68
langsung membantu atau mengambil alih pekerjaan siswa, melainkan dengan memberikan instruksi terlebih dahulu atau mengingatkan
anaknya. Pada saat dengan instruksi anak masih belum mengerti dan paham, hal yang dilakukan orang tua dengan memberikan contoh cara
melakukan aktivitas tersebut. Sehingga siswa akan lebih mudah memahami atau dapat belajar aktivitas bina diri dengan benar dari
yang dicontohkan oleh orang tuanya.Sikap pola asuh seperti itu dapat dilihat hasilnya pada perkembangan kemampuan bina diri siswa yang
semakin hari mengalami peningkatan.
3. Bimbingan
dan Pengarahan
dari Orangrtua
dalam Mengembangkan Kemandirian Bina Diri Anak
Cerebral palsy Tipe Spastik
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, bimbingan dan arahan dari orang tua dalam mengembangkan kemandirian bina diri DP dapat
dgambarkan melalui tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 6. Display Data Bimbingan dan Pengarahan dari Orangrtua dalam Mengembangkan Kemandirian Bina Diri Anak Cerebral palsy
Tipe Spastik
Aspek Data
Sumber Teknik
Pengumpulan Data
Bimbingan dan
Arahan Orang Tua dalam
Mengembangkan Kemandirian
Bina Diri Anak Cerebral
palsy tipe spastik Orang
tua memberikan
bimbingan dan arahan
dalam melatih
bina diri
pada subyek,
baik memberikan
instruksi sigkat, pendampingan
dan bantuan
dengan tindakan secara
langsung
Orang tua, nenek subyek.
Wawancara, observasi
69
Pada tabel diatas, menunjukkan bahwa orang tua DP tidak langsung membantu DP dalam menyelesaikan aktivitas nya, namun
mereka membantu DP untuk menyelesaikan aktivitasnya dengan cara memberikan bimbingan dan arahan agar mampu mengerjakan sendiri.
Bimbingan dan arahan yang diberikan oleh orang tua berupa instruksi singkat, pendampingan dan bantuan dengan tindakan secara langsung.
Pemberian bimbingan dan arahan dari orang tua seperti yang diungkapkan oleh keluarga ibu EM orang tua DP sebagai berikut:
“ya sampai sekarang masih sering beri instruksi mbak, misalnya dia sedang mandi, dia hanya mengguyur badan tanpa mencuci
mukanya. Ya saya beritahu kalo mandi itu harus dicuci semuanya. Saya ajarin cara mencuci muka juga, tapi kalau buat keramas,
dibelum bisa nyuci rambutnya sampai belakang. Saya ajarin tapi DP belum paham juga, makanya saya tangani langsung sambil saya
ngasih tw cara yang benar mencuci rambut” wawancara tanggal 10 April 2016
Pemberian bimbingan dan arahan yang dilakukan oleh orang tua DP juga diungkapkan oleh nenek DP, yaitu sebagai berikut:
“ya sedikit demi sedikt mbak dalam membimbing DP. tahapnnya ya, saya langsung pas melatih makan, saya sambil memegang
tangan DP, saya mengatakan, ambil nasinya, ambil sayurnya, lauknya. Dekatkan dengan tubuh piringnya supaya nasinya tidak
berceceran. Kadang, saat saya nglatih makan, dia Cuma ambil lauknya. Ya saya langsung menegur, ambil nasinya juga. Jangan
langsung ambil lauk. Nanti lauk habis nasinya tidak ke makan, gitu mbak. Harus jelas lah pokokny
a.” wawancara tanggal 29 April 2016
Hasil observasi pada tanggal 14 April 2016, saat DP sedang keramas, DP tidak mampu memijat kepala bagian belakang, lalu ia
minta bantuan pada ibunya untuk memijatnya agar semuanya bersih. Sambil memijat bagian belakang, DP diberi bimbingan cara memijat
70
kepala bagian belakang. Orang tua tidak terlihat marah saat DP meminta bantuan dengannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu dan nenek DP serta hasil observasi diatas, maka dapat dikatakan bahwa orang tua DP dalam
memberikan pengasuhan tentang bina diri dengan cara membimbing dan memberi pengarahan pada anak. Bimbingan dan pengarahan yang
diberikan yaitu berupa memberi instruksi pada anak, memberi contoh cara mengerjakan kegiatan, dan juga diambil alih langsung pekerjaan
tersebut jika anak belum mampu mengikuti instruksi dari orang tua.
4. Peraturan dan Control Orang tua dalam Mengembangkan