Informan Utama IV Hasil temuan .1 Informan Utama I

70 mengakatakan bahwa faktor ekonomi keluarga dan faktor keadaan keluarga yang tidak harmonis dan brokenhome yang menjadi faktor terbanyak yang menyebabkan anak menjadi anak jalanan. Ketika ditanya mengenai apakah Ia pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah Kota Binjai, Ia mengatakan pernah sekali mendapatkan bantuan berupa uang dan ketika mereka terjaring razia yang dilakukan oleh dinas sosial kota binjai mereka hanya diberikan arahan – arahan untuk tidak menjadi anak jalanan dan kemudian dilepaskan lagi, setelah dilepaskan mereka tetap memilih kembali lagi menjadi anak jalanan karena mereka tidak mendapat solusi dari masalah mereka. Berdasarkan keterangan informan ketiga yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat dilihat bahwa faktor yang mendasari Ia memilih kehidupan menjadi anak jalanan adalah lebih didasari dari faktor keadaan didalam keluarga yang tidak harmonis serta keadaan ekonomi keluarga yang lemah, dan latar belakang keluarga yang brokenhome, sehingga Ia memilih untuk hidup di jalanan. Faktor tersebut masuk ke dalam tingkat mikro yaitu dimana bahwa anak memilih untuk turun ke jalanan lebih dilatar belakangi oleh keinginan anak itu sendiri yang disebabkan oleh kekerasan yang diterimanya dirumah, penelantaran, dan tidak sanggupnya orang tua memenuhi kebutuhan utama anak, sehingga jika hal tersebut sudah diluar batas toleransi anak, maka anak cenderung memilih keluar dari rumah dan hidup di jalanan, inilah yang terjadi pada keterangan informan ketiga.

