2. Evaluasi dilakukan setiap 6 bulan sekali selama 2 tahun terkecuali
timbul gejala dan keluahan TB seperti: batuk berdahak, demam, penurunan berat badan dan tidak ada nafsu makan.
3. Memberikan edukasi kepada pasien untuk mengikuti jadwal kunjungan
yang telah ditetapkan. 4.
Melakukan pemeriksaan yang dilakukan meliputi anamnesis lengkap, pemeriksaan fisis, pemeriksaan dahak, biakan dan fototoraks.
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat atau memastikan terdapatnya kekambuhan
5. Memberikan edukasi kepada pasien untuk menjalankan PHBS seperti
olah raga teratur, tidak merokok, konsumsi makanan bergizi, istirahat dan tidak mengkonsumsi alkohol.
2.5 Strategi DOTs Plus
Strategi DOTs Plus merupakan strategi yang digunakan dalam pengobatan TB-MDR. Dimana penerapan strategi DOTs Plus ini menggunakan kerangka yang
sama dengan strategi DOTS hanya saja menggunakan OAT lini kedua dan setiap komponen pengobatan lebih ditekankan kepada penanganan TB-MDR dengan
menggunakan pendekatan program Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat MTPTRO atau lebih dikenal dengan pendekatan Programmatic
Management of Drug Resistant TB PMDT Permenkes RI No.13 tahun 2013. Lima komponen kunci dalam strategi DOTs Plus ini dalam pengobatan
TB-MDR, diantaranya: 1.
Komitmen politis yang berkesinambungan untuk masalah MDRXDR TB.
Universitas Sumatera Utara
2. Strategi penemuan kasus secara rasional yang akurat dan tepat waktu
menggunakan pemeriksaan apusan dahak secara mikroskopis, biakan dan uji kepekaan yang terjamin mutunya.
3. Pengobatan standar dengan menggunakan OAT lini kedua dengan
pengawasan yang ketat oleh PMO. 4.
Jaminan ketersediaan OAT lini kedua yang bermutu. 5.
Sistem pencatatan dan pelaporan yang baku.
2.6 Puskesmas
2.6.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya Permenkes RI
No.75 tahun 2014. Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang memiliki
sebagai pusat pengembangan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya
secara menyeluruh,
terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu Azwar,2012.
2.6.2 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi: a. Paradigma sehat
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, kelompok dan masyarakat. b. Pertanggung jawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,kelompok,
dan masyarakat. d. Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
ada membedakan status sosial,ekonomi,agama,budaya dan kepercayaan. e. Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. f. Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengokoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem
rujukan yang didukung dengan manajemen puskesmas Permenkes RI No.75 tahun 2014.
2.6.3 Tugas, Fungsi dan Wewenang Puskesmas
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas memiliki tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu;
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi UKM, puskesmas berwenang untuk: a.
Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebiijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan d.
Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain yang terkait e.
Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan,dan evaluasi terhadap akses
,mutu,dan cakupan pelayanan kesehatan i.
Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan tehadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit. 2.
Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Universitas Sumatera Utara
Dalam menyelenggarakan fungsi UKP, puskesmas berwenang untuk: a.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu
b. Menyelenggarakan pelayan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif c.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, kelompok dan masyarakat
d. Menyelenggarakn pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan
dan keselamatan pasien, petugas dan penunjang e.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi
f. Melakukan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan,pelaporan dn evaluasi terhadap mutu dan akses
pelayanan kesehatan h.
Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan i.
Mengkooardinasi dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan
Permenkes RI No.75 tahun 2014.
2.6.4 Puskesmas dalam Program Penanggulangan TB
Dalam upaya penanggulangan tuberkulosi Kelompok Puskessmas Pelaksana KPP yang terdiri dari:
a. Puskesmas Satelit PS
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas satelit merupakan puskesmas yang tidak memiliki laboratorium sendiri. Fungsi puskesmas ini adalah melakukan pengambilan dahak,
pembuatan sediaan sampai fiksasi sediaan dahak. Kkemudian sediaan dahak tersebut dikirim ke Puskesmas Rujukan Mikroskopis PRM.
b. Puskesmas Rujukan Mikroskopis PRM
Puskesmas rujukan mikroskopis merupakan puskesmas yang telah memiliki laboratorium sendiri. Puskesmas ini biasanya dikelilingi oleh 5
puskesmas satelit. Fungsi puskesmas ini adalah sebagai puskesmas rujukan dalam pemeriksaan sediaan dahak dan pelaksana pemeriksaan
dahak untuk TB. c.
