaligus memberikan sesuatu dari dan kepada lingkungannya. Dengan
pola simbiosis take and give itulah organisasi mempertahankan hidupnya. Menurut Teori Kontijensi tujuan akhir sebuah organisasi dalam
beroprasi adalah agar dapat bertahan survive dan tumbuh growth atau disebut juga keberlangsungan viability. Ada dua hal yang dilakukan
organisasi untuk menjalankan penyesuaian hidup terhadap lingkungannya. Pertama, manajemen menata konfigurasi berbagai sub-sistem di dalam
organisasi agar kelihatan organisasi menjadi efisien. Kedua, bentuk-bentuk spesies organisasi memiliki efektivitas yang berbeda-beda dalam
menghadapi perubahan dalam lingkungan luar. Dengan kata lain mekanisme sistem pengendalian dapat sangat bervariasi sesuai dengan
variasi lingkungan yang dihadapi. Dalam rangka mencari cara yang efektif, organisasi seharusnya menghubungkan permintaan lingkungan
eksternal dengan fungsi-fungsi internalnya. Seorang manajer harus dapat mengatur harmonisasi fungsi-fungsi organisasinya dengan kebutuhan
manusia. Teori kontijensi memberi penekanan pada perlunya memfokuskan
pada perubahan. Tidak ada satu aturan atau hukum yang memberi solusi
terbaik untuk setiap waktu, tempat, semua orang atau situasi. Ada beberapa anggapan dasar dalam teori tersebut, yaitu antara lain:
a Manajemen pada dasarnya bersifat situasional. Konsekuensinya
teknik-teknik manajeman sangat bergantung pada situasi yang dihadapi. Jika teknik yang digunakan sesuai dengan permintaan
lingkungan, maka teknik tersebut dikatakan efektif dan berhasil. Dengan kata lain diversitas dan kompleksitas situasi
eksternal yang dihadapi organisasi harus dipecahkan dengan teknik yang sesuai.
b Manajemen harus mengadopsi pendekatan dan strategi sesuai
dengan permintaan setiap situasi yang dihadapi. Kebijakan dan praktik manajeman yang secara spontan dapat merespon setiap
perubahan lingkungan dapat dikatakan efektif. Untuk mencapai keefektifan
ini organisasi
harus mendisain
struktur organisasinya,
gaya kepemimpinannya,
dan sistem
pengendalian yang berorientasi terhadap situasi yang dihadapi. c
Ketika keefektifan dan kesuksesan manajeman dihubungkan secara
langsung dengan
kemampuannya menghadappi
lingkungan dan setiap perubahan dapat di atasi, maka harus ditingkatkan keterampilan mendiagnosa yang pro aktif untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan yang komperhensif. d
Manajer yang sukses harus menerima bahwa tidak ada satu cara terbaik dalam mengelola suatu organisasi. Mereka harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip
dan teknik-teknik
manajemen yang dapat diaplikasikan untuk semua waktu dan semua kebutuhan. Tidak ada solusi yang dapat diaplikasikan
secara universal. Gudono, 2009: 93-94. 3
Teori Keagenan Agency Theory Teori keagenan dibangun sebagai upaya untuk memahami dan
memecahkan masalah yang muncul manakala ada ketidak lengkapan informasi pada saat melakukan kontrak. Kontrak yang dimaksudkan di sini
adalah kontrak antara principal pemberi kerja, misalnya pemegang saham atau pimpinan perusahaan dengan agen penerima perintah, misalnya
manajemen atau bawahan. Teori keagenan meramal jika agen memiliki keunggulan informasi dibandingkan principal dan kepentingan agen dan
principal berbeda, maka akan terjadi principal-agen problem dimana agen akan melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya namun merugikan
principal. Beban yang muncul karena tindakan manajemen tersebut menjadi agency cost. Dalam konteks ini agency cost, adalah biaya
transaction cost atau lebih tepat lagi cost ef govermance yang terjadi manakala solusi organisasi adalah yang dipilih untuk mendistribusikan
barang dan jasa dalam masyarakat.
