Informan Utama III Hasil temuan .1 Informan Utama I

66 Berdasarkan keterangan informan yang telah di uraikan oleh penulis, dapat terlihat bahwa faktor utama yang menyebabkan Ia menjadi anak jalanan berasal dari faktor yang terdapat dari dalam keluarganya, informan yang berasal dari keluarga yang brokenhome serta perekonomian keluarga yang kurang mampu membuat Informan memilih sendiri keputusannya untuk hidup menjadi anak jalanan, hal tersebut mengartikan faktor yang menyebabkan Informan menjadi anak jalanan masuk ke dalam kategori mikro yaitu dimana bahwa anak memilih untuk turun ke jalanan lebih dilatar belakangi oleh keinginan anak itu sendiri yang disebabkan oleh kekerasan yang diterimanya dirumah, penelantaran, ketidakmampuan orang tua menyediakan kebutuhan dasar, sehingga jika hal tersebut sudah diluar batas toleransi anak, maka anak cenderung memilih keluar dari rumah dan hidup di jalanan.

5.1.3 Informan Utama III

Nama : Iwan Hardi Umur : 17 Tahun Jenis Kelamin : Laki – laki Pendidikan terakhir : SD Sekolah Dasar Agama : Islam Aktivitas Di Jalan : Tinggal, bekerja menyablon dan mengamen Lokasi Aktivitas : Pasar kaget Kota Binjai Universitas Sumatera Utara 67 Lama Aktivitas Di Jalan : Sepenuhnya hidup di jalanan Hubungan Dengan Keluarga : Sudah putus hubungan dengan keluarga Alamat : Tidak memiliki tempat tinggal tetap Informan ketiga dalam penelitian ini bernama Iwan Hardi, Iwan merupakan anak pertama dari empat orang bersaudara, Iwan merupakan anak jalanan yang tergolong kedalam kategori children of the street yaitu anak – anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan sudah tidak memiliki hubungan atau memutuskan hubungan deegan orang tua atau keluarganya. Iwan sudah tidak memiliki lagi hubungan dengan orang tua dan keluarganya sejak 4 tahun yang lalu, sedangkan adiknya masing – masing ada yang tinggal bersama Ayahnya dan ada juga yang tinggal bersama Ibunya karena kedua orang tuanya sudah bercerai, Iwan berasal dari keluarga yang brokenhome dan sering mendapatkan perlakuan kekerasan oleh orang tuanya sewaktu Ia masih tinggal bersama keluarganya. Keluarga Iwan bukan merupakan keluarga yang harmonis, sewaktu Iwan masih tinggal bersama orang tuanya Ia sering mendapatkan perlakuan kekerasan, selain itu Ia juga sering melihat kedua orang tuanya bertengkar di hadapannya, kondisi di dalam keluarga Iwan yang tidak harmonis ini membuatnya merasakan rasa tidak nyaman ketika Ia berada didalam rumah, keadaan ini semakin di perburuk dengan kondisi ekonomi keluarganya yang tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarganya. Kedua masalah ini lah yang menjadi faktor pendukung pertama yang membuat Iwan memutuskan untuk memilih turun ke jalanan menjadi anak jalanan. Universitas Sumatera Utara 68 Iwan mulai menjadi anak jalanan pada tahun 2009, pada saat itu Iwan berusia 11 tahun, hingga saat ini Ia sudah menjadi anak jalanan selama 6 tahun sampai pada usianya 17 tahun. Sebelum Iwan menjadi anak jalanan, Ia tinggal bersama kedua orang tuanya dan adik-adiknya, Ayah Iwan bekerja sebagai kuli bangunan sedangkan Ibunya tidak bekerja, Ayahnya memiliki kebiasaan yang buruk yaitu suka bermain judi dan memiliki sifat yang kasar, Iwan juga jarang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Pertengkaran kedua orang tuanya merupakan hal yang sering Ia lihat sewaktu masih tinggal bersama orang tuanya, kebiasaan Ayahnya yang suka bemain judi membuat keadaan ekonomi keluarganya semakin bermasalah, karena sering uang yang seharusnya dipakai untuk keperluan keluarga habis di pakai untuk berjudi, hal inilah yang sering menjadi pemicu pertengkaran yang terjadi pada orang tuanya, dan jika sudah bertengkar tak jarang anak – anaknya yang menjadi sasaran kekerasan oleh orang tuanya seperti mendapatkan kata – kata kasar dan makian. Awalnya Iwan menjadi anak jalanan karena disuruh oleh orang tuanya, keadaan