Pemeriksaan Dahak Secara Mikroskopis Diagnosis Tuberkulosis TB

d. Keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka dengan TB BTA positif Kemenkes,2014.

2.1.6 Pemeriksaan Dahak Secara Mikroskopis

Dalam diagnosis TB paru dilakukan dengan cara pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Pemeriksaan dahak secara mikroskopis bersifat spesifik dan cukup sensitif, serta paling efisisen, mudah dan murah, karena hampir semua laboratorium dapat melaksanakannya. Adapun tujuan pemeriksaan dahak yaitu: sebagai penegakan diagnosis dan menentukan klasifikasi, menilai kemajuan pengobatan dan menentukan tingkat penularan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan tiga conth uji dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu SPS a. S Sewaktu: dahak yang dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertama kali ke fasyankes. Pada saat pulang, suspek membawa pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua. b. P Pagi: dahak ditampung di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dahak dibawa dan diserahkan kepada petugas di fasyankes. c. S Sewaktu: dahak yang dikumpulkan di fasyankes pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi Kemenkes,2014.

2.1.7 Diagnosis Tuberkulosis TB

Diagnosis TB paru dapat di tegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis, dan hasil pemeriksaaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS BTA hasilnya positf. Apabila hanya satu spesimen yang positif maka perlu dilakukan pemeriksaan lebh lanjut yaitu Universitas Sumatera Utara melakukan fototoraks, bila hasil rontgen mendukung TB maka penderita didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif, namun jika hasil rontgen tidak mendukung maka dilakukan pemeriksaan dahak ulang. Bila ketiga spesimen dahak hasilnya negatif, maka perlu diberikan antibiotik Kotrimoksasol atau Amoksilin selama 1-2 minggu, jika tidak ada perubahan namun gejala klinis TB tetap mencurigakan maka pemeriksaan dahak SPS diulang. Jika hasil pemeriksaan SPS positif maka didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif, jika hasil SPS negatif dilakukan fototoraks untuk mendukung diagnosis, jika hasil rontgen mendukung TB maka didiagnosis penderita TB BTA rontgen positif namun jika rontgen tidak mendukung berarti bukan penderita TB Kemenkes,2014.

2.1.8 Pengobatan Tuberkulosis TB