1.4 Penilaian Kualitas Terjemahan
Meneliti tentang produk terjemahan tidak akan lepas dari penilaian sebuah terjemahan. Yang dimana hal tersebut menjadi sebuah alat pengukur untuk sebuah
produk terjemahan yang di hasilkan oleh seorang penerjemah. Suatu terjemahan yang dihasilakan tentunya memiliki tingkat kualitas yang berbeda-beda. Sehingga penting
kiranya untuk menilai sebuah terjemahan. Nababan dalam kapita selekta penerjemahan, mengemukakan bahwa kualitas suatu terjemahan pada umumnya dikaitkan dengan
tingkat keakuratan pengalihan pesan dan tingkat keterbacaan teks bahasa sasaran 2008 : 39.
Berbicara tentang tingkat keakuratan dan mudah dipahami, Newmark mengungkapakan suatu konsep yang relatif :
“
A good translation fulfils its intention; in an informative text, it conveys the facts acceptibility; in a vocative text, form is almost as important as content, there is
often a tension between the expressive and the aesthetic functions of language and
therefore a merely „adequate’ translation may be useful to explain what the text
about, but a a good translation has to be distinguished and the tra nslator exceptionally sensitive
”
Newmark,1988. Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penerjemahan yang baik
itu memasukkan maksud dan makna yang berbentuk teks informatif sehingga terjemahan tersebut dapat diterima. Bentuk juga merupakan sesuatu yang dipentingkan
sebagai isi dari pesan sebuah terjemahan tersebut. karena hal tersebut berhubungan dengan ekspresi dan fungsi estetika dari suatu bahasa untuk mengungkapkan apa yang
terkandung dalam teks tersebut, akan tetapi terjemahanan harus dibedakan dalam menyampaikan agar terjemahan tersebut dapat diterima.
Mengukur kualitas terjemahan tentunya memerlukan alat sebagai pengukur suatu kualitas terjemahan. Nababan menyebutkan ada tiga syarat untuk menentukan kualitas
terjemahan yaitu tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan 2003 : 86. Dari ketiga aspek ini kualitas terjemahan dapat di ukur tingkat kualitas suatu terjemahan.
1 . Keakuratan
Keakuratan merujuk pada ketepatan pengalihan pesan bahasa sumber ke bahasa sasaran. Shuttleworth dan Cowie mengatakan
“
A term used in translation evaluation to refer to the extent to which a translation matchs its
original” 1997:3
.
Maksud dari pernyataan diatas ialah penerjemah diharpakan
dapat menyampaikan makna atau pesan dari teks bahasa sumber ke bahasa sasaran sesepadan mungkin, baik secara bentuk maupun makna yang terkandung
dalam teks bahasa sumber. Sehingga hal tersebut dapat dikatakan akurat sesuai dengan konten yang ada pada teks Bsu. Nababan dkk menyatakan bahwa
keakuratan merupakan ukuran yang sangat penting dalam penilaian suatu terjemahan, karena hal tersebut adalah konsep dasar seorang penerjemah dalam
mengalihkan pesan yang sepadan dengan bahasa sasaran 2012. Kesepadanan tersebut meliputi kesamaan isi dan makna dari Bsu ke Bsa. Keakuratan menjadi
tinjauan yang pertama dalam penilaian suatu terjemahan. Berikut ini adalah instrument penilaian keakuratan
accuracy rating instrument
:
Table 2.1
Accuracy rating instrument
Nababan dkk : 2012
Kategori terjemahan Skor
Parameter kualitatif Akurat
3 Makna kata, istilah teknis, klausa
atau teks
bahasa sumber
dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak
terjadi distorsi makna.
Kurang akurat 2
Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa,
kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke
dalam bahasa sasaran namun masih terdapat distorsi makna
atau terjemahan makna ganda taksa atau ada makna yang
dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.
Tidak akurat 1
Makna kata, istilah teknis, frasa, kalusa, kalimat atau teks bahasa
sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran
atau dihilangkan
deleted
. 2
Keberterimaaan
Accepta bility
Aspek ini merupakan penilaian yang berkaitan dengan kewajaran dan kealamiahan teks. Semakin tinggi nilai keberterimaan, maka semakin dekat
dengan budaya bahasa sumber. Namun hal ini bukanlah suatu hal yang mudah. Mengingat adanya perbedaan budaya bahasa sumber dengan bahasa sasaran,
sehingga perlu menerapkan teknik penerjemahan yang sesuai dengan konsep tersebut. Nababan dalam penelitiannya Pengembangan Model Penilaian
Kualitas Terjemahan : 2012, mengatakan bahwa keberterimaan merujuk pada kesesuaian kaidah-kaidah, norma budaya yang berlaku dalam bahasa sasaran.
Baik pada tataran mikro maupun makro. Konsep ini juga merupakan suatu kajian yang sangat penting dalam penerjemahan karena ini mengacu pada
keberterimaan norma dan budaya suatu bahasa. Sesuatu yang sopan dalam bahasa sumber belum tentu dikatakan sopan dalam bahasa sasaran. Mislanya
pemanggilan nama pada saudara yang lebih tua dalam bahasa inggris yang masih tergolong sopan, namun akan menjadi tidak sopan dalam bahasa
Indonesia, karena itu menunjukkan rasa yang kurang hormat kepada yang lebih tua. Berikut adalah tabel instrumen pengukur tingkat keberterimaan
Acceptability Rating Instrument
:
Table 2.2
Acceptability Rating Instrument
Nababan dkk : 2012
Kategori terjemahan Skor
Parameter kualitatif Beterima
3 Terjemahan terasa alamiah; istilah
teknis yang
digunakan lazim
digunakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa, dan kalimat yang
digunakan sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Kurang berterima 2
Pada umunya terjemahan sudah terasa alamiah; namun ada sedikit
masalah pada penggunaan istilah teknis atau menjadi sedikit kesalahan
gramatikal.
Tidak berterima 1
Terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti karya terjemahan; istilah
teknis yang digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab bagi
pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
3 Keterbacaan
Readability
Keterbacaan
Readability
merupakan pengevaluasian hasil terjemahan apakah teks terjemahan tersebut mudah dipahami oleh pembaca atau tidak. Teks
terjemahan yang baik itu membuat pembaca paham dan mudah dibaca isi teks
terjemahan tersebut. yang terpenting ialah pembaca tidak kesulitan memahami makna dan pesan yang disampaikan oleh teks terjemahan tersebut. Nababan
menjelaskan bahwa tingkat keterbacaan teks terjemahan merujuk pada derajat kemudahan suatu teks terjemahan untuk dipahami oleh pembaca sasaran 2012.
Berikut ini ialah tabel instrumen pengukur tingkat keterbacaan
Readability Rating Instriment
:
Table 2.3
Readability Rating Instrument
Nababan dkk : 2012
Kategori terjemahan Skor
Parameter kualitatif Tingkat Keterbacaan
Tinggi 3
Kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks terjemahan dapat
dipahami dengan
mudah oleh
pembaca. Tingkat Keterbacaan
Sedang 2
Pada umumnya tertejamahan dapat dipahami oleh pembaca; namun ada
bagian tertentu yang harus dibaca lebih dari satu kali memahami
terjemahan.
Tingkat keterbacaan Rendah
1 Terjemahan sulit dipahami oleh
pembaca.
2. Pragmatik