diperoleh dari masing-masing pihak. Itu sebabnya, tidak jarang ditemui kalau para nasabah akan selalu mencari alternatif pembanding terhadap layanan jasa keuangan yang dibutuhkan.
Seorang nasabah bank kini seolah tidak cukup hanya mengandalkan pada layanan yang diberikan oleh satu bank saja, walaupun pihak bank seringkali sudah menawarkan jasa
keuangan dengan pola ”one-stop-shop” bagi nasabahnya. Bagi nasabah, perilaku beralih bank dapat dianalogikan sebagai biaya pembelajaran yang dibutuhkan untuk mendapat
kemanfaatan baru atau seperangkat harapan terhadap pemenuhan jasa keuangan dan perbankan. Dalam kondisi seperti itu, sensitifitas dalam pengendalian biaya untuk beralih
layanan switching costs pada bank yang lain menjadi konsiderannya dalam memilih bank.
48
f. Nasabah berfungsi sebagai pembeli
Posisi anda sebagai pemilik dana, dan anda ingin menyetor dana tadi ke bank. Apa yang anda perhatikan? Tentu anda akan memilih Bank yang dapat dipercaya, dan sebelumnya
mencari informasi sebanyak-banyaknya, untuk memilih akan berhubungan dengan Bank yang mana. Karena sebagai pemilik dana, anda berfungsi sebagai pembeli surat berharga Bank.
Karena uang anda yang disimpan di Bank, sebagai gantinya anda akan menerima surat berharga dalam bentuk sertifikat Deposito, buku Tabungan, maupun buku Giro. Jadi, seperti
halnya pembeli, anda harus meneliti dan hati-hati dalam memlilih Bank. Apakah anda mau dibujuk, agar bersedia menjadi nasabah Bank yang memberikan suku bunga tinggi atas dana
anda yang akan disimpan di Bank tersebut? Disini anda harus hati-hati, karena dana yang anda simpan di Bank, agar termasuk dalam program penjaminan harus memenuhi persyaratan
tertentu. Jika dana yang anda simpan di suatu Bank, suku bunganya lebih tinggi dari kriteria yang dipersyaratkan oleh LPS Lembaga Penjamin Simpanan, maka anda tidak akan
menerima penggantian jika terjadi masalah di Bank tersebut.
48
Dr. Hargo Utomo, MBA., M.Com adalah Direktur Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada MMUGM.diakses pada 3 mei 2010
Universitas Sumatera Utara
g. Nasabah berfungsi sebagai penjual dan Bank sebagai pembeli
Dari sisi pemberian kredit dari bank kepada nasabah, maka kondisi diatas menjadi terbalik. Pihak bank dalam hal ini sebagai pembeli surat berharga dari masyarakat. Dan
nasabah sebagai penjual surat berharga. Nasabah datang ke bank membawa kelengkapan dokumen dan menandatangani Surat Pengakuan Hutang, untuk diserahkan kepada bank,
sebagai kontra garansi bagi bank yang akan memberikan dananya kepada nasabah. Karena bank akan menjual dananya, maka bank harus melakukan pembelian, oleh karena itu harus
melakukan prinsip kehati-hatian.
Sebagai pembeli, bank harus tahu, seperti apa nasabah yang dibidiknya, dan dalam hal ini bank akan melakukan penilaian, antara lain dengan menggunakan Five C’s of Credit
yaitu: Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral.
Dilain pihak, sebagai penjual surat berharga, maka nasabah harus dapat meyakinkan Bank bahwa memang layak dibeli oleh Bank, dan untuk itu nasabah harus bersedia
memberikan informasi secara transparan, hal-hal yang ingin diketahui oleh pembeli, dalam hal ini adalah Bank.
49
E. Peranan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Hal Bank Tak Sanggup Bayar