memperlihatkan bukti-bukti tentang keuangan nasabahnya penyimpanan tertentu kepada pejabat bank.
a. Untuk penyelesaian piutang Bank yang sudah diserahkan kepada Badan
Urusan Piutang NegaraPanitia Urusan Piutang Negara. Pimpinan Bank Indonesia memberikan izin kepada pejabat Badan Urusan Piutang Negara
untuk memperoleh keterangan dari Bank mengenai simpanan nasabah debitur. b.
Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana, pimpinan, Bank Indonesia dapat memberikan kepada polisi, jaksa atau hakim untuk memperoleh
keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka atau terdakwa pada bank. c.
Dalam rangka tukar menukar informasi antar bank, direksi bank dapat memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank lain.
Ketentuan mengenai rahasia bank tersebut tentunya merupakan perlindungan bagi nasabah penyimpanan agar dananya yang disimpan pada bank tidak diketahui oleh pihak-
pihak lain yang tidak berkepentingan. Simpanan tersebut merupakan hak pribadi nasabah penyimpanan yang tidak perlu diketahui oleh orang lain. Pelaksanaan dari ketentuan
mengenai rahasia bank ini perlu diperhatikan oleh Bank dan petugasnya agar tidak menimbulkan permasalahan yang mungkin akan merugikan bank. Bank dalam hal ini perlu
memperhatikan kedudukannya yang sering disebut sebagai lembaga kepercayaan
.
28
C. Fungsi, Tugas dan wewenang Lembaga penjamin simpanan
a. Sejarah Lembaga Penjamin Simpanan LPS
Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perekonomian nasional demi menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
28
Himpunan peraturan perundang-undangan perbankan dan lembaga penjamin simpanan,cetakan pertama November 2004,penerbit fokusmedia.
Universitas Sumatera Utara
nasional. Stabilitas industri perbankan sangat mempengaruhi stabilitas perekonomian secara keseluruhan.
Pada tahun 1998, krisis moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia, yang di tandai dengan likuidasi 16 bank, mengakhibatkan menurunya tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap system perbankan.untuk mengatasi krisis yang terjadi, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya memberikan jaminan atas seluruh kewajiban
pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat blanket guarantee. Hal ini di tetapkan dalam keputusan presiden no.26 tahun 1998 tentang jaminan terhadap kewajiban pembayaran
bank umum dan keputusan presiden no.193 tahun 1998 tentang jaminan terhadap kewajiban pembayaran bank perkreditan rakyat.
Dalam pelaksanaanya, blanket guarantee memang dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan , namun ruang lingkup penjaminan
yang terlalu luas menyebabkan timbulnya kemunduran dan disiplin pasar moral hazard baik dari sisi pengelola bank maupun masyarakat.
Mengatasi hal tersebut dan agar tetap menciptakan rasa aman bagi nasabah penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan , program penjaminan yang sangat luas
lingkupnya tersebut perlu digantikan dengan sistem penjaminan yang terbatas. Dikeluarkannya undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
mengamanatkan pembentukan suatu lembaga penjamin simpanan sebagai pelaksana penjaminan dana masyarakat.
Pada tanggal 22 september 2004, Presiden Republik Indonesia mengesahkan undang- undang Republik Indonesia nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan LPS.
Berdasarkan undang-undang tersebut ,LPS suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem
Universitas Sumatera Utara
perbankan sesuai dengan kewenangannya. Dibentuk undang-undang ini berlaku efektif sejak tanggal 22 september 2005, dan sejak tanggal tersebut LPS beroperasi.
29
b. Latar belakang Lembaga Penjamin Simpanan