ekonomi keluarga yang tidak mencukupi membuat orang tuanya menyuruh Iwan mencari dana tambahan dengan bekerja mencari uang di jalanan. Iwan bekerja sebagai pedagang asongan di tanah lapang merdeka Kota Binjai, Iwan memulai aktifitasnya di jalan ketika Ia sudah pulang sekolah hingga menjelang malam, hasil yang didapatnya dalam sehari sebagian dipakainya sendiri unutuk jajan dan bermain dan sebagian lainnya diberikannya kepada orang tuanya. Lama hidup di jalanan membuat Iwan menjadi merasa nyaman ketika Ia berada di jalanan, karena Ia merasakan kebebasan dan tak ada yang memarahinya tidak seperti ketika Ia berada dirumah. Universitas Sumatera Utara 69 Setelah dua tahun Iwan menjadi anak jalanan pada tahun 2011 kedua orang tuanya bercerai, adik – adik Iwan ada yang mengikuti Ayahnya dan ada juga yang mengikuti Ibunya, setelah perceraian kedua orang tuanya tersebutlah Iwan memilih memutuskan hubungan dengan keluarganya dan memilih sepenuhnya hidup di jalanan, sudah terbiasanya Iwan hidup di jalanan dan merasa kecewa dengan perceraian yang terjadi antara kedua orang tuanya membuat Iwan memilih untuk hidup di jalanan saja dan tidak berhubungan lagi dengan keluarganya. Saat ini Iwan bertahan hidup menjadi anak jalanan dengan mecari uang sebagai pengamen, Iwan melakukan aktivitas mengamennya pada waktu malam hari bersama teman – teman sesama anak jalanan lainnya. Iwan mengamen didaerah pasar kaget Kota Binjai, pasar itu hanya buka pada waktu malam hari saja dan sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat yang Ingin membeli makanan sekaligus duduk – duduk disana, hal inilah yang membuat Iwan memilih untuk mengamen di tempat tersebut, dalam waktu satu malam Ia dapat mengumpulkan uang sebanyak 30.000 - 50.000 rupiah, namun uang tersebut harus dibagi lagi bersama kedua temannya yang mengamen bersamanya, maka Iwan biasanya mendapatkan uang sebanyak 15.000 rupiah dari aktivitas mengamen dalam waktu satu malam. Mengamen bukan satu – satunya mata pencarian Iwan sebagai anak jalanan, Ia juga bekerja di tempat sablon untuk mencari tambahan, biasanya dalam sehari Iwan mendapatkan gaji 20.000 - 30.000 rupiah tergantung dari banyaknya jumlah pesanan sablon yang dikerjakannya. Ketika ditanya mengenai apa yang menjadi faktor penyebab sesama anak jalanan lainnya menjadi anak jalanan, Ia Universitas Sumatera Utara 70 mengakatakan bahwa faktor ekonomi keluarga dan faktor keadaan keluarga yang tidak harmonis dan brokenhome yang menjadi faktor terbanyak yang menyebabkan anak menjadi anak jalanan. Ketika ditanya mengenai apakah Ia pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah Kota Binjai, Ia mengatakan pernah sekali mendapatkan bantuan berupa uang dan ketika mereka terjaring razia yang dilakukan oleh dinas sosial kota binjai mereka hanya diberikan arahan – arahan untuk tidak menjadi anak jalanan dan kemudian dilepaskan lagi, setelah dilepaskan mereka tetap memilih kembali lagi menjadi anak jalanan karena mereka tidak mendapat solusi dari masalah mereka. Berdasarkan keterangan informan ketiga yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat dilihat bahwa faktor yang mendasari Ia memilih kehidupan menjadi anak jalanan adalah lebih didasari dari faktor keadaan didalam keluarga yang tidak harmonis serta keadaan ekonomi keluarga yang lemah, dan latar belakang keluarga yang brokenhome, sehingga Ia memilih untuk hidup di jalanan. Faktor tersebut masuk ke dalam tingkat mikro yaitu dimana bahwa anak memilih untuk turun ke jalanan lebih dilatar belakangi oleh keinginan anak itu sendiri yang disebabkan oleh kekerasan yang diterimanya dirumah, penelantaran, dan tidak sanggupnya orang tua memenuhi kebutuhan utama anak, sehingga jika hal tersebut sudah diluar batas toleransi anak, maka anak cenderung memilih keluar dari rumah dan hidup di jalanan, inilah yang terjadi pada keterangan informan ketiga.

5.1.4 Informan Utama IV