ketertarikan terhadap profesi guru, perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru. Oleh karena itu, Minat
mahasiswa menjadi guru dapat diukur melalui komponen-komponen antara lain adanya pengetahuan dan informasi yang memadai mengenai profesi guru,
adanya perasaan senang dan ketertarikan terhadap profesi guru, adanya perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru, serta adanya kemauan dan
hasrat untuk menjadi guru.
c. Tiga Pendekatan Penelitian Tentang Minat
Krapp et al., dalam Paul Pintrich 2012 :318 mengajukan tiga perspektif atau pendekatan umum tentang minat yaitu:
1. Minat Personal Disposisi Individu
Menurut Krapp et al. dalam buku Paul R. Pintrich 2012:319, Minat personal sebagai suatu disposisi keberadaan yang relatif stabil, sifat
kepribadian, atau karakteristik individu. Minat personal biasanya dianggap terarah pada aktivitas atau topik spesifik tertentu misalnya suatu minat
khusus dalam bidang-bidang olahraga, sains, musik, tarian, atau komputer yang berlawanan dengan keingintahuan, yang dianggap sebagai salah satu
karakteristik individu yang terarahannya lebih menyebar misalnya seseorang yang ingin tahu tentang banyak hal.
Dari berbagai definisi ini, penelitian telah berfokus pada perbedaan individual terkait minat personal, dan pada bagaimana berbagai perbedaan
individual berkaitan dengan pemelajaran dan kinerja. Namun, penting untuk diperhatikan, bahwa minat personal kesukaan atau sikap positif atau afek
positif individual-terarah pada konten materi atau aktivitas yang spesifik, dan relatif stabil dari waktu ke waktu.
2. Daya Tarik Aspek Konteks
Menurut Menurut Krapp et al. dalam buku Paul R. Pintrich 2012:320, Pendekatan penelitian yang lain adalah memelajari fitur-fitur kontekstual
yang menjadikan tugas atau aktivitas tertentu menarik, dengan kata lain penyelidikan tentang daya tarik konteks. Dalam penelitian ini daya tarik
konteks seharusnya menyebabkan dihasilkannya minat situasional. Minat situasional merupakan suatu keadaan psikologis menyangkut tertarik pada
sebuah tugas atau aktivitas.Jadi para peneliti aktivitas membaca telah memelajari minat situasional dengan menyelidiki minat berbasis teks,
mencoba memahami bagaimana berbagai aspek teks dapat menghasilkan dan mempertahankan minat, seperti kebaruan, keterkejutan, kompleksitas,
ambiguitas, dan penyertaan jenis tema tertentu misalnya,cinta. Melalui perspektif ketergantungan pada situasi ini, para peneliti cenderung
mengabaikan perbedaan individual dan berusaha menemukan prinsip-prinsip umum yang menggambarkan bagaimana fitur-fitur lingkungan misalnya,
situasi kelas, media, komputer, buku teks dapat menghasilkan minatsituasional.
Hidi dalam buku Paul R. Pintrich 2012:319 mengatakan bahwa minat situasional menyangkut afek positif sekaligus peningkatan atensi terhadap
sebuah tugas sebagai fungsi dari keterlibatan afektif. Selain itu, mungkin ada dua fase minat situasional. Pada fase pertama, minat situasional digerakkan
atau diaktifkan. Pada fase kedua , minat situasional dikelola lebih jauh.
Mitchell dalam buku Paul R. Pintrich 2012:320 merujuk kedua fase ini sebagai menstimulasi minat dan mempertahankan minat, sesuai dengan
pembedaan yang dilakukan oleh Dewey 2012:320. Namun, Hidi dalam buku Paul R. Pintrich 2012:319 berpendapat bahwa mencapai minat
mengacu pada keterarahan atau pengalihan minat situasionalyang sudah diaktifkan, sedangkan menggerakkan menandakan pengaktifan awal minat
situasional.
3. Minat Sebagai Keadaan Psikologis Individu Termasuk Minat