90
hasil belajar IPS kelas IV SD Negeri Tukangan mengalami peningkatan kembali menjadi 88 dalam kategori tinggi. Sementara itu, untuk siswa yang
belum mencapai ketuntasan minimal mengalami penurunan dari pra tindakan ke siklus I dan siklus II. Dalam pra tindakan siswa yang belum mencapai
ketuntasan minimal sebesar 68 dengan kategori tinggi menurun menjadi 44 dengan kategori sedang pada siklus I. Pada siklus II siswa yang belum
mencapai ketuntasan minimal menjadi 12 dengan kategori rendah. Untuk nilai rata-rata kelas meningkat dari 60 dalam pra tindakan meningkat menjadi
67.6 pada siklus I dan pda siklus II menjadi 81.6. Dalamn pra tindakan, siklus I dan siklus II ada beberapa anak yang mengalami kenaikan ataupun
penurunan didalam siklus I ataupun siklus II. Penyebab hal itu, dikarenakan karakteristik siswa serta faktor-faktor belajar masing-masing siswa berbedda-
beda. Dalam siklus I dan II siswa telah mampu membuat pemecahan masalah
yang komplek dari masalah-masalah social yang disajikan oleh guru. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Gijselaers dalam Fathurrohman 2015: 113
penerapan PBI menjadikan peserta didik mampu mengidentifikasi informasi yang diketahui dan diperlukan serta strategi yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah. Jadi, penerapan PBI dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor 30 dengan kategori baik. Pada siklus kedua aktivitas siswa meningkat dengan
mendapatkan skor 36 dalam kategori sangat baik.
Aktifnya siswa selama proses
91 belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi
siswa untuk belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Rousseuau dalam Sardiman 2012:96, yaitu bahwa tanpa adanya aktivitas, proses
belajar tidak mungkin akan terjadi.
Dalam penelitian ini sudah sesuai dengan pendapat Hamalik 2009: 112 yang menyatakan bahwa hasil belajaradalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
D. Keterbatasan Penelitian
a. Media gambar yang dipakai dalam siklus I kurang besar. b. Observer belum pernah berlatih dalam melakukan observasi terhadap
aktivitas siswa kurang cermat. c. Uji validitas hanya sampai uji validitas teoritis.
92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model
problem based instruction dengan media gambar pada siswa kelas IV SDN Tukangan Yogyakarta, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS melalui model problem based instruction dengan media gambar mengalami peningkatan yang dari pra tindakan dimana siswa
yang mendapatkan nilainilai ≥ 70 sebanyak 8 siswa atau 32 ketercapaian hasil belajar rendah menjadi 14 siswa atau sebesar 56ketercapaian hasil
belajar sedang. Bagitu juga untuk siklus kedua sebanyak 22 siswa atau 80ketercapaian hasil belajar sangat tinggi mendapatkan nilai ≥ 70.
Sementara itu, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model problem based instruction dengan media gambarmengalami perbaikan dari kategori
baik saat siklus I menjadi sangat baik pada saat siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian melalui penerapan model kooperatif tipe problem based instruction pada siswa kelas IV SDN Tukangan maka saran
yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.
93
1. Bagi guru Penerapan model problem based instruction dengan media gambar
terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS yaitu pada aktivitas siswa, dan hasil belajar. Oleh karena itu, model problem based
instruction dengan media gambar dapat dijadikan acuan guru sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran
yang lain. 2. Bagi siswa
Melalui penerapan model problem based instruction dengan media gambar terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar
karena dalam pembelajaran tersebut siswa dapat megembangkan inkuiri, melakukan penyelidikan autentik, mengembangkan rasa percaya diri dan
dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menyelesaikan suatu pokok permasalahan yang diajukan oleh guru.
Sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi SekolahLembaga Penelitian melalui model problem based instrcuction dengan media
gambar ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru, lembaga maupun pengembang pendidikan lainya, sehingga model
problem based instruction dengan media gambar menjadi lebih baik, dan tujuan pembelajaran semakin efektif dan efisien.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2014. Penilaian Autentik: Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ahmad Susanto.2013.Teori
Belajar dan
Pembelajaran di
Sekolah Dasar.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anderson, Lorin W, dkk. 2015. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran , Pengajaran, dan Asesmen. Alih Bahasa: Agung Prihantoro.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arnie Fajar. 2005. Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT Remaja.
Arsyad, Azhar.2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.
Buchari Alma.2005. Hakikat Studi Sosial. Bandung: Alfabeta.
Daryanto.2010. Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media. Depdiknas.2006.Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS
untuk SDMI.Jakarta: Depdiknas. Djamarah, Syaiful. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Asdi Mahasatya. Dimyati dan mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
E. Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan
Kompetendi Dasar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.