penanggulangan TB-MDR khususnya untuk penemuan kasus dan pengobatan sudah memenuhi dengan tersedianya OAT yang mencukupi, sedangan untuk alat
yang digunakan dalam pengobatan suntik belum mencukupi bahkan kurang dikarenakan tidak ada dana untuk pembelian alat tersebut. Informan petugas TB
mengatakan bahwa untuk alat sudah mencukupi dikarenakan puskesmas hanya memberikan pengobatan saja kepada pasien TB-MDR sedangkan untuk diagnosa
nya di rujuk ke RS. Rujukan yaitu RS. Adam Malik, namun ada beberapa alat untuk pengobatan yang sering kekurangan seperti spuit jarum dan alat suntik.
Informan PMO dan Pasien TB mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sarana dan prasarana lengkap atau tidak dikarenakan mereka hanya di berikan
obat-obat saja.
4.3.8 Pernyataan Informan tentang Alur Pemeriksaan Penderita TB-MDR di Puskesmas Helvetia
Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan tentang Alur Pemeriksaan
Penderita TB-MDR di Puskesmas Helvetia
Informan Pernyataan
Petugas TB Pasien yang datang adalah pasien yang menjalankan
pengobatan TB awal yang pengobatannya tidak teratur, dengan anamnesenya dan di curigai dengan BTA +,
terus kita lakukan pemeriksaan dengan mengambil dahak dan dirujuk ke RS. Adam Malik untuk di periksa
kultur, setelah pemeriksaan terbukti positif TB-MDR baru kita beri pengobatan di puskesmas.
PMO Pas pertama kali ke puskesmas di periksa sama
petugasnya kemudian di ambiil dahak nya untuk di periksa, setelah itu di beri obat dan di suruh minum
obatnya, sampai sekarang cuma minum obat aja.
PMO Sebelum berobat di puskesmas, berobat ke BP4 dulu,
disanalah di periksa dokter trus periksa dahak, kemudian di bilang dokter untuk lanjutkan pengobatan di
puskesmas terdekat, dan ambil obat dan minum nya rutin.
PMO Datang ke puskesmas trus masuk keruangan kan tiap 2
minggu sekali, di timbang, kemudian di kasih obat di suruh minum, pas pertama kali d suruh nampung dahak
Universitas Sumatera Utara
di dalam tempat tampungan itu untuk di periksa, barulah di kasih obat sampai sekarang.
Pasien TB-MDR Diperiksa dahaknya, kemudian di kasih obat, dan di
suntik tiap hari selama 6 bulan, cuma sekarang udah tidak disuntik lagi, jadi datang trus ditimbang lalu di
kasih obat untuk di minum.
Pasien TB-MDR Awal datang ke puskesmas kan karena disuruh sama
dokter di BP4 untuk ambil obat di puskesmas, dengan bawa hasil pemeriksaan dari BP4 bahwa positif TB-
MDR, jadi di puskesmas datang tiap 2 minggu sekali untuk ambil obat, trus di timbang.
Pasien TB-MDR Datang ke puskesmas, trus dikasih obat, disuruh minum,
di timbang. Pas awal pengobatan di kasih tempat tampung dahak itu untuk di periksa katanya dahaknya.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui, Informan petugas TB mengatakan bahwa pasien yang datang merupakan pasien yang pernah menjalani
pengobatan TB awal yang tidak teratur dengan anamnesenya yang diduga BTA + selanjutnya dilakukan penampungan dahak dan dahak di rujuk ke RS. Adam
Malik untuk di periksa kultur, terbukti positif hasilnya kemudian diberikan pengobatan di puskesmas. Sedangkan informan lainnya mengatakan bahwa alur
pemeriksaan yang pertama kali dilakukan adalah mendaftar di ruang kartu dan langsung ke ruangan kemudian dilakukan penampungan dahak untuk
pemeriksaan, jika hasilnya positif maka diberikan pengobatan.
4.3.9 Pernyataan Informan tentang Diagnosa TB-MDR di Puskesmas Helvetia