Pengertian Dan Dasar Hukum Perbankan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PERBANKAN

A. Pengertian Dan Dasar Hukum Perbankan

Sebelum membahas masalah hukum dan ketentuan perbankan di Indonesia, terlebih dahulu kita perlu mengetahui dan mengikuti sejarah perkembangan perbankan di Indonesia, khususnya sejak jaman penjajahan belanda hinggga saat ini. hal ini penting karena perkembangan perbankan di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan sejarah di Indonesia pada umumnya. Pengetahuan tentang sejarah perbankan di Indonesia ini sangat penting, mengingat gejolak dan dinamika perkembangan perbankan di Indonesia sejak jaman penjajahan belanda sampai saat ini. selain itu juga perlu memahami mengapa masih terdapat ketentuan maupun hukum perbankan yang masih berupa peninggalan pemerintah kolonial belanda. Disamping hal-hal tersebut di atas, sampai saat ini masih banyak istilah perbankan di Indonesia yang merupakan istilah peninggalan zaman belanda, misalnya istilah bilyet giro, rekening-courant rekening Koran, giroverkeer lalu lintas giro, overbooking pemindah bukuan, dan masih banyak lagi. Pada periode kedudukan Belanda, bank di Indonesia didirikan oleh pemerintahan Hindia-Belanda pada 1824 dengan nama Nederlandsche Handel Maatschappij NHM, dan pemerintah Hindia-Belanda bertindak sebagai salah satu pemegang saham utama. Bank tersebut didirikan untuk untuk mengisi kekosongan akhibat likuidasi vereenigde Oost- Indische Compagnie VOC yang, kendati telah menguasai hampir seluruh kawasan Universitas Sumatera Utara nusantara sekitar dua abad 1602 – 1799 , mengalami kebangkrutan . sekarang ini NHM telah berubah menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia BEII. Pemerintah Hindia-Belanda juga mendirikan De Javasche Bank 1827, kini Bank Indonesia BI,dan NV Escomto Bank, sebuah bank swasta yang dikenal sebagai Bank Dagang Negara BDN. Beberapa koperasi simpan – pinjam yang didirikan di kalangan petani pada 1895 di Purwekerto, pada 1934 digabungkan oleh pemerintah belanda ke dalam Algemeene Volksscrediet Bank AVB. 11 Periode awal kemerdekaan di Indonesia , setahun setelah kemerdekaan pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 1946 yang menegaskan lahirnya Bank Nasional Indonesia BNI, yang peresmianya dilakukan pada 17 agustus 1946. Tugas BNI , sebagaimana tercantum dalam peraturanya adalah mengeluarkan dan mengedarkan uang kertas bank disamping pemegang uang kas Negara. Pada kenyataannya tugas BNI adalah mengatur peredaran uang RI ORI – Oerang Repoeblik Indonesia sebagai uang kertas pemerintah, disamping menarik uang masa pendudukan jepang dan menggantinya dengan ORI. Periode 1988 – Sekarang, pada tanggal 27 Oktober 1988 Menko Ekuin Radius Prawiro mengumumkan serangkaian kebijakan baru yang merupakan paket deregulasi dibidang keuangan moneter dan perbankan KMP. Paket kebijakan ini lebih dikenal dengan sebutan Pakto 1988. Puncak dari periode ini adalah diberlakukanya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pada 25 maret 1992 yang menggantikan Undang-Undang 11 Wijanarto, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia,penerbit Grafiti Cetakan ke.III ,Jakarta Januari 1997 hal.3 Universitas Sumatera Utara Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang sudah berumur 25 tahun. Isinya telah mengalami perubahan dan penyempurnaan dari isi aslinya 12 Menurut pasal 1 Undang-Undang No.7 Tahun 1992, pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan baik untuk disalurkan maupun digunakan untuk tujuan lain. Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak kurang menguntungkan. Sementara itu, perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan dibidang ekonomi termasuk sektor Perbankan sehingga diharapkan akan dapat memperbaiki dan memperkukuh perekonomian nasional. Sektor Perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan penunjang merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses penyesuaian dimaksud. Sehubungan dengan itu, diperlukan penyempurnaan terhadap sistem Perbankan nasional yang bukan hanya mencakup upaya penyehatan bank secara individual melainkan juga penyehatan sistem Perbankan secara menyeluruh. Upaya penyehatan Perbankan nasional menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, bank-bank itu sendiri dan masyarakat pengguna jasa bank. Adanya tanggung jawab bersama tersebut dapat membantu memelihara tingkat kesehatan Perbankan nasional sehingga dapat berperan secara maksimal dalam perekonomian nasional. Maka dari itu adanya perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang- 12 Ibid hal.29 - 43 Universitas Sumatera Utara Undang Uomor7 Tahun 1992 dikarenakan perkembangan perekonomian nasional yang senantiasa bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan yang semakin maju, diperlukan penyesuaian kebijakan di bidang ekonomi, termasuk Perbankan dan dalam memasuki era globalisasi dan dengan telah diratifikasi beberapa perjanjian internasional dibidang perdagangan barang dan jasa, diperlukan penyesuaian terhadap peraturan perundang-undangan dibidang perekonomian khususnya sektor Perbankan. Didalam perubahan Undang-Undang ini terdapat sedikit perbedaan mengenai pengertian perbankan, menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pengertian dari Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dapat kita lihat pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 ayat 1 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, pengertian Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Disamping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu Negara. Bank dapat diartikan sebagai darahnya perekonomian suatu Negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank disuatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu Negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan Negara terssebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya. Lain halnya di Negara – Negara berkembang, seperti Indonesia, pemahaman tentang bank di Negeri ini baru sepotong – sepotong. Sebagian masyarakat hanya memahami bamk sebatas tempat meminjam dan menyimpan uang belaka. Bahkan terkadang sebahagian Universitas Sumatera Utara masyarakat sama sekali belum memahami bank secara utuh, sehingga pandangan tentang bank sering diartikan secara keliru. Selebihnya banyak masyarakat yang tidak paham sama sekali tentang dunia perbankan. Semua ini tentu dapat dipahami karna pengenalan dunia perbankan secara utuh terhadap masyarakat sangatlah minim, terlepas dari kurang pahamnya pengelola perbankan di Tanah air dalam memahami dunia perbankan secara utuh. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu Negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan semua kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu disaat ini dan dimasa yang akan datang kita tidak akan lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalan aktivitas keuangan, baik per-orangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan. Begitu pentingnya dunia perbankan,sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu Negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank adalah sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainya. 13

B. Kelembagaan Perbankan