c Pengertian Keaktifan dalam Organisasi
Keaktifan berasal dari kata dasar “aktif” yang berarti giat atau rajin berusaha atau bekerja KBBI. 2007: 23. Berdasarkan dari arti kata
tersebut maka keaktifan dapat diartikan sebagai usaha seseorang yang
dilakukan dengan giat. Menurut Rohani 2004: 06 keaktifan terbagi atas dua macam yaitu aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah
jika seseorang giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengar, melihat atau pasif
kegiatan yang tampak. Sedangkan aktivitas pasif kejiwaan adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi
kegiatan yang tampak bila ia sedang mengamati, memecahkan persoalan, mengambil keputusan dan sebagainya.
Keaktifan dalam sebuah kegiatan erat kaitannya dengan partisipasi seseorang terhadap suatu kegiatan tertentu. Menurut Suryosubroto 2009:
293 keaktifan atau partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilancarkan oleh organisasi serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggungjawab atas keterlibatannya.
Lebih lanjut Suryosubroto 2009: 294 menjelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam keaktifan dalam kegiatan ekstrakulikuler sebagai
berikut: 1.
Keterlibatan anggota dalam segala kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi.
2. Kemauan organisasi untuk berinisiatif dan berkreasi dalam
kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi. Adapun sifat dari keaktifan tersebut adalah :
1. Adanya kesadaran dari para anggota kelompok
2. Tidak adanya unsur paksaan
3. Anggota merasa ikut memiliki
Keaktifan dapat diartikan juga sebagai kesibukan. Kesibukan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesibukan seseorang yang
melibatkan dirinya baik secara fisik maupun pasif dalam sebuah komunitas atau organisasi. Keaktifan seseorang dalam organisasi
merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut akan mudah dicapai apabila melibatkan diri dalam
organisasi. Menurut Winardi 2003: 26 organisasi adalah alat untuk mencapai suatu tujuan bersama dan mempunyai peran yang sangat penting
bagi keberlangsungan suatu kelompok atau institusi. Menurut Suryosubroto 2009: 299 keaktifan atau partisipasi dalam
suatu organisasi dipengaruhi oleh : 1.
Adanya daya tarik dari objek yang bersangkutan 2.
Karena diperintahkan untuk berpartisipasi 3.
Adanya manfaat bagi dirinya Pendapat lain juga diungkapkan oleh Thoha 2007: 116 yang
mencoba menjelaskan pengertian organisasi dengan mengenalkan tujuh kekayaan yang melekat pada organisasi. Ketujuh kekayaan tersebut antara
lain: organisasi mempunyai tujuan, organisasi mempunyai kerangka, organisasi mempunyai cara yang memberikan kecakapan bagi anggotanya
untuk melaksanakan kerja dan mencapai tujuan tersebut, organisasi di dalamnya terdapat proses interaksi hubungan kerja antara orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidupnya dan organisasi mempunyai
hasil-hasil yang ingin dicapai. Berdasarkan beberapa pengertian tentang keaktifan dan organisasi
maka dapat diketahui bahwa keaktifan dalam organisasi adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang dimana orang-orang tersebut terlibat aktif,
berkumpul, berinteraksi, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin, dan terkendali untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati.
d Bentuk Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi Kemahaswaan
Pelaksanaan kegiatan keorganisasian harus dapat meningkatkan pengayaam mahasiswa yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor serta
mendorong mahasiswa untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki, hal ini merupakan salah satu tujuan dari adanya organisasi
kemahasiswaan. Seperti yang diungkapkan oleh Suryosubroto 2009: 300 bahwa
tujuan organisasi tidak lain daripada tujuan-tujuan para anggotanya. Menurut Susseldrop seperti yang dikutip oleh Suryosubroto 2009: 300
keaktifan dalam suatu organisasi pada intinya terdiri atas : 1.
Mendatangi pertemuan. 2.
Melibatkan diri dalam diskusi. 3.
