Fungsi Sosial. Fungsi Manifes Berburu Babi

4.1.4. Fungsi Sosial.

Permainan berburu babi, baik itu yang dilakukan secara besar-besaran buru alek maupun buru biasa buru biaso merupakan bentuk permainan yang diikuti oleh banyak orang. Aspek sosial yang paling menonjol dalam arena perburuan adalah bertemunya orang-orang dari berbagai kalangan, berbagai latar belakang dan dari tempat asal yang berbeda. Dalam arena ini terjadi interaksi sosial yang hangat, dikatakan hangat karena mereka yang bertemu relatif mempunyai kepentingan yang sama, yaitu sama-sama berburu. Dari kepentingan yang sama itu kemudian lahir bentuk-bentuk hubungan pergaulan yang akrab diantara sesama pemburu. Dimana diantara para pemburu itu muncul rasa persaudaraan dan tolong-menolong antar sesama. Hubungan-hubungan pertemanan yang terjadi diantara pemburu tersebut akan lebih terasa lagi di dalam arena perburuan. Seperti diketahui permainan berburu babi merupakan suatu permainan yang cukup berbahaya, misalnya ada para peserta yang terkena musibah terluka diserang oleh babi yang mengamuk. Maka dengan spontanitas para peserta yang lain akan membantu peserta yang terluka tersebut dengan jalan memberikan sumbangan untuk biaya pengobatan. Selain itu, misalnya ada anjing para pemburu yang menyerang ternak penduduk, yang mengakibatkan ternak itu mati, walaupin anjing yang menyerang ternak itu satu atau dua ekor, maka jalan keluarnya adalah mengganti rugi binatang ternak secara bersama-sama. Disamping itu hubungan yang terjadi di arena perburuan juga akan melahirkan beragam bentuk hubungan, baik sebagai tempat bertukar informasi maupun hubungan tolong-menolong lainnya. Misalnya antara seorang pemburu Universitas Sumatera Utara dengan pemburu lainnya bisa menanyakan dimana atau bagaimana cara memperoleh anjing yang bagus. Atau mereka dapat bertukar informasi mengenai usaha-usaha ekonomi yang mereka geluti. Ataupun juga untuk mengembangkan berbagai jenis usaha menyangkut hubungan-hubungan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Geertz 1992:147, bahwa pikiran manusia pada akhirnya bersifat sosial, dalam asal usulnya,sosial dalam fungsinya, sosial dalam bentuk-bentuknya dan sosial dalam pemakai-pemakaianya. Secara Implisit fungsi sosial atau medan-medan sosial yang tercipta dari kegiatan berburu ini semakin memperdekat jarak antara kota dan desa. Melalui permainan ini jurang pemisah yang sebelumnya cukup lebar sekarang telah menjadi dekat dengan berkembangnya permainan ini, artinya dari arena perburuan para pemburu lokal juga akan bisa berteman dengan orang-orang kaya dari kota yang ikut berburu di desa mereka. Mereka tidak merasa canggung berteman dengan orang kaya dan orang yang berpangkat yang datang dari kota, karena didalam arena perburuan kedudukan mereka sama, tidak ada bedanya. Mereka secara bersama-sama terlibat didalam permainan buru babi sesuai dengan tujuan masing-masing. Seperti yang dikatakan oleh beberapa orang informan yang diwawancarai, mereka mengatakan bahwa, tujuan mereka berburu babi adalah: 1. Untuk membunuh hewan yang diharamkan oleh Agama Islam. 2. Untuk membasmi hama tanaman para petani. 3. Buru babi merupakan olahraga tradisional masyarakat Minangkabau. Selanjutnya hubungan-hubungan sosial yang tercipta bisa saja berbentuk multiplek atau juga dikenal dengan istilah menystranded hubungan banyak benda Universitas Sumatera Utara Wolf, 1983:143, dimana dalam hubungan yang pada awalnya hanya menyangkut persoalan berburu, dan hubungan lain. Misalnya sesama petani dapat bertukar pikiran mengenai masalah-masalah yang terdapat dilahan pertanian mereka, serta juga mendapatkan informasi mengenai cara penanggulangannya. Atau mereka bercerita mengenai harga-harga panen dipasaran, ataupun tentang masa depan pendidikan anak-anak mereka dan beragam bentuk hubungan sosial bisa saja tercipta.

4.2. Fungsi Laten Berburu Babi