Persaingan dan status sosial yang dilakoni pemburu itu hanya dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu saja. Artinya hanya mereka yang tergolong kaya saja
yang terlihat dengan persaingan-persaingan semacam itu. Persaingan tersebut menjurus pada harga tawar menawar harga anjing pemburu. Misalnya seekor anjing
yang menjadi pusat perhatian dan ditawar tinggi oleh seorang peserta kaya. Sementara peserta lainnyapun tak mau kalah dalam menawar harga anjing tersebut.
Sehingga terdapat ada gengsi dikalangan mereka dalam soal tawar menawar harga anjing yang sampai jutaan rupiah. Keberadaan ini lebih berorientasi kepada status
sosial yang memang diakui oleh masyarakat pecinta permainan berburu babi. Karena disinilah ajangnya bagi mereka untuk saling memamerkan dan memperlihatkan
kesuksesan-kesuksesan yang telah mereka capai.
4.2.3. Pasar Terselubung
Berikut ini akan disorot dari sisi lainnya dari aktivitas yang terlihat dari kegiatan permainan rakyat berburu babi yang hadir sebagai permainan rakyat pada
masyarakat Minangkabau. Hal ini menambah semaraknya kegiatan dimana dalam suatu peristiwa-peristiwa perburuan yang dilaksanakan secara besar-besaran mampu
mempertemukan orang-orang dari berbagai kalangan sosial, kepentingan dari daerah yang berbeda. Pertemuan-pertemuan ini menghasilkan kepentingan tertentu yang
disepakati oleh kedua belah pihak yang terwujud dalam bentuk-bentuk transaksi- transaksi ekonomi. Gejala ini diakui memiliki kesan tersendiri dalam kawasan
perburuan yang dilaksanakan saat itu.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan kegiatan berburu seperti diketahui dilaksanakan sekali seminggu secara bergiliran pada daerah-daerah yang telah ditentukan. Pertemuan-pertemuan
yang bersifat rutin ini melahirkan beberapa fenomena yang juga terus berhubungan dalam masyarakat, baik masyarakat yang terlibat dalam arena perburuan maupun
yang tidak. Gejala ini terlihat semakin mendapatkan posisinya dalam masyarakat. Berikut ini akan dideskripsikan beberapa gejala yang terus tumbuh dan berkembang
tersebut. Hadirnya para pemburu atau mereka yang datang menyaksikan acara
perburuan banyak yang memanfaatkan situasi ini. Umumnya adalah mereka yang berprofesi sebagai pedagang ternak dan hasil bumi. Mereka akan mendatangi para
warga desa yang berniat menjual ternak ataupun hasil ladang mereka. Situasi ini bersifat timbal balik. Karena petani atau warga setempat yang mencari para ”toke”
sebutan lokal untuk para pedagang untuk membeli ternak dan hasil bumi untuk menjual ternak atau hasil pertanian mereka. Biasanya apabila transaksi harga yang
disetujui kedua belah pihak maka transaksi jual beli langsung terjadi. Ternak yang diperjual belikan meliputi sapi dan kambing. Sedangkan untuk
hasil bumi yang diperjual belikan adalah hasil tanaman adalah hasil tanaman kulit manis cassiavera pemburu-pemburu yang berprofesi sebagai toke kulit manis dalam
acara pemburuan biasanya mereka sibuk keluar masuk ladang kulit manis para penduduk desa untuk mencari petani yang akan menjual tanamannya, seandainya
ditemukan maka tawar-menawarpun terjadi dan selanjutnya proses jual belipun berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan pemburu yang sekaligus merangkap sebagai pedagang dengan warga-warga desa pada prinsipnya berjalan dengan baik. Aktivitas seperti ini
terkadang ikut meramaikan acara perburuan. Hubungan-hubuangan yang terjadi melalui arena perburuan diperkirakan memberi kontribusi dan warna tersendiri dari
tradisi berburu. Bahkan ada kalanya pemburu yang memodali ladang-ladang kulit manis petani dengan sistem bagi hasil. Sedikit banyaknya hubungan-hubungan
ekonomi yang terjalin selama perburuan ini berlangsung dan memberikan tambahan penghasilan bagi para petani didesa dan keuntungan dari sisi lain oleh para toke.
Dari uraian terdahulu telah diterangkan sebelumnya di arena perburuan juga terjadi transaksi jual beli anjing yang cukup tinggi, dimana para pemburu akan
mempergunakan situasi ini untuk melihat anjing-anjing yang baik untuk dibeli. Demikian juga sebaliknya, banyak para pemburu yang telah melatih anjingnya dan
mengharapkan agar anjingnya mampu menarik perhatian pemburu lain dengan penampilannya yang hebat, sehingga anjing ini akan ditawar oleh pemburu lain
dengan harga yang tinggi. Gejala ini memang dimanfaatkan oleh beberapa pemburu. Biasanya mereka
mendatangkan anjing dari pulau Jawa, kemudian melatihnya untuk menjadi anjing pemburu yang terampil. Dan anjing-anjing tersebut akan dilepas diarena perburuan
dengan harapan mampu berburu dengan baik serta menonjol dari anjing-anjing pemburu lainnya. Jika ini terjadi maka anjing tersebut akan ditawar dengan harga
yang tinggi. Seperti diketahui para pemburu yang kaya akan bersaing dengan harga yang tinggi untuk mendapatkan anjing yang disukainya.
Universitas Sumatera Utara
Arena permainan rakyat berburu babi di Minangkabau pada khususnya di Kanagarian Kamang Mudiak, permainan tradisional berburu babi hutan hanya untuk
melindungi tanaman pertanian para petani. Namun setelah ditelusuri yang masuk kedalam aktivitas permainan ternyata ada fenomena lain yang hidup, tumbuh dan
berkembang dalam aktivitas permainan ini. Dalam permainan ini juga terdapat pasar taruhan. Semua aktivitas tersebut dapat dipandang sebagai suatu rangkaian fungsi
yang sangat terkait dalam keterkaitanya dengan aktivitas rakyat berburu babi di Minangkabau.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berburu adalah salah satu bentuk permainan rakyat yang bertujuan untuk melindungi lahan pertanian dari serangan hama penggangu babi hutan. Berburu
pada awalnya dilakukan dengan cara sendiri-sendiri dengan menggunakan jerat atau tombak. Namun cara ini tidak mendatangkan hasil yang memuaskan, kemudian
dipakailah tenaga anjing untuk mencari dan melacak babi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Bentuk pelaksanaan permainan berburu babi di Kanagarian Kamang Mudiak
ini ada tiga macam. Pertama berburu besar-besaran buru alek, berburu jenis ini diadakan minimal 3 kali dalam setahun. Biasanya diadakan berkaitan
dengan hari-hari penting seperti memperingati Perang Kamang, Tahun Baru, 17 Agustus. Kedua berburu biasa buru biaso, bentuk perburuan seperti ini
merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh para pemburu secara bergiliran dari satu Nagari ke Nagari lain. Berburu biasa ini hanya diikuti
oleh para pemburu setempat. Ketiga berburu Rabu buru rabu, berburu yang dilaksanakan pada hari-hari kerja atau sepulang kerja. Yang pelaksanaanya
tergantung kepada kesepakatan para pemburu yang ada di kampung atau Nagari tersebut.
Universitas Sumatera Utara