5.1.4 Informan Utama IV

Nama : Rensiansyah Simamora Universitas Sumatera Utara 71 Umur : 15 Tahun Jenis Kelamin : Laki - laki Pendidikan Terakhir : SMP Sekolah Menengah Pertama Agama : Kristen Aktivitas Di Jalan : Menjaga parkir dan mengamen Lokasi Aktivitas :Jalan Jendral Sudirman Kota Binjai dan pasar kaget Kota Binjai Lama Aktivitas Di Jalan : 13 jam Hubungan Dengan Keluarga : Tinggal bersama keluarga Alamat : Jl. Candra Kirana Kota Binjai Informan ke empat ini merupakan seorang anak jalanan yang bernama Rensiansyah Simamora, saat ini Ia berusia 15 tahun, Rensi merupakan anak kedua dari 4 orang bersaudara, Saat ini Ia tinggal bersama orang tua dan adik – adiknya di jalan cadra kirana Kota Binjai. Rensi menghabiskan waktunya di jalanan atau melakukan aktivitasnya di jalanan hanya sebatas mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya dan membantu ekonomi keluarganya, sekaligus berjumpa teman – temannya sesama anak jalanan untuk bermain, ketika Ia sudah selesai melakukan aktivitasnya di jalanan Rensi kembali ke rumah untuk berkumpul lagi dengan keluarganya, dengan kata lain Rensi merupakan anak jalanan yang termasuk ke dalam kategori children on the street, yaitu anak – anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Universitas Sumatera Utara 72 Rensi sudah putus sekolah sejak Ia menginjak bangku sekolah kelas 1 SMP, keadaan ekonomi keluarga yang sulit dan rasa malas yang dimilikinya untuk bersekolah membuat Rensi harus putus sekolah, Ayah Rensi bekerja di Kota Aceh sebagai kuli bangunan, Ayahnya pulang dua kali dalam satu bulan, hal tersebut membuat Rensi tidak mendapatkan perhatian dan pengawasan yang cukup dari orang tuanya, sehingga keadaan itu membuat Rensi cenderung menjadi anak yang nakal dan memiliki pergaulan yang kurang baik juga, teman - temannya banyak yang berasal dari jalanan, hal tersebut membuat Rensi sudah terbiasa dengan hidup di jalanan, sebenarnya Ibu Rensi melarangnya untuk beraktivitas di jalanan, karena Ibunya menganggap masih sanggup berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga, akan tetapi Rensi yang sudah terlanjur memiliki teman – teman yang berasal dari anak jalan yang membuatnya tidak bisa melepaskan kebiasaannya untuk menjalani aktifitasnya di jalan dan melawan larangan Ibunya. Keadaan Rensi yang sudah terbiasa beraktivitas di jalanan membuatnya menjadi malas untuk bersekolah, ditambah keadaan ekonomi keluarga Rensi yang sulit sehingga pada saat Ia duduk dibangku sekolah kelas 1 SMP Rensi memutuskan untuk putus sekolah. Pada mulanya Rensi mulai menjadi anak jalanan pada tahun 2010, saat itu Ia berusia 11 tahun dan masih bersekolah, awalnya Rensi beraktivitas di jalanan hanya untuk bermain bersama teman – temannya yang berasal dari anak jalanan, hal tersebut membuat Rensi cenderung menjadi anak yang nakal dan susah diatur, ditambah rasa malas untuk bersekolah membuat Rensi tidak jarang untuk membolos sekolah dan bergabung dengan Universitas Sumatera Utara 73 teman – temannya, hal tersebut membuat Rensi memilih untuk putus sekolah dan bekerja di jalanan. Rensi sangat menikmati kehidupannya di jalanan hal tersebut di karenakan Ia merasa bebas ketika berada di jalanan dan dapat berkumpul bersama teman – temannya, selain itu Rensi juga mengatakan untuk apa bersekolah sementara Ia dapat memperoleh uang dari aktivitasnya di jalanan membuat Rensi tambah menikmati kehidupannya sebagai anak jalanan. Sehari – harinya Rensi beraktivitas di jalanan pada waktu pagi hingga sore hari disekitar jalan Jendral Sudirman Kota Binjai dengan bekerja sebagai tukang parkir, sementara ketika malam hari Rensi mengamen bersama teman – temannya di pasar kaget Kota Binjai. Dalam sehari Rensi dapat mengumpulkan uang 40 ribu rupiah dari aktivitasnya di jalanan, dimana uang tersebut Ia gunakan untuk kebutuhannya dan sebagian lainnya Ia berikan kepada orang tuanya untuk membantu ekonomi keluarganya. Rensi tidak sepenuhnya hidup di jalanan, Rensi masih memiliki hubungan dengan keluarganya dan pulang kerumahnya, Rensi mengatakan biasanya Ia memulai aktivitasnya di jalanan pada pukul 09.00 pagi, Ia bekerja sebagai tukang parkir di sekitaran jalan Jendral Sudirman Kota Binjai hingga pukul 04.00 sore, setelah itu Ia pulang kerumahnya untuk tidur dan beristirahat, kemudian Ia memulai lagi aktivitasnya di jalanan pada pukul 7 malam dengan mengamen besama teman – teman anak jalanan lainnya di pasar kaget Kota Binjai hingga pukul 12 malam, setelah itu Ia berbagi pendapatan bersama teman –temannya dan berkumpul sejenak dengan teman – teman sesama anak jalanan lainnya hingga Universitas Sumatera Utara 74 pukul 1 pagi, setelah itu barulah Rensi pulang kerumahnya kembali untuk beristirahat. Selama Rensi menjalani kehidupannya menjadi anak jalanan Ia tidak pernah terjaring razia oleh pihak Pemerintah Kota Binjai, dan Rensi juga tidak pernah menerima bantuan dari Pemerintah Kota Binjai. Ketika ditanya apakah Rensi ada keinginan untuk tidak menjadi anak jalanan lagi dan mencari pekerjaan yang lain, Ia menjawab bahwa dia sudah merasa sangat nyaman menjadi anak jalanan, disini adalah kehidupan Saya dan Ia juga mengatakan tidak ingin mencari pekerjaan yang lain karena Ia menyukai kegiatannya selama menjadi anak jalanan, oleh sebab itu Rensi mengatakan Ia akan tetap menjadi anak jalanan. Dari keterangan informan yang telah diuraikan oleh peneliti, peneliti menganalisis data yang sudah didapatkan dari keterangan informan keempat, bahwa faktor yang mendasari Ia memilih kehidupan menjadi anak jalanan adalah berawal dari memiliki pergaulan dan teman – teman dari kalangan anak jalanan, hal tersebut membuatnya merasa suka dan nyaman ketika berada dan hidup di jalanan, adapun faktor lain adalah faktor ekonomi keluarga yang sulit, namun faktor utama yang membuat perasaan Informan keempat untuk memilih menjadi anak jalanan adalah faktor lingkungan dan pertemanannya yang berasal dari kalangan anak jalanan, yang mengakibatkan Ia nyaman hidup dan beraktivitas di jalanan untuk menjadi anak jalanan. Dari uraian keterangan Informan dan analisis yang telah diberikan oleh peneliti, maka faktor penyebab Informan keempat menjadi anak jalanan masuk kedalam kategori messo, yaitu bahwa anak turun ke jalanan untuk menjadi anak jalanan dilatarbelakangi oleh masyarakat, lingkungan sosial dan pergaulan. Universitas Sumatera Utara 75

5.1.5 Informan Utama V