Melibatkan diri dalam aspek organisasi dari proses partisipasi, misalnya mengikuti kegiatan yang dilaksanakan.
4. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan
dengan cara menyatakan pendapat atau masalah. 5.
Ikut serta dalam memanfaatkan hasil program, misalnya : ikut serta dalam latihan program atau ikut serta dalam
memanfaatkan keuntungan. Sedangkan
menurut Muchlis
Yahya yang
dikutip dari
Suryosubroto 2009: 301 mengemukakan bahwa untuk mengukur keaktifan anggota antara lain:
1. Kerajinan dan ketepatan membayar simpanan.
2. Seringnya menghadiri latihan.
3. Seringnya menghadiri rapat.
4. Motivasi anggota.
Suryosubroto 2009: 302 menjelaskan bentuk keaktifan dalam kegiatan organisasi adalah:
1. Tingkat kehadiran dalam pertemuan.
2. Jabatan yang dipegang.
3. Pemberian saran, usulan, kritik, dan pendapat bagi peningkatan
organisasi. 4.
Kesediaan anggota untuk berkorban. 5.
Motivasi anggota.
e Macam-macam Organisasi Mahasiswa
Kampus sebagai bagian dari lingkungan sosial kemasyarakatan menjadi tempat penguatan kapasitas intelektual mahasiswa secara ilmiah
dan sebagai tempat pembentukan moral dan kepribadian mahasiswa melalui kegiatan organisasi kemahasiswaan yang ada didalamnya.
Berbagai kegiatan kemahasiswaan diselenggarakan dalam rangka mendukung terciptanya kepribadian mahasiswa seutuhnya. Universitas
Negeri Yogyakarta juga menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan sebangai wadah bagi mahasiswa yang ingin menyalurkan minat, bakat,
dan kegemarannya dibidang masing-masing. Organisasi mahasiswa Ormawa di tingkat universitas terdiri dan
Badan Eksekutif Mahasiswa BEM. Dewan Perwakilan Mahasiswa DPM, dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa MPM. Ormawa di
tingkat Fakultas adalah Badan Ekesekutif Mahasiswa Fakultas BEMF dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas, sedangkan di tingkat
jurusanprodi terdapat Himpunan Mahasiswa HIMA Jurusanprodi. Sementara itu, untuk mewadahi minat, bakat, dan pembinaan prestasi
mahasiswa, terdapat Unit Kegiatan Mahasiswa UKM di tingkat universitas dan fakultas. BEM KM UNY adalah lembaga eksekutif
tertinggi di tingkat universitas yang menjalankan roda pemerintahan mahasiswa.
Pembinaan bidang Ormawa dimaksudkan untuk menyalurkan, mengembangkan dan mengarahkan Ormawa baik di tingkat universitas
yakni BEM, MPM, DPM, tingkat fakultas yakni BEMF, dan DPMF, maupun tingkat jurusan yakni Hima JurusanProdi. Pembinaan dilakukan
melalui pembimbingan, pendampingan, dan penyediaan dana serta sarana
prasarana yang diperlukan. Untuk menyediakan kantor sekertariat Ormawa dan UKM tingkat universitas yang terpadu dan representatif, pada saat ini
UNY bersyukur telah mempunyai gedung Student an Multicultural Center yang telah diresmikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono
X pada Mei 2008. Dengan adanya gedung tersebut diharapkan koordinasi terhadap kegiatan
– kegiatan Ormawa dan UKM tingkat universitas akan menjadi lebih baik.
Unit Kegiatan Mahasiswa UKM adalah lembaga kemahasiswaan tempat berhimpunnya para mahasiswa yang memiliki kesamaan minat,
kegemaran, kreativitas, dan orientasi aktivitas penyaluran kegiatan ekstrakulikuler di dalam kampus. UKM merupakan organisasi
kemahasiswaan yang mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler kemahasiswaan yang bersifat
penalaran, minat dan kegemaran, kesejahteraan, dan minat khusus sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Kedudukan lembaga ini berada
pada wilayah universitas yang secara aktif mengembangkan sistem pengelolaan organisasi secara mandiri.