Puskesmas Pelaksana Mandiri PPM Puskesmas pelaksana mandiri dibentuk pada kondisi gografis yang sulit,
dimana fungsi puskesmas ini sama seperti puskesmas rujukan hanya saja puskesmas ini tidak bekerja sama dengan puskesmas satelit
Kemenkes,2011.
2.6.5 Program Penanggulangan TB-MDR di Poli Paru Puskesmas Helvetia
Poli paru di Puskesmas Helvetia Medan merupakan unit pelaksana yang terdapat di Puskesmas Helvetia yang melaksanakan program penanggulangan TB
dan TB-MDR. Puskesmas Helvetia merupakan fasilitas pelayanan kesehatan sub rujukan TB-MDR.
Program penanggulangan TB-MDR di Puskesmas Helvetia ini sifatnya hanya memberikan pengobatan kepada pasien yang telah diketahui ataupun
terduga TB-MDR yang datang ke puskesmas untuk menjalankan pengobatan.
2.7 Kerangka Pikir
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan penatalaksanaan program penanggulangan TB-MDR dapat diukur menggunakan indikator masukan input, proses process, dan luaran
output. Oleh karena itu fokus penelitian dapat disusun sebagai berikut :
Gambar 2.6 Kerangka Pikir
Berdasarkan gambar di atas, dapat dirumuskan definisi fokus penelitian sebagai berikut :
1. Masukan input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
penatalaksanaan program penanggulangan TB-MDR agar dapat berjalan dengan baik, meliputi : Tenaga Kesehatan; PMO; Ketersediaan
OAT,Sarana Prasarana. a.
Pasien TB-MDR adalah penderita yang mendapatkan pelayanan serta menjalankan pengobatan TB-MDR.
b. Tenaga Kesehatan adalah Petugas yang memberikan informasi dan
penanganan kepada masyarakat tentang program penanggulangan TB-MDR, seperti tenaga kesehatan bagian poli paru dan
laboratorium di puskesmas.
Input :
1. Pasien TB-MDR 2.Tenaga
Kesehatan di poli paru puskesmas
3.Pengawas Minum Obat
PMO 4. Ketersediaan
OAT dan sarana prasarana
Proses :
Penatalaksanaan program:
1. Penegakan
dignosis 2.
Pengobatan 3.
Pemantauan hasil
Pengobatan 4.
KIE TB-MDR
Output :
Pelayanan dan keberhasilan
program pengobatan TB
MDR pada penderita
Universitas Sumatera Utara
c. PMO adalah adanya seseorang yang dapat menjadi pengawas
minum obat yang dapat mendampingi dan mengingatkan serta memotivasi penderita TB-MDR.
d. Ketersediaan OAT, Sarana Prasarana, termasuk didalamnya yaitu :
tersedianya obat anti tuberkulosis OAT TB-MDR yang terjamin, tersedianya peralatan pemeriksaan sputum dahak, kartu peserta
dan pemantauan pengobatan TB-MDR, dan ruangan khusus untuk program pennggulangan TB-MDR yang mendukung terlaksananya
penatalaksanaan programpenanggulangan TB-MDR. 2.
Proses process adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, meliputi : penatalaksanaan
program. MenurutKamusBesarBahasa
Indonesia KBBI
penatalaksanaandapatdiartikansebagaipengaturanatautataurutan program. Penatalaksanaan program terdiri dari penegakan diagnosa, pengobatan,
pemantauan hasil pengobatan dan pemberian KIE mengenai TB-MDR. 3.
Keluaran output adalah hasil dari suatu keberhasilan penatalaksanaan program penanggulangan TB-MDR di Puskesmas Helvetia Medan.Dan
pemberian pelayanan yang baik terhadap pasien.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, dan teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan. Dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta- fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Pendekatan Kualitatif
menurut Bodan dan Taylor yang dikutip oleh Gunawan 2013 adalah prosedur penelitian yang menghasilkandata deskritif berupa data tertulis dan lisan dari
orang dan prilaku yang diamati yang diarahkan pada latar individu secara utuh.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poli Paru Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia. Dengan alasan Puskesmas Helvetia merupakan salah satu
Fasilitas Kesehatan yang terdapat di Kecamatan Medan Helvetia yang melakukan program pengendalian TB-MDR dengam jumlah pasien sebanyak 3 orang yang
menjalankan pengobatan TB-MDR .
3.2.2 Waktu penelitian
Kegiatan penelitian ini di mulai pada awal bulan Agustus 2015 Survey awal – Oktober 2015. Selanjutnya di lanjutkan dengan pengolahan data yang
Universitas Sumatera Utara