Informan Utama II Hasil temuan .1 Informan Utama I

62 mengumpulkan 30.000 rupiah hingga 40.000 rupiah. Uang tersebut Ia gunakan untuk biaya makan serta membili rokok. Iqbal sudah sering terjaring razia oleh Dinas Sosial Kota Binjai, akan tetapi ketika mereka terjaring razia, Iqbal mengatakan pihak Dinas Sosial Kota Binjai hanya memberikan arahan – arahan agar tidak menjadi anak jalanan lagi, tetapi tidak memberikan penyelesaian masalah, hal tersebut mengakibatkan mereka tetap memilih kembali ke jalanan. Berdasarkan keterangan informan yang telah diuraikan oleh penulis, dapat terlihat bahwa faktor utama yang mendasari Ia memilih kehidupan menjadi anak jalanan adalah lebih didasari keadaan didalam keluarga yang tidak harmonis serta keadaan ekonomi keluarga yang lemah, sehingga Ia memilih untuk hidup di jalanan. Pada hal ini faktor tersebut masuk ke dalam tingkat mikro yaitu dimana bahwa anak memilih untuk turun ke jalanan lebih dilatar belakangi oleh keingina anak itu sendiri yang disebabkan oleh kekerasan yang diterimanya dirumah, penelantaran, sehingga jika hal tersebut sudah diluar batas toleransi anak, maka anak cenderung memilih keluar dari rumah dan hidup di jalanan, inilah yang terjadi pada keterangan informan pertama.