UKM UNY dikelompokkan dalam empat bidang, yaitu Bidang Penalaran,
Bidang Olah
Raga, Bidang
Seni, dan
Bidang KesejahteraanKhusus.
Bidang Penalaran
berkonsentrasi pada
pengembangan cara berpikir yang sistematis, komprehensif, dan tepat. Dengan demikian, penalaran merupakan cara berpikir yang tepat bagi
mahasiswa yang mampu mempersiapkan dirinya menjadi manusia
penganalisis. Setiap problem, baik dari diri sendiri maupun dari masyarakat, akan dapat dipecahkan bila seorang mahasiswa memiliki
kemampuan berpikir analitik. Realisasi pembinaan bidang penalaran di antaranya dengan melakukan penelitian, mengikuti Lomba Inovasi dan
Teknologi Mahasiswa LITM, Lomba Karya Tulis Mahasiswa LKTM, Program Kreativitas Mahasiswa PKM, jurnalistik, dan debat bahasa
Inggris. Bidang
Olahraga berkonsentrasi
pada peningkatan
mutu pembinaan minat dan kegemaran mahasiswa dalam bidang olahraga.
Tujuannya, agar dapat mengembangkan kemampuan berorganisasi , kepemimpinan, kesehatan jiwa dan kesegaran jasmani, sportivitas,
kedisiplinan, dan pencapaian prestasi dalam berbagai cabang olahraga. Bidang Seni berkonsentrasi pada peningkatan mutu pembinaan
dalam dunia seni dan menyalurkan minat dan kegemaran mahasiswa di bidang seni, memotivasi aspirasi, kreativitas, dan kecintaan terhadap seni
budaya bangsa dan berbagai budaya bangsa lain. Bidang KesejahteraanKhusus berkonsentrasi pada peningkatan
mutu permbinaan kesejahteraan mahasiswa yang meliputi dua kegiatan a pembinaan kesejahteraan mahasiswa melalui layanan beasiswa, layanan
pemeriksaan kesehatan, asuransi, bursa kerja khusus, kerohanian, bimbingan dan konseling, dan koperasi dan b pembinaan kewirausahaan.
Sementara itu,
kegiatan khusus
mahasiswa bertujuan
untuk
menumbuhkembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta kecintaan terhadap tanah air dan sesama.
Masing – masing bidang kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bidang Penalaran
a. UKM Penelitian
b. UKM Lembaga Pers Mahasiswa “EKSPRESI”
c. UKM Radio “Magenta FM”
d. UKM Bahasa Asing
e. UKM Rekayasa Teknologi “RESTEK”
2. Bidang Seni
a. UKM Musik “SICMA BAND”
b. UKM Unit Studi Sastra dan Teater UNSTRAT
c. UKM Keluarga Mahasiswa Seni Tradisi KAMASETRA
d. UKM VokalPaduan Suara Mahasiswa “Suara Wardhana”
e. UKM Seni Rupa dan Fotografi
3. Bidang Olahraga
a. UKM Atletik
b. UKM Bola Voli
c. UKM Catur
d. UKM Hockey
e. UKM Judo
f. UKM Karate
g. UKM Pecinta Alam “MADAWIRNA”
h. UKM Panahan
i. UKM Pencak Silat
j. UKM Renang
k. UKM Sepak Bola
l. UKM Softball BaseBall
m. UKM Tenis Lapangan
n. UKM Tenis Meja
o. UKM Tae Kwon Do
p. UKM Marching Band “CDB”
q. UKM Bola Basket
r. UKM Bulu Tangkis
s. UKM Sepak Takraw
4. Bidang Kesejahteraan
a. UKM Koperasi Mahasiswa “Kopma UNY”
b. UKM Unit Kegiatan Kerohanian Islam “UKKI”
c. UKM Ikatan Keluarga Mahasiswa Katholik “IKMK”
d. UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen “PMK”
e. UKM Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma “KMHD”
5. Bidang Khusus
a. UKM Pramuka Racana W.R. Supratman dan Racan
Fatmawati b.
