d. Tugas LPS
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan. 4.
Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.
5. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.
e. Wewenang LPS
1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi
peserta. 3.
Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban lembaga penjamin simpanan. 4.
Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar
kerahasiaan bank.
5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, danatau konfirmasi atas data tersebut pada
angka 4. 6.
Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim. 7.
Menunjuk, menguasakan, danatau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan danatau atas nama lembaga penjamin simpanan, guna
melaksanakan sebagian tugas tertentu.
8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan. 9.
Menjatuhkan sanksi administratif.
33
D. Simpanan Nasabah yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan
a. Jenis simpanan yang dijamin
Pada Bank Konvensional, adalah; 1.
Tabungan 2.
Deposito
33
Ibid
Universitas Sumatera Utara
3. Giro
4. Sertifikat Deposito
5. Bentuk lain yang dipersamakan dengan simpanan
Pada Bank Syariah, adalah;
1. Giro Wadiah
2. Giro Mudharabah
3. Tabungan Wadiah
4. Tabungan Mudharabah
5. Deposito Mudharabah
6. Simpanan berdasarkan prinsip syariah lainnya.
34
b. Syarat yang di penuhi agar simpanan layak di bayar oleh lembaga penjamin
simpanan
Untuk simpanan pada bank konvensional
1. Simpanan Anda tercatat dalam pembukuan bank;
2. Tingkat bunga simpanan Anda tidak melebihi tingkat bunga yang
ditetapkan oleh lembaga penjamin simpanan 3.
Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank, misalnya memiliki kredit macet di Bank tersebut.
Untuk simpanan pada bank syariah 1.
Simpanan Anda tercatat dalam pembukuan bank
34
http:blog.unila.ac.idredha20090824penjaminan-simpanan-nasabah-bank di akses pada 2 maret
2010
Universitas Sumatera Utara
2. Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank, misalnya memiliki
pembiayaan macet di bank tersebut.
35
c. Dampak penjaminan simpanan
Sesuai dengan mandat undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan LPS, maka terhitung mulai tanggal 22 Maret 2007 jumlah maksimum
simpanan yang dijamin hanya Rp 100 juta per nasabahbank. Penerapan kebijakan tersebut didasari pertimbangan bahwa tujuan dari pendirian sebuah lembaga penjamin deposit
insurance corporation adalah untuk melindungi sebagian besar penyimpan.
Pengertian sebagian besar penyimpan yang dianut berdasarkan undang-undang lembaga penjamin simpanan adalah atas dasar kepemilikan simpanan masyarakat yang
terbesar porsinya. Kepemilikan tersebut diatas adalah berdasarkan jumlah rekening yang ada dalam sistim perbankan.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh lembaga penjamin simpanan jumlah penyimpan yang memiliki simpanan sampai dengan Rp 100 juta adalah 98,26 untuk bank
umum dan 99,01 untuk Bank Perkreditan Rakyat BPR. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penjaminan yang dilakukan oleh lembaga penjamin simpanan telah memenuhi asas
keberpihakan kepada penyimpan terbesar.
Tentu dengan diberlakukannya penjaminan simpanan yang terbatas menjadi maksimum Rp 100 juta memberikan dampak apakah bagi masyarakat penyimpan maupun
kalangan perbankan. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain adalah sebagai berikut;
35
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
Universitas Sumatera Utara
Pertama, adanya mutasi rekening sebagai bagian dari konsolidasi bagi penyimpan yang mempunyai beberapa rekening simpanan disuatu bank. Karena batasan penjaminan
adalah per nasabahbank, maka bagi mereka yang memiliki lebih dari satu rekening di bank yang sama akan mengkosolidasikan simpanannya. Jalan keluarnya adalah memindahkan
sebagian simpanannya apabila secara konsolidasi jumlahnya lebih dari Rp100 juta. Proses pemindahan tersebut dapat dilakukan dengan memindahkan ke bank lain atau mengganti atas
nama simpanannya sehingga tetap terpenuhi persyaratan per nasabahbank.Apabila yang akan ditempuh adalah melakukan pemindahan simpanan, maka akan ada lalu lintas pemindahan
simpanan antar bank. Hal ini tentunya akan menyebabkan adanya pertambahan jumlah rekening pada bank yang akan berdampak kepada kapasitas sistem tehnologi yang dimiliki
masing-masing bank.
Kedua, dengan pembatasan penjaminan, maka perlindungan terhadap penyimpan dilakukan oleh lembaga penjamin simpanan sampai dengan Rp 100 juta dan sisanya oleh
bank yang bersangkutan. Perbedaannya tentu hanya dalam hal likuditas penjaminan saja. Bagi simpanan yang dijamin lembaga penjamin nasabah sangat likuid, karena 10 hari sejak
verifikasi terhadap bank dilikudasi , lembaga penjamin simpanan sudah harus membayarkan klaim simpanan para nasabah. Sesuai dengan undang-undang, maka bagi penyimpan diatas
Rp 100 juta harus menunggu proses lebih lanjut, yaitu berupa penjualan aset bank yang dilikuidasi. Penjaminan ini tentunya tidak likuid karena proses penjualan aset memerlukan
waktu. Belum lagi adanya prioritas pembagian dari hasil penjualan aset dimana bagi nasabah penyimpan menduduki prioritas yang ke enam dari tujuah prioritas pendistribusian hasil
penjualan aset.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga, adanya peralihan “moral hazard “ yang semula cenderung ada pada bank- bank yang didominasi penyimpan diatas Rp 100 juta, ke bank-bank yang memilikiki
simpanan Rp 100 juta yang dominan.
Moral hazard tersebut dimungkinan, mengingat bagi bank-bank yang simpanannya di dominasi simpanan sampai dengan Rp 100 juta, sama artinya bahwa penjaminannya adalah
blanket guarantee. Sebagaimana lajimnya sebuah skim blanket guarantee,maka peluang terjadinya moral hazard menjadi lebih besar. Logikanya kalau seluruh penyimpannya dijamin
untuk apa banknya dikelola dengan baik, toh kalau terjadi sesuatu akan ada yang menjamin. Apabila hal tersebut berpeluang terjadi, maka diperlukan suatu bentuk pembinaan dan
pengawasan yang lebih intensif bagi bank-bank yang atas dasar komposisi simpanannya justru didominasi oleh simpanan sampai dengan Rp 100 juta. Ini memerlukan berbagai
langkah persiapan yang lebih memadai mengingat jumlah bank dan bank perkreditan rakyat dengan katagori tersebut diatas masih relatif besar.
Beberapa dampak tersebut diatas tentunya masih bersifat hipotetis. Adapun dampak yang pasti akan terjadi dengan skim penjaminan maksimum Rp 100 juta adalah semakin
dituntutnya nasabah semakin hati-hati disatu pihak dan bank agar selalu sehat dilain pihak.
Adanya nasabah yang semakin hati-hati dan selektif serta bank yang semakin sehat adalah tujuan utama bagi regulator dan pemerintah dalam mengelola tatanan perbankan
nasional. Hanya dengan pendekatan itulah bank akan semakin dipercaya oleh masyarakat. Oleh sebab itu kalangan perbankan harus bisa meyakinkan para nasabahnya agar tetap loyal
sekalipun skim penjaminannya terbatas.
36
36
Krisna Wijaya, http:www.lps.go.idv2home.php
Universitas Sumatera Utara
d. Nilai penjaminan yang di turunkan