Kesejahteraan Anak Konsep Anak 1. Pengertian anak

12 i. Setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya. j. Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan berkreasi. k. Hak untuk memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial bagi anak yang menyandang cacat Herlina, 2003:23. Selain hak-hak anak di atas, anak juga berhak dilindungi dari perlakuan sebagai berikut: a. Diskriminasi, yakni perlakuan yang membeda-bedakan jenis kelamin, ras, agama, dan status hukum anak. b. Eksploitasi, yakni tindakan memperalat, dan memeras anak. c. Penelantaran, yakni dengan sengaja mengabaikan perawatan dan pengurus anak. d. Kekejaman, yakni tindakan yang keji, bengis, dan tidak menaruh belas kasihan anak. e. Kekerasan dan penganiayaan, yakni perbuatan mencederai, melukai baik fisik maupun mental f. Perlakuan salah lainnya, yakni perbuatan cabul terhadap anak Herlina, 2003:24.

2.1.3. Kesejahteraan Anak

Terdapat berbagai penjelasan mengenai kesejahteraan anak, menurut Paulus Hadisuprapto, 1996 dalam Windari 2010:35, kesejahteraan anak Universitas Sumatera Utara 13 merupakan orientasi utama dari perlindungan hukum. Secara umum, kesejahteraan anak tersebut adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Berdasarkan prinsip non-diskriminasi, kesejahteraan merupakan hak setiap anak tanpa terkecuali. Maksudnya adalah bahwa setiap anak, baik anak dalam keadaan normal maupun anak yang sedang bermasalah tetap mendapatkan prioritas yang sama dari pemerintah dan masyarakat dalam memperoleh kesejahteraan tersebut Windari, 2010:36. Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa sekaligus modal sumberdaya manusia bagi pembangunan nasional. Disebutkan dalam Pasal 34 ayat 1 Undang-undang 1945 bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Adanya jaminan dalam Undang-undang Dasar 1945 tersebut dapat diartikan bahwa anak dianggap belum memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi orang dewasa, baik orang tua, keluarga, masyarakat maupun bangsa untuk memberikan jaminan, memelihara dan mengamankan kepentingan anak serta melindungi dari gangguan yang datang dari luar maupun dari anak itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 14 Kesejahteraan Anak menurut ketentuan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Dari definisi - definisi tentang kesejahteraan anak tersebut, dapat ditarik pengertian bahwa kesejahteraan anak merupakan hak asasi bagi masing-masing anak dan pengadaan kesejahteraan anak merupakan kewajiban asasi setiap anggota masyarakat dan negara.

2.1.4. Perlindungan Hukum Anak