5.1.2 Informan Utama II

Nama : Robi Irawan Umur : 16 Tahun Jenis Kelamin : Laki – laki Pendidikan Terakhir : SMP Sekolah Menengah Pertama Universitas Sumatera Utara 63 Agama : Islam Aktivitas di jalan : Bekerja menjual asongan dan mengamen Lokasi Aktivitas : Tanah lapang merdeka Kota Binjai Lama aktivitas di jalan : 16 Jam Hubungan dengan keluarga : Pulang pada keluarga secara berkala Alamat : Jalan Suka Ramai Kota Medan Informan kedua dalam penelitian ini bernama Robi Irawan, Robi merupakan anak kedua dari 5 bersaudara, Ia memiliki seorang kakak perempuan dan lima orang adik. Robi merupakan anak jalanan yang tergolong kedalam kategori children on the street yaitu dimana dalam kategori ini merupakan anak – anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarganya, baik itu pulang kerumah setiap hari atau tinggal di jalanan tetapi masih berusaha mempertahankan hubungan dengan keluarganya dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan tidak rutin. Saat ini Robi berusia 16 tahun dan telah putus sekolah sejak Ia berada dibangku sekolah kelas 1 SMP. Kehidupan Robi sebelum Ia menjadi anak jalanan dimana Ia hidup bersama keluarganya di Kota Medan, Robi berasal dari keluarga yang memiliki keadaan ekonomi yang kurang mampu, Ayah Robi bekerja sebagai tukang becak sedangkan Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Keadaan ini memaksa Robi terbiasa untuk hidup mandiri dan berjuang sendiri untuk mendapatkan uang sakunya dan juga membantu ekonomi keluarganya, sebelum menjadi anak jalanan Universitas Sumatera Utara 64 Ia dahulunya sering bekerja sebagai pembuat sandal dirumah tetangganya dan hal itu dilakukanya setelah Ia pulang sekolah. Keadaan didalam keluarga Robi yang kurang harmonis dimana sering terjadinya pertengkaran antara orang tuanya akhirnya membuat kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai, pada saat itu Robi masih duduk dibangku kelas 6 SD, ketika kedua orang tuanya bercerai Robi memilih ikut tinggal bersama Ibunya dan dua orang adiknya, sedangkan saudara kandungnya yang lain tinggal bersama Ayahnya. Keadaan ekonomi yang terus mengalami kesusahan membuat Ia harus putus sekolah pada saat Ia berada dibangku sekolah kelas 1 SMP, berasal dari keluarga yang broken home serta memiliki perekonomian keluarga yang kurang mampu sejak saat itu Robi memilih untuk mencari kehidupan di jalanan. Pada mulanya Robi hidup di jalanan dengan menjual asongan, pada tahun 2012 Robi mengikuti temannya untuk menjadi anak jalanan di kota Binjai, sebenarnya Ia adalah seoang anak jalanan pendatang dari Kota Medan. Kehidupan Robi sebagai anak jalanan di Kota Binjai awalnya Ia bekerja sebagai penjual asongan di terminal Kota Binjai, lalu seiring berjalannya waktu Robi mulai mengikuti temannya yang mengamen, Ia mengamen pada waktu malam hari setelah Ia selesai berjualan asongan pada siang hingga sore hari, biasanya Ia memulai kegiatannya sebagai pengamen dari pukul 7 hingga pukul 12 malam, Robi mengamen di sekitaran tanah lapang merdeka Kota Binjai. Sehari – harinya dari aktifitas Ia mengamen Robi bisa mendapatkan penghasilan 15 hingga 30 ribu perhari, akan tetapi Ia mengaku kalau uang tersebut hanya habis pada hari itu juga, uang tersebut habis untuk membeli makanan dan rokok. Universitas Sumatera Utara 65 Robi tidak sepenuhnya hidup di jalanan dan memutuskan hubungan dengan keluarganya, Ia masih berusaha untuk tetap menjaga dan mempertahankan hubungannya dengan keluarganya dengan cara pulang tetapi tidak rutin, Ia tidak menetapkan berapa lama sekali untuk pulang kerumahnya, Ia pulang kerumah ketika Ia merasa ingin pulang saja dan tidak ditentukan waktunya. Jika pulang kerumah Robi biasanya hanya menginap di rumahnya selama satu sampai dua hari, kemudian Ia kembali ke Kota Binjai dan melakukan aktifitasnya di jalanan lagi. Setiap pulang ke rumah Robi tidak selalu memberikan uang kepada keluargnya, jika Ia masih memiliki sisa uang Ia akan memberikannya kepada Ibunya untuk membantu ekonomi keluarganya, akan tetapi jika Ia tidak memiliki sisa uang Robi hanya pulang saja ke rumah tanpa memberikan uang. Selama Robi menjadi anak jalanan, Ia sudah beberapa kali terjaring razia yang dilakukan oleh pihak Dinas Sosial Kota Binjai, akan tetapi setelah terjaring razia dan dilepaskan, Ia tetap kembali ke jalanan bersama para anak jalanan lainnya, Robi mengaku apa yang diberikan oleh pihak Dinas Sosial Kota Binjai hanya berupa arahan – arahan serta larangan untuk menjadi anak jalanan, hal tersebut sama sekali tidak membantu kehidupan anak jalanan untuk dapat keluar dari permasalahannya dan tidak menjadi anak jalanan lagi, oleh karena itu Robi mengatakan banyak anak jalanan yang terjaring razia tapi akan tetap menjadi anak jalanan kembali setelah dilepaskan. Sementara itu ketika ditanya mengenai faktor apa saja yang menyebabkan anak jalanan di Kota Binjai menjadi anak jalanan, Ia menjawab bahwa teman – temannya sesama anak jalanan menjadi anak jalanan kebanyakan karena didasari keluarga yang broken home dan ekonomi keluarga yang kurang mampu. Universitas Sumatera Utara 66 Berdasarkan keterangan informan yang telah di uraikan oleh penulis, dapat terlihat bahwa faktor utama yang menyebabkan Ia menjadi anak jalanan berasal dari faktor yang terdapat dari dalam keluarganya, informan yang berasal dari keluarga yang brokenhome serta perekonomian keluarga yang kurang mampu membuat Informan memilih sendiri keputusannya untuk hidup menjadi anak jalanan, hal tersebut mengartikan faktor yang menyebabkan Informan menjadi anak jalanan masuk ke dalam kategori mikro yaitu dimana bahwa anak memilih untuk turun ke jalanan lebih dilatar belakangi oleh keinginan anak itu sendiri yang disebabkan oleh kekerasan yang diterimanya dirumah, penelantaran, ketidakmampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar, sehingga jika hal tersebut sudah diluar batas toleransi anak, maka anak cenderung memilih keluar dari rumah dan hidup di jalanan.

5.1.3 Informan Utama III