UKM Resimen Mahasiswa “PASOPATI” c.
UKM Korps Suka Rela PM “KSR-PMI”
f Manfaat Organisasi
Organisasi merupakan kegiatan yang tidak wajib atau pilihan yang penting untuk diikuti oleh mahasiswa selama studinya sehingga
melengkapi hasil belajar secara utuh. Menurut Silvia Sukirman 2004: 69 dengan mengikuti kegiatan organisasi akan memperoleh manfaat sebagai
berikut : 1.
Melatih bekerja sama dalam bentuk tim kerja multi disiplin. 2.
Membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin, dan bertanggungjawab.
3. Melatih berorganisasi
4. Melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat dimuka
umum 5.
Membina dan mengembangkan minat bakat 6.
Menambah wawasan 7.
Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada masyarakat dan lingkungan mahasiswa
8. Membina kemampuan kritis, produktif, kreatif, dan inovatif
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan berorganisasi mahasiswa akan memperoleh banyak manfaat
amtara lain melatih kerjasama, menambah wawasan, dan membina kepercayaan diri untuk tampil dimuka umum. Selain itu mahasiswa juga
memperoleh wawasan yang luas sehingga dalam hal motivasi berprestasi dapat meningkat, namun jika dalam melakukan kegiatan organisasi tidak
diimbangi dengan faktor lain seperti kemampuan interpersonal yang baik maka kegiatan organisasi dapat mernghambat meningkatnya motivasi
berprestasi mahasiswa. Namun sebaliknya apabila faktor kegiatan organisasi serta kemampuan interpersonal mahasiswa baik maka dapat
meningkatkan motivasi mahasiswa dalam berprestasi.
g Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi
untuk melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam suatu organisasi mempelajari budaya yang berlaku di dalam
organisasinya. Apalagi bila ia sebagai orang baru supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat bekerja, ia berusaha mempelajari apa yang
dilarang dan apa yang diwajibkan, apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah; dan apa yang harus dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan di dalam organisasi. Jadi budaya organisasi mensosialisasikan dan menginternalisasi pada para anggota organisasi
Edy Sutrisno, 2010. Budaya organisasi merupakan seperangkat sistem nilai values,
keyakinan-keyakinan beliefs, asumsi-asumsi assumptions, atau norma- norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota
suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah- masalah organisasinya.
Budaya organisasi bersifat dinamis dan mengikuti perubahan lingkungan, ada yang bersifat evolusi, tetapi dapat terjadi juga berlangsung
cepat karena kondisi-kondisi tertentu. Perubahan budaya merupakan perubahan perilaku kerja dan pola kerja yang sebenarnya dan seluruh
anggota organisasi. Pendapat lain dikemukakan oleh Sodang P. Siagian 2004: 27,
budaya organisasi adalah kesepakatan bersama tentang nilai yang dianut bersama dalam kehidupan organisasi dan mengikat semua orang dalam
organisasi yang bersangkutan. Budaya organisasi merupakan sistem nilai dan keyakinan bersama yang dianut oleh semua pihak yang harus
berinteraksi dalam rangka pencapaian tujuan. Semua sumber daya manusia harus dapat memahami dengan benar
budaya organisasinya, karena pemahaman ini sangat berkaitan dengan setiap langkah ataupun kegiatan yang dilakukan, baik perencanaan yang
bersifat strategis dan taktikal maupun kegiatan implementasi perencanaan, setiap kegiatan tersebut harus berdasar pada budaya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah suatu budaya yang terorganisasi dengan baik dan sebuah
sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi satu dengan organisasi yang lain. Manusia dalam
mencapai tujuannya dilakuakan melalui sebuah organisasi yang dibentuk oleh manusia itu sendiri, manusia dalam menjalankan suatu organisasi
selalu disesuaikan dengan perkembangan budaya. Dengan demikian selalu ada interaksi antara budaya dengan organisasi.
2. Tinjauan Motivasi Belajar