Karakteristik Informan laporan penelitian peran dukungan sebaya

47 Informan yang digunakan untuk metode kualitatif terdiri dari informan pendukung dan informan utama. Informan pendukung terdiri dari Ohidha, koordinator kelompok penggagas, koordinator kelompok dukungan sebaya, staf KPAP, staf KPAK, dan Dinas Kesehatan. Tabel 16. Informan Pendukung No Kategori Jumlah 1 Ohidha IstriSuami 7 Adik 1 Anak 1 2 Kelompok Penggagas 10 3 Kelompok Dukung Sebaya 20 4 KPA Provinsi 10 5 KPA KotaKab 10 6 Dinkes Provinsi 7 48 III. MUTU HIDUP ODHA Lima pilar mutu hidup Odha berdasarkan beberapa referensi yaitu memiliki kepercayaan diri, memiliki pengetahuan tentang HIVAIDS, memiliki akses dan menggunakan layanan dukungan, pengobatan, dan perawatan, tidak menularkan virus ke orang lain, dan melakukan kegiatan positif.

3.1. Pilar Pertama : Memiliki Kepercayaan Diri

Pilar pertama ini diukur dari tiga hal yaitu penerimaan Odha terhadap status HIV positif, kenyamanan Odha membuka status terhadap orang terdekat, dan kenyamanan Odha berinteraksi dan berkomunikasi. Hal yang pertama, penerimaan Odha terhadap status HIV positif diukur dari enam pertanyaan, yaitu perasaan rendah diri karena status HIV pertanyaan c.1.6., status HIV mengganggu sikap dan perilaku pertanyaan c.1.7, perasaan dan keinginan untuk menjauhi orang lain pertanyaan c.1.8, kebiasaan memisahkan barang gelas, piring, dll yang digunakan untuk tidak digunakan oleh orang lain pertanyaan c.1.9, serta memiliki kecemasan, kekhawatiran, ketakutan dalam menjalani kehidