70
kepala bagian belakang. Orang tua tidak terlihat marah saat DP meminta bantuan dengannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu dan nenek DP serta hasil observasi diatas, maka dapat dikatakan bahwa orang tua DP dalam
memberikan pengasuhan tentang bina diri dengan cara membimbing dan memberi pengarahan pada anak. Bimbingan dan pengarahan yang
diberikan yaitu berupa memberi instruksi pada anak, memberi contoh cara mengerjakan kegiatan, dan juga diambil alih langsung pekerjaan
tersebut jika anak belum mampu mengikuti instruksi dari orang tua.
4. Peraturan dan Control Orang tua dalam Mengembangkan
Kemandirian Bina Diri Anak Cerebral palsy Tipe Spastik
Dalam mengembangkan kemandirian bina diri pada subyek DP, orang tua juga membuat peraturan dan melakukan pengawasan saat DP
melakukan aktivitas sehari-harinya. Peraturan dan kontrol orang tua terhadap mengembangkan kemandirian bina diri DP dapat dirangkum
pada tabel 6 dibawah ini: Tabel 7. Display data Peraturan dan Control Orang tua dalam
Mengembangkan Kemandirian Bina Diri Anak Cerebral palsy Tipe Spastik
Aspek Data
Sumber Teknik
Pengumpulan Data
Peraturan dan
Control Orang tua dalam
Mengembangkan Kemandirian Bina
Diri
Anak Cerebral
palsy Tipe Spastik
Orang tua
menerapkan beberapa peraturan
namun tidak mutlak dan tidak berupa
peraturan
tertulis melainkan
hanya berupa
peraturan lisan.
1. Orang tua
2. nenek
subyek Wawancara
71
Pada tabel diatas, peneliti memperoleh hasil bahwa peraturan dan kontrol dari orang tua terhadap DP, orang tua menerapkan beberapa
peraturan namun tidak mutlak dan tidak berupa peraturan tertulis melainkan hanya berupa peraturan lisan.
Peraturan dan control orang tua DP dalam mendidik dan mengembangkan kemandirian bina diri DP diperoleh wawancara
sebagai berikut:
“ya saya sekeluarga tidak membuat peraturan tertulis ya mbak. Peraturan itu anjuran saya waktu anak saya melakukan kegiatan
mandi. Misalnya, DP sedang makan, dalam makan DP saya ajari pakai tangan kanan, karena kan lebih sopan ya mbak kalo menurut
orang jawa. Trus waktu makan, pasti ya berantakan mbak makanannya,karena dia kan kaku, kadang tidak tepat ke mulut,
nah habis makan itu anak saya saya suruh buat ngembersihin mejanya dengan lap bersih. Ya kurang lebih seperti itu mbak
peraturannya.
Hal yang
sederhana tapi
membangun dia.”wawacara tanggal 12 April 2016
Nenek DP selaku orang yang dekat dengan ibunya DP menambahkan:
“wah ya gak mbak. Kasihan kalo ada peraturan. Paling iya, tapi ga kayak di sekolah itu yang penuh dengan peraturan. Ada
peraturan sederhana. Mau pipis buang air kecil ya harus ke kamar mandi, biar anaknya ga sembarangan. ngompol juga
diminimal. Kalau mau buang air bilang. Kalau terlanjur salah, anak ya wajib tak ingatkan kan mbak.” wawancara tanggal 29
April 2016
Dari hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa orang tua DP dalam melatih dan mendidik anak, beliau menerapkan peraturan-
peraturan yang harus patuhi oleh DP. Peraturan tersebut tidak mutlak dan tidak berupa peraturan tertulis. Peraturan yang dibuat oleh orang
tua hanya berupa peraturan lisan. Orang tua hanya menerapkan hal
72
yang sudah seharusnya dipelajari oleh anaknya dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Peraturan-peraturan itu dibuat dengan tujuan
untuk mendisiplinkan anaknya. Orang tua dalam mengasuh anak di rumah tidak hanya membuat
atau menerapkan peraturan yang harus ditaati oleh anaknya, namun juga melakukan control dan perhatian terhadap anak. Kontrol dan
perhatian orang tua pada anak juga berpengaruh untuk perkembangan anak. Ibu EM juga melakukan control dan perhatian terhadap DP untuk
mengembangkan kemandirian bina dirinya. Berikut ini hasil wawancara dengan Ibu EM terkait control dan perhatian orang tua
terhadap DP yaitu sebagai berikut: “kalo sekarang saya selalu mengontrol kegiatan DP mbak. Kalau di
rumah pas tidak ada saya ya sama simbahnya. Dulu seringnya yang mengontrol kegiatan DP simbahnya sama ayahnya karna dulu saya
kerja pagi sampai sore. Tapi setelah DP uda gede ini, saya mengurangi jam kerja. Sekarang saya kerja dari jam 08.00-10.00,
itu juga jam DP sekolah. Sekarang gentian ayahnya sering kerja
jadi kurang memperhatikan DP.” wawancara tanggal 12 April 2016
Hasil observasi pada tanggal 19 April 2016, saat DP selesai makan,
ibunya meminta DP untuk membersihkan meja karena banyak nasi yang berceceran setelah makan. Setelah mendengar ibunya berkata
begitu, DP langsung mengejap meja makan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu EM dan nenek SM serta
hasil observasi diatas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya dalam memberikan pengasuhan pada anak, khususnya pada anak cerebral
palsy tipe spastik pemberian perhatian dan melakukan pengontrolan
73
kegiatan anak sehari-hari perlu dilakukan oleh orang tua anak. pemberian perhatian dan kontrol orangtua pada anak dapat mengetahui
aktivitas yang dilakukan anak-anaknya dan dapat mengetahui tingkat perkembangan pada anaknya.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu EM, juga dapat diketahui bahwa dalam melakukan pengontrolan dan memberikan perhatian pada
anak juga lebih sering dilakukan oleh Ibu daripada seorang ayah, karena kesibukan seorang ayah yang harus bekerja dan juga anak lebih
dekat dengan ibunya.
5. Faktor Penghambat Orang tua dalam Mengembangkan