Menaikkan jaminan simpanan Simpanan Nasabah yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan

1. Sejak 22 Maret 2006 sampai dengan 21 September 2006, maksimum sebesar Rp. 5 milyar. 2. Sejak 22 September 2006 sampai dengan 21 Maret 2007 , maksimum sebesar Rp. 1 milyar dan, 3. Sejak 22 Maret 2007 dan seterusnya, maksimum sebesar Rp. 100 juta. 39 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, sejak tanggal 13 Oktober 2008, nilai Simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp2.000.000.000,- dua miliar rupiah. 40

f. Menaikkan jaminan simpanan

Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan untuk menjaga agar simpanan nasabah bank tidak ditarik secara besar-besaran atau pindah ke tempat lain yang lebih menarik. Di antaranya adalah menaikkan nilai simpanan yang dijamin dan menaikkan tingkat suku bunga penjaminan.Menaikkan nilai simpanan yang dijamin merupakan suatu keharusan pada situasi sekarang ini seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat. Bahkan beberapa negara sudah menjamin seluruh nilai simpanan nasabahnya seperti Jerman dan Irlandia. Indonesia perlu menaikkan nilai simpanan yang dijamin menjadi beberapa miliar rupiah sehingga masyarakat menjadi lebih tenang. Kita tidak perlu menjamin seluruh nilai 39 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan 40 Peraturan pemerintah nomor 66 tahun 2008 tentang besaran nilai simpanan yang di jamin lembaga penjamin simpanan. Universitas Sumatera Utara simpanan masyarakat karena akan sangat berat bebannya bagi pemerintah mirip Bantuan Likuiditas Bank Indonesia pada waktu krisis 1997–1998 dan mungkin kurang menguntungkan bagi negara lain yang memiliki kebijakan berbeda. Walaupun mutlak dilakukan, menaikkan jumlah nilai simpanan yang dijamin belum tentu memecahkan masalah secara tuntas karena struktur penyimpan dana pada bank di Indonesia kurang merata. Menurut pemerintah, pada waktu nilai simpanan yang dijamin sebesar Rp100 juta, ada sekitar 95 nasabah memiliki simpanan sampai dengan jumlah seratus juta rupiah. Inilah yang oleh Zulkarnain Sitompul disebut dengan ordinary customer atau unsophisticated customer yang kurang mampu melindungi dirinya sendiri. Sekarang jumlah nasabah yang dilindungi meningkat menjadi 97 atau 78,6 juta nasabah.Tetapi perlu diingat bahwa masih ada nasabah lain sebesar sekitar 3 atau 2,4 juta nasabah yang justru memiliki simpanan cukup besar mungkin mendekati 50 dari total nilai simpanan yang dihimpun bank, misalnya Dana Pensiun, PT. Jamsostek, Perusahaan Asuransi. Nasabah ini sudah tentu harus diperhitungkan dan didekati dengan baik, karena dalam situasi genting seperti ini mereka memiliki bargaining positionyang semakin kuat untuk meminta bunga yang lebih tinggi. Nasabah ini penting untuk diminta pengertian agar tidak menarik dananya dari bank. Sebenarnya berapa pun kenaikan nilai simpanan yang dijamin tidak berhubungan dengan kemampuan lembaga penjamin simpanan untuk membayar simpanan nasabah. Simpanan masyarakat yang ada pada bank umum dan bank perkreditan rakyat per Juli 2008 sekitar Rp1.555 triliun. Universitas Sumatera Utara Di lain pihak kemampuan Lembaga Penjamin Simpanan sekitar Rp.7 triliun yang berasal dari modal disetor, iuran keanggotaan dan premi penjaminan. Walau demikian, kenaikan nilai simpanan yang dijamin ini secara psikologis sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pada bank. Apa lagi ada ketentuan yang memungkinkan pemerintah untuk meminjamkan dana kepada lembaga penjamin simpanan dalam rangka memenuhi kewajiban penjaminan dana masyarakat. 41

g. Ketentuan yang berlaku