Mutu Hidup Keseluruhan laporan penelitian peran dukungan sebaya
72
Gambar 35. Sebaran Odha Berdasarkan Mutu Hidup Keseluruhan Pilar
Odha lebih banyak yang memiliki mutu hidup yang tinggi daripada yang rendah.
Tabel 36. Sebaran Odha Berdasarkan Mutu Hidup Seluruh Pilar dengan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, dan Populasi Risiko
Karakteristik Odha Mutu hidup
Total Tinggi
Rendah N
n n
Umur Odha - 20 - 29 tahun
- 30 - 39 tahun - 40 - 45 tahun
622 839
107 81,1
84,6 88,4
145 153
14 18,9
15,4 11,6
767 992
121 100,0
100,0 100,0
Jenis kelamin - Laki-laki
- Perempuan 843
431 72,1
66,4 327
218 27,9
33,6 1170
649 100,0
100,0 Pendidikan
- Tidak tamat SMP - Tamat SMP
- Tamat SMA - Tamat D3S1S2
133 204
795 126
56,1 60,0
76,0 72,0
104 136
251
49 43,9
40,0 24,0
28,0 237
340 1046
175 100,0
100,0 100,0
100,0
Populasi risiko - Penasun
- Ibu rumah tangga - Pelanggan seks
- Pekerja seks - Pasangan risti
- Waria - Gay
593 212
103
79 78
72 40
78,2 68,4
61,3 58,5
66,1 79,1
64,5 165
98 65
56 40
19 22
21,8 31,6
38,7 41,5
33,9 20,9
35,5 758
310 168
135 118
91 62
100,0 100,0
100,0 100,0
100,0 100,0
100,0
Odha yang memiliki mutu hidup tinggi lebih banyak pada Odha yang berumur 40-45 tahun. Odha laki-laki mutu hidupnya lebih tinggi daripada Odha perempuan. Odha yang
memiliki tingkat pendidikan tamat SMA lebih tinggi daripada Odha yang tidak tamat SMA. Odha waria dan Odha penasun lebih tinggi mutu hidupnya dibandingkan kelompok
populasi risiko lainnya. Mutu hidup Odha secara keseluruhan meningkat karena adanya sebuah proses, mulai
dari kepercayaan diri hingga memiliki motivasi dalam menjalankan kehidupan ke depan.
Tinggi, 70 Rendah, 30
73
“Menurut saya penyesalan itu percuma, karena penyesalan adanya di belakang. Tidak pernah menyesalnya duluan. Jadi kalau penyesalan itu saya buang untuk masa depan.
Bersama KDS saya jadi bisa memandang hidup ke depan. Memperbaiki yang sudah
lewat” Penasun, laki-laki 35 tahun. Adanya proses dalam meningkatkan mutu hidup secara keseluruhan juga diakui oleh
Odha berikut ini: “Awalnya saya tidak bisa menerima, karena kondisi saya sedang hamil. Kaget juga
dan kasihan sama janin di dalam tubuh saya. Bingung, saya bisa tertular dari mana, sama sekali tidak tahu tentang HIV. Setelah itu saya tes, MK dan konselor memberi tahu tentang
penyakit HIV ini, bagaimana cara penularannya dan cara pencegahannya. Saya juga dirujuk untuk program PMTCT. Lama-
lama saya bisa menerima status saya” IRT, 31 tahun.
Mutu hidup Odha meningkat karena adanya dukungan yang sistemik. Pengaruh dukungan sebaya dalam meningkatkan mutu hidup Odha diungkapkan oleh KPA provinsi
sebagaimana ungkapan berikut ini: “Sekarang saya melihat Odha kepercayaan dirinya sudah meningkat dan berani,
walaupun masih ada ketidakberanian untuk membuka diri. Akan tetapi inisiatif yang ditunjukkan oleh KPA kota atau masyarakat yang peduli tentang bahaya narkoba dan HIV
AIDS, itu bisa memperlihatkan “Aku pakai topeng”, hanya dia belum bisa mengungkapkan seperti itu, meskipun sudah ada sebagian yang sudah berani testimoni
juga di depan publik. Menurut saya itu terjadi karena adanya dukungan sebaya, mereka menjadi percaya diri, pengetahuannya meningkat, dan tahu bagaimana pengobatan yang
b
enar” KPAP. Melihat contoh keberhasilan Odha yang sudah berdaya merupakah salah satu cara
yang efektif dalam meningkatkan mutu hidup Odha secara keseluruhan sebagaimana ungkapan berikut ini:
“Saya melihat peran rekan sebaya dalam meningkatkan kepercayaan diri, pengetahuan, keterampilan dan untuk mencegah penularan kepada orang lain, seperti memutar film,
bisa melihat ke belakang lagi. Odha perlu dimotivasi dan diperlihatkan success story dari temen-temen Odha
yang lain” KPAP.
74
IV. DUKUNGAN SEBAYA
Dukungan sebaya adalah dukungan yang diberikan oleh sesama Odha untuk
memperkuat mental Odha yang baru mengetahui status HIV.