BAB IV TINJAUAN TERHADAP LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
D. Bentuk Hubungan Antara Bank Dengan Nasabah Penyimpan
a. Hubungan hukum nasabah dengan bank
Bagi pihak yang merasa dirugikan oleh keterangan yang diberikan oleh bank, mereka berhak untuk mengetahui isi keterangan tersebut dan meminta pembetulan jika terdapat
kesalahan dalam keterangan yang diberikan. Pelanggaran terhadap berbagai aturan yang berlaku, termasuk kerahasiaan bank, maka akan dikenakan sanksi tertentu sesuai dengan yang
tercantum dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1998. Jaminan ditegakkannya peraturan-peraturan perbankan dimuat pasal 50 yang
mengancam dengan hukuman penjara 6 enam tahun dan denda paling banyak Rp. 6.000.000.000,00 enam milyar rupiah.
Pasal 50 tersebut merupakan jaminan bagi masyarakat. Berkat jaminan ini, semua bank tidak dapat berkelit untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, terutama yang
berkenaan dengan pemantauan keadaan terhadap suatu bank oleh Bank Indonesia, yang mewakili pemerintah untuk melindungi dana masyarakat sekaligus menjaga agar bank dalam
keadaan sehat. Bank Indonesia dapat menjatuhkan sanksi administratif sebagaimana dimuat dalam
penjelasan resmi Pasal 52, yang antara lain berbunyi : Sanksi administratif dalam pasal ini dapat berupa :
a. Denda b. Penyampaian teguran-teguran tertulis;
c. Penurunan tingkat kesehatan bank;
Universitas Sumatera Utara
d. Larangan turut serta dalam kliring; e. Pembekuan kegiatan;
f. Pencabutan izin usaha. Sanksi juga diberikan kepada siapa saja yang melakukan kegiatan perbankan seperti
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa usaha dari pimpinan Bank Indonesia. Pelanggaran tersebut diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 lima
tahun dan paling lama 15 lima belas tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah dan paling banyak Rp. 200.000.000.000,00 dua
puluh milyar rupiah. Kemudian sanksi juga diberikan kepada anggota dewan komisaris, direksi atau
pegawai bank atau pihak terafiliasi lainnya yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan seperti memberi keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan
simpanannya di ancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 dua tahun dan paling lama 4 empat tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 4.000.000.000,00 empat milyar
rupiah, dan paling banyak Rp. 8.000.000.000,00 delapan milyar rupiah. Namun, pada dasarnya hubungan hukum antara bank dan nasabah didasarkan pada
perjanjian baku yang formatnya telah dibuat sepihak oleh bank, sehingga dalam pelaksanaannya hanya berpihak pada bank saja, karena bank selalu menerapkan prudential
banking. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlindungan hukum terhadap nasabah bank terjadi karena faktor bank itu sendiri serta para pihak yang terkait dalam hal ini Bank
Indonesia dan juga lembaga penjamin konsumen, sedangkan kendala-kendala yang mempengaruhi perlindungan hukum terhadap konsumen selaku nasabah bank terjadi karena
faktor konsumen itu sendiri selaku nasabah dan juga dari pelaku usaha dalam hal ini adalah
Universitas Sumatera Utara
Bank. Dalam kondisi yang demikian bank belum memberikan perlindungan hukum yang maksimal terhadap nasabah.
43
Salah satu misi dunia usaha perbankan adalah menerima simpanan baik berupa giro ataupun jenis tabungan lainnya. Dana ini dibutuhkan bank dalam menjalankan usahanya,
yang tidak mungkin hanya diandalkan dari modal bank sendiri. Untuk itu, dalam rangka menarik dana segar dari masyarakat, bank pun terus melakukan pembaharuan dalam
menawarkan layanan jasa perbankan.
Perlindungan hukum bagi nasabah sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang
Lembaga Penjamin Simpanan belum diatur secara tegas. Untuk itu
diperlukan pemaparan tentang norma yuridis terhadap hubungan dan kedudukan lembaga penjamin simpanan dengan bank, tanggung jawab lembaga penjaminan simpanan terhadap
bank dan nasabah bank, kewajiban bank agar mendapat perlindungan dari lembaga penjamin simpanan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan penelitian yuridis normatif. Data yang diperoleh kemudian diolah
dan dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, yakni pemaparan kembali dengan kalimat yang sistematis secara induktif dan atau deduktif untuk dapat memberikan gambaran
secara jelas jawaban atas permasalahan yang ada, pada akhirnya dinyatakan dalam bentuk deskriptif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hubungan bank dan nasabah penyimpan dana adalah hubungan kontrak antara debitur dengan kreditur yang dilandasi oleh asas kehati-
43
http:pakarbisnisonline.blogspot.com200912hubungan-perlindungan-hukum-nasabah.html diakses
pada 17 maret 2010
Universitas Sumatera Utara
hatian. Hubungan hukum tersebut, bukanlah sekedar hubungan kontraktual biasa, tetapi juga hubungan kepercayaan atau fiduciary relation yang didasarkan pada prinsip kerahasiaan
bank.
Penjaminan simpanan nasabah bank yang dilakukan LPS bersifat terbatas tetapi dapat mencakup sebanyak-banyaknya nasabah. Dalam hal bank tidak dapat melanjutkan usahanya
dan harus dicabut izin usahanya, LPS bertanggung jawab membayar simpanan setiap nasabah bank tersebut sampai jumlah tertentu. Adapun simpanan yang tidak dijamin, akan
diselesaikan melalui proses likuidasi bank. Hal ini disebabkan bank yang melakukan kegiatan usaha adalah sebagai peserta penjaminan
Berdasarkan hasil penelitian disarankan hendaknya LPS mampu untuk melakukan tugas dan wewenangnya secara transparan, fairness, akuntabel didasarkan pada prinsip good
governance dan good corporate governance
, sehinga dapat menjaga citra dan menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat.
44
b. Penyelesaian Keluhan