Sumber Daya Perkembangan Kelembagaan Kapasitas Kelompok .1 Kepemimpinan

125 tingkatan untuk memaksimalkan efektivitas kelompok. 96] Orang-orang dalam sebuah organisasi adalah sumber daya manusianya. Kelemahan fisik yang sering dikeluhkan oleh KP, membuat peran Odha dalam kelompok digantikan oleh non-Odha. Hal itu dilakukan mengingat pekerjaan dalam pengelolaan lembaga menuntut perhatian dan ketahanan fisik yang cukup kuat. Fenomena tersebut membuat masing-masing kelompok merasa perlu untuk membuat peraturan tersendiri, seperti: 1 wajib periksa urin setiap 3 bulan sekali, 2 jika terbukti relaps, maka yang bersangkutan tidak boleh terlibat dalam kelompok sampai bebas.

6.3.1.3 Manajemen dan Akuntabilitas Kelompok

Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. 97 Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran goals secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. 98 Adanya perubahan pola, dari awal pembentukan kelompok hingga kini. Jika semula lebih informal, maka sekarang lebih bersifat formal. Perubahan pola tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tuntutan dari luar kelompok. Yaitu, tuntutan birokrasi dan kompetensi yang menuntut pencapaian standar minimal manajemen. Jika kelompok tidak memenuhi tuntutan yang ada, maka kelompok tidak akan berlanjut. 99 6.3.2. Kemampuan Berjejaring 6.3.2.1 Terlibat Dalam Sistem Penanggulangan HIVAIDS di Tingkat Lokal Strategi dan rencana aksi dibuat berdasarkan peraturan perundangan terkait dengan masalah danatau faktor-faktor yang berpengaruh dan mewarnai upaya penanggulangan HIVAIDS di Indonesia. Regulasi yang terkait adalah Perpres No 75 Tahun 2006 tentang 96 Kelly D, 2001, Persepsi Dual HRD: Masalah Kebijakan:, UKM Konstituensi lain, dan Definisi diperebutkan Pengembangan Sumber Daya Manusia, hal 41. 97 Vocational Business: Training, Developing and Motivating People by Richard Barrett - Business Economics - 2003. - hal 51. 98 Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall, hal 367 126 KPAN dan Permendagri No 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan Komite Penanggulangan HIVAIDS di tingkat provinsi dan kotakabupaten. Pada semua provinsi, KP sudah masuk sebagai anggota KPA provinsi sebagai perwakilan dari LSM Peduli AIDS. Namun tentang keaktifan mereka dalam sistem di KPAN , mulai dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi, ternyata cukup beragam. Tentang keaktifan KP di KPAP provinsi, ada tiga kategori: 1 terdaftar jadi anggota KPAP dan terlibat penuh dalam proses perencanaan hingga monitoring dan evaluasi KPAP, 2 terdaftar jadi anggota KPAP dan hanya terlibat pada sebagian proses perencanaan hingga monitoring di KPAP, 3 terdaftar jadi KPAP dan tidak terlibat sama sekali pada proses perencanaan hingga monitoring dan evaluasi KPAP. Di tingkat kotakabupaten belum semua KDS menjadi anggota KPAK. Hal itu dapat terjadi karena KDS belum dikenal oleh stakeholder. Keterlibatan Dukungan Sebaya masuk ke dalam sistem sesuai prinsip utama Strategi dan Rencana Aksi KPAN 2010-2014, yaitu populasi kunci dan Odha serta orang-orang yang terdampak HIV dan AIDS berperan aktif secara bermakna dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS. 100

6.3.2.2 Akses Sumber Daya

Dukungan kebijakan lainnya yang mendukung sebagai bagian dari penguatan sistem kesehatan, juga diperlukan, antara lain masuknya Jamkesmas untuk HIV dan AIDS; Penguatan SDM melalui pengembangan pelatihan dan insentif petugas kesehatan untuk program HIV; penguatan sistem informasi kesehatan, infrastruktur dan manajemen logistik yang memberikan peningkatan dampak kesehatan secara luas; dan penguatan dukungan untuk Odha melalui perawatan berbasis masyarakat dan perawatan. Penguatan sistem komunitas dibangun melalui pengembangan kapasitas implementasi program, manajemen, pemantauan dan evaluasi dari mereka yang harus terlibat, mobilisasi sumber daya di masyarakat sehingga berdaya guna untuk program, serta pelibatan masyarakat termasuk populasi kunci dan Odha untuk mendukung upaya penanggulangan.

6.3.2.3 Sistem Rujukan

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul yang umumnya adalah individu atau organisasi yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain. Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di 100 SRAN KPAN 2010-2014

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Kecemasan Remaja Putri Pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Di Smp Swasta Betania Medan

10 93 92

Pengaruh Paparan Media Internet dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja SMA XYZ Tahun 2012

6 96 167

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP ODHAPADA KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA SOLO PLUS Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup ODHA Pada Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus Di Surakarta.

0 3 14

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP ODHA PADA KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA SOLO PLUS Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup ODHA Pada Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus Di Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KETERLIBATAN SISWA Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Keterlibatan Siswa Pada Sekolah.

0 3 11

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KETERLIBATAN SISWA Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Keterlibatan Siswa Pada Sekolah.

0 3 28

(ABSTRAK) PERSEPSI ORANG DENGAN HIV DAN AIDS TERHADAP PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA PADA PELAKSANAAN TERAPI ANTIRETROVIRAL (Studi Kasus Kualitatif di Kelompok Dukungan Sebaya Semarang Plus Tahun 2009).

0 0 3

Buku Saku Dukungan Sebaya di Lapas dan Rutan

0 0 46

Hubungan antara Dukungan Teman Sebaya de

0 1 16