22
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat. b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan
metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang
dimasyarakat. d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu da masalah-masalah sosial serta
mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun
masyarakat. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan IPS adalah untuk
membentuk ranah kognitif, ranah afektif serta ranah psikomotor pada siswa. Ilmu Pengetahuan Sosial memfokuskan tujuannya untuk membentuk siswa
agar mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam kehidupannya dimasa yang akan
datang sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Kelak siswa harus mampu menyelesaikan masalh-masalah yang ada dalam
kehidupan bermasyarakat, oleh karena itu siswa harus dilatih sejak dini
23
untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran IPS salah satunya dengan model Problem Based Instruction.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS Menurut Sapriya 2006: 160, pada jenjang sekolah dasar,
pengorganisasian materi mata pelajarn IPS menganut pendekatan terpadu, artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada
disiplin ilmu yang terpisah melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangn
berpikir, dan kebiasaan bersikap da berperilaku. Ruang lingkup materi pembelajaran IPS di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah yang tercantum
dalam kurikulum Depdiknas 2006, sebgai berikut : a. Manusia, tempat, dan lingkungan.
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c. Sistem sosial dan budaya.
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Menurut Ahmad Susanto 2013: 160 ruang lingkup materi IPS di
sekolah dasar memiliki karakteristik, sebagai berikut: a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,
sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga humaniora, pendidikan dan agama.
b. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas
24
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau tpoik tema tertentu.
c. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
multidisipliner. d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa
dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi, dan pengolahan lingkungan, struktur, proses dan
masalah sosial serta upaya-upayaperjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan.
e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji memahami fenomena sosial serta kehidupan
manusia secara keseluruhan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup IPS di
sekolah dasar meliputi 1 Manusia, tempat, dan lingkungan, 2 Waktu, keberlanjutan, dan perubahan, 3 Sistem sosial dan budaya, 4 Perilaku
ekonomi dan kesejahteraan. Ilmu Pengetahuan Sosial mengacu pada aspek kehidupan nyata peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat
perkembangan berpikir, dan kebiasaan bersikap dan berperilaku. Penelitian ini menggunakan Kompetensi Dasar 2.4 mengenal permasalahan social
didaerahnya dengan
indikator 1
mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan pribadi, 2 membedakan masalah pribadi dan sosial, dan 3 menentukan pemecahan masalah tentang masalah-masalah pribadi.
25
C. Problem Based Instruction 1. Pengertian Model Problem Based Instruction PBI
Menurut Dewey dalam sudjana 2001:19 belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan dua
arah belajar dan lingkungan. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh
pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya Trianto, 2009: 92.
Menurut Arends dalam Jamil 2013: 215, pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa
mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan
berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. PBI adalah suatu model pembelajaran yang mana siswa sejak awal
dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat Student Centered Jamil, 2013: 215-126.
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati
oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pebelajaran ini, sering kali siswa mengunakan bermacam-macam keterampilan prosedur
pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran ini dilandasi teori kontruktivistik.
Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan masalah nyata
26
yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana
pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan. Guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya
tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan Suasana yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan membantu menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks Ratumanan dalam
Trianto, 2009: 92. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian, dan
rasa percaya diri.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Model Problem Based Instruction
Menurut Arends Trianto, 2007: 93 Pembelajaran problem based instruction memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Pengajuan pernyataan masalah. Pembelajaran dilaksanakan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pernyataan dan masalah yang
bermakna bagi siswa.
27
b. Berfokus pada keterkaitan antardisiplin. Masalah yang akan ditinjau siswa harus dari berbagai displin ilmu.
c. Penyelidikan autentik. Siswa harus menyelidiki masalah secara autentik guna menemukan solusi untuk masalah tersebut.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk menghasilkan sebuah produk berupa solusi dari sebuah
masalah dan mendemonstrasikan produk itu didepan teman-temannya. e. Kolaborasi. Pembelajaran ini dilaksanakan secara kelompok sehingga
menuntut siswa untuk saling bekerja sama. Sementara itu, PBI memiliki beberapa tujuan antara lain:
1 Keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah 2 Belajar peranan orang dewasa yang autentik
3 Menjadi pembelajar yang mandiri PBI menutut dan membantu siswa untuk dapat berkembang dengan baik
dari waktu ke waktu.
3. Tujuan Model Problem Based Instruction
Tujuan problem based instruction menurut Trianto 2007: 95 adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan berfikir dan pemecahan masalahProblem based instruction memberikan dorongan kepada siswa untuk tidak hanya sekedar berfikir
sesuai yang bersifat konkret, tetapi lebih dari itu berfikir terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks, sehingga siswa memiliki keterampilan
berfikir tingkat tinggi.
28
b. Belajar peranan orang dewasa Menurut Resnick, problem based instruction memiliki implikasi yaitu:
1 Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. 2 Memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong
pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran orang yang diamati atau diajak dialog.
3 Melibatkan siswa dalam penyelidikan plihan sendiri, sehingga memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan
fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap fenomena tersebut secara mandiri.
c. Keterampilan untuk pembelajaran mandiri Problem based instruction berusaha membantu siswa menjadi
mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan,
mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam
hidupnya kelak.
4. Langkah-Langkah Model Problem Based Instruction
Pembelajaran problem based instruction mempunyai lima fase dalam pembelajaran, perilaku guru dan siswa yang dikehendaki yang berkaitan
dengan setiap fase dideskripsikan seperti berikut: