Pernyataan Informan tentang Tugas Pengawas Menelan Obat PMO di Puskesmas Helvetia Pernyataan Informan tentang Ketersediaan OAT di Puskesmas Helvetia

Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa pemberian obat untuk pasien TB-MDR di Puskesmas Helvetia ini berdasarkan hasil pemeriksaan kultur dahak di RS dan kategori yang udah ditentukan oleh RS dalam pemberian obat. Untuk pengobatan TB-MDR ini terdiri dari 2 tahap pengobatan yaitu pengobatan suntik selama 6 bulan dan di ikuti dengan pengobatan oabat minum selama 2 tahun dengan jumlah obat sebanyak 16 butir setiap paketnya. PMO yang mengawasi pasien berasal dari keluarga pasien, yang bertugas mengingatkan dan mendampingi pasien untuk minum obat, namun pada tahap pengobatan suntik dilakukan petugas dan paien harus minum obat di awasi oleh petugas sebagai PMO nya.

4.3.11 Pernyataan Informan tentang Tugas Pengawas Menelan Obat PMO di Puskesmas Helvetia

Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan tentang Tugas Pengawas Menelan Obat PMO di Puskesmas Helvetia Informan Pernyataan PMO Kalau tugasnya disuruh ngingatkan dan ngawasin bapak minum obat. Setiap pagi ingatkan bapak untuk minum obat yang 16 butir itu sebelum sarapan pagi, pas awalnya bapak susah disuruh minum obat karena siap minum obat bapak muntah dan pusing kepalanya, tapi makin lama udah tidak lagi mungkin karena udah biasa. Sekarang setiap minum obat bapak langsung makan buah kayak jeruk gitu biar gag muntah. Selain itu ya tugasnya nemanin bapak buat ambil obat di pukesmas. PMO Petugas puskesmas bilang supaya saya ngingatin bapak untuk rutin minum obat, trus sering kasih motivasi supaya tetap mau minum obat. PMO Tugasnya ya cuma ngingatkan aja supaya rutin minum obatnya jangan lupa buat minum obat. Dan juga mengambil obat di puskesmas. Dari pernyataan informan di atas di ketahui bahwa tugas dari Pengawas Minum Obat PMO adalah mengawasi dan mengingatkan pasien dalam minum obat dan memberikan motivasi kepada pasien untuk mengkonsumsi obat secara Universitas Sumatera Utara rutin dan teratur. Selain itu PMO juga bertugas menemani pasien untuk mengambil obat ke puskesmas.

4.3.12 Pernyataan Informan tentang Ketersediaan OAT di Puskesmas Helvetia

Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan tentang Ketersediaan OAT di Puskesmas Helvetia Informan Pernyataan Staf PMK Dinkes Untuk ketersediaan obat di puskesmas itu dikirim dari RS.Adam Malik, bukan dari Dinas Kesehatan Kota, jumlah obat yang di berikan berdasarkan permintaan dari puskesmas sesuai dengan jumlah pasien yang di tangani. Pendistribusian obat setiap 3 bulan sekali dari RS ke puskesmas. Petugas TB Kalau untuk obat TB-MDR gak ada kendala, karena obat selalu ada dan terpenuhi di puskesmas. Kalau pasien ada keluahan lain barulah di beri obat lain, kalau keluhan nya tidak bisa di tangani kita suruh periksakan ke dokter atau RS. Namun yang kurang di puskesmas adalah spuit dan aquades. PMO Untuk obat nampaknya selalu ada, karena setiap kita datang untuk ambil obat selalu ada obatnya. PMO Obatnya selalu ada, cara ngambilnya juga mudah, petugasnya juga ada d tempat setiap kita mau ambil obat. PMO Obat tersedia, gak pernah kosong pas ngambil obat selalu ada. Pasien TB-MDR Obat nya selalu ada, cara ngambilnya juga gak sulit. Pasien TB-MDR Gak ada masalah kayaknya kalau obat, selalu ada setiap kita k puskesmas untuk ambil obat. Pasien TB-MDR Selama pengobatan ,obat selalau ada, blum pernah kita datang mau ambil obat ,tapi obatnya gag ada. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa persediaan OAT untuk TB-MDR di puskesmas sudah tersedia dan selalu memenuhi kebutuhan. Karena informan Staf PMK Dinas Kesehatan mengatakan bahwa jumlah obat yang dikirimkan ke puskesmas oleh pihak RS. Adam Malik berdasarkan jumlah pasien yang menjalankan pengobatan di Puskesmas Helvetia. Pendistribusian obat setiap 3 bulan sekali sebelum waktu pangambilan obat di puskesmas. Informan lain mengatakan bahwa ketersediaan OAT sudah terpenuhi di puskesmas. Universitas Sumatera Utara 4.3.13 Pernyataan Informan tentang Hambatan dalam Penanggulangan Program Penanggulangan TB-MDR di Puskesmas Helvetia Tabel 4.18 Matriks Pernyataan Informan tentang Hambatan dalam Penanggulangan Program TB-MDR di Puskesmas Helvetia Informan Pernyataan Petugas TB Kalo hambatan yang dihadapi adalah itu dalam pengobatan, Cuma kendala dan hambatan nya itu berasal dari pasien biasanya. Pasien yang putus berobat dan mangkir, trus kalau disuruh datang lagi untuk pengobatan lagi gak mau, gak bisa dihubungi terkadang. Kemuian hambatan lainnya paling dari kelengkapan alat karena gak ada dana dari puskesmas untuk itu, dan keseringan pake uang pribadi sayalah. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa hambatan yang di dapat berasal dari pasien yang mangkir dari pengobatan, selain itu hambatannya dari kurangnya kelengkapan alat dikarenakan tidak adanya dana untuk memenuhi kekurangan tersebut. 4.3.14 Pernyataan Informan tentang Pemantauan Hasil Pengobatan Pada Pasien TB-MDR di Puskesmas Helvetia Tabel 4.19 Matriks Pernyataan Informan tentang Pemantauan Hasil Pengobatan Pada Pasien TB-MDR di Puskesmas Helvetia Informan Pernyataan Peugas TB Kalau untuk pemantauan hasil pengobatan itu kayak pemantauan efek samping dari obat yang di minum oleh pasien itulah udah kita dilakukan, tapi yang kita lakukan hanya pemeriksaan rutin dahak nya udah negatif atau belum, trus kita timbang pasiennya untuk tahu berat badan nya, itu ajalah yang di periksa kalau di puskesmas. PMO Bapak ada periksa dahak tiap sebulan sekali waktu pengobatan yang 6 bulan pertama itu yang di suntik sama minum obat. Kalau sekarang kan udah minum obat aja, paling periksa berat badan aja. Ada sih periksa kayak gula gitu tapi periksa nya di RS. PMO Cuma periksa berat badan bapak lah tiap bulan itu aja. PMO Di puskesmas gag pernah di periksa yang lain-lain kecuali berat badan itu aja setiap ambil obat . Universitas Sumatera Utara Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa untuk pemantauan hasil pengobatan pihak puskesmas telah melakukan pemantauan, namun hanya sebatas pemantauan terhadap berat badan pasien dan untuk pemeriksaan efek samping obat tidak pernah dilakukan. 4.4 Rangkuman Hasil Wawancara Informan Tentang Penatalaksanaan Program Penanggulangan TB-MDR di Puskesmas Helvetia Tahun 2015 Tabel 4.20 Matriks Rangkuman Hasil Wawancara Informan Tentang Penatalaksanaan Program Penanggulangan TB-MDR Informan Pernyataan Komitmen Program penanggulangan TB-MDR dengan menggunakan Strategi DOTs Plus dengan menggunakan pendekatan MTPTRO sudah dilakukan di setiap puskesmas yang dapat menemukan kasus TB-MD di Kota Medan. Kerjasama Program TB-MDR Kerjasama lintas sektor dan lintas program telah dilakukan baik oleh Dinas Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas serta kerjasama dengan RS. Rujukan yaitu RS. Adam Malik. Jumlah dan Tugas Petugas TB Petugas TB di Puskesmas Helvetia hanya 1 orang, melaksanakan penanggulangan untuk TB dan TB MDR dengan tugas yang dilakukan yaitu penemuan kasus, penjaringan, fiksasi, dan pemeriksaan sputum untuk TB sedangkan untuk TB-MDR tugasnya melakukan penemuan kasus, merujuk slide ke RS.Rujukan dan pengobatan pada pasien.. Pelatihan Petugas TB Setiap petugas TB di puskesmas telah mendapatkan pelatihan sebanyak 1 kali, Petugas TB di Puskesmas Helvetia juga telah mendapatkan pelatihan tentang TB- MDR sebanyak 1 kali. Pelayanan di Puskesmas Pelayanan yang di berikan puskesmas yang dilakukan oleh petugas kepada pasien sudah bagus, baik dari pengobatan yang diberikan dan sikap petugas kepada pasien. Penyuluhan TB-MDR Penyuluhan mengenai TB-MDR tidak ada dilaksanakan kepada pasien, PMO dan masyarakat, petugas hanya memberikan informasi dan mengingatkan ketika pasien datang ambil obat. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana untuk TB-MDR belum memadai dikarenakan belum masih kurangnya alat yang digunakan untuk memberikan pengobatan seperti spuit, Universitas Sumatera Utara aquades, masker, dan alat untuk pemeriksaan. Alur pemeriksaan pasien TB-MDR Alur pemeriksaan yang di lakukan di puskesmas dimulai dengan pendaftaran kemudian pasien dibawa ke ruangan khusus TB untuk di periksa dan di beri pengobatan. Umumnya pasien yang datang merupakan pasien yang pernah menjalani pengobatan TB awal yang tidak teratur dengan anamnesenya yang diduga BTA + selanjutnya dilakukan penampungan dahak dan dahak di rujuk ke RS. Adam Malik untuk di periksa kultur, terbukti positif hasilnya kemudian diberikan pengobatan di puskesmas. Diagnosa TB-MDR Diagnosa TB-MDR dilakukan sesuai dengan strategi DOTs Plus yang dilakukan oleh petugas TB dengan melihat pasien yang berobat ke puskesmas dengan gejala TB dan memiliki riwayat pengobatan TB awal maka di suspek dan dilakukan pemeriksaan dan ditampung dahak kemudian di ruju ke RS. Adam Malik untuk dilakukan pemeriksaan kultur dan resistensi OAT. Sementara untuk penemuan pasien dilakukan secara pasif yatu dengan menunggu pasien datang berobat ke puskesmas. Pengobatan TB- MDR dengan diawasi PMO Pemberian obat berdasarkan hasil pemeriksaan kultur dahak di RS dan kategori yang udah ditentukan oleh RS dalam pemberian obat. Untuk pengobatan TB-MDR ini terdiri dari 2 tahap pengobatan yaitu pengobatan suntik selama 6 bulan dan di ikuti dengan pengobatan oabat minum selama 2 tahun dengan jumlah obat sebanyak 16 butir setiap paketnya Tugas PMO Tugas PMO yaitu mengingatkan pasien dalam minum obat dan menemankan pasien ke puskesmas untuk mengambil obat setiap 2 minggu sekali. Ketersediaan OAT Persediaan OAT di Puskesmas Helvetia sudah terpenuhi dikarenakan obat yang dikirim langsung dari RS.Adam Malik berdasarkan jumlah pasien yang menjalankan pengobatan di puskesmas tersebut. Hambatan dalam Pengobatan Hambatan yang di dapat berasal dari pasien yang mangkir dari pengobatan, selain itu hambatannya dari kurangnya kelengkapan alat dikarenakan tidak adanya dana untuk memenuhi kekurangan tersebut. Pemantauan Hasil Pengobatan Pemantauan hasil pengobatan di Puskesmas Helvetia hanya sebatas pemeriksaan berat badan, dan tidak ada pemantauan efek samping dari pengobatan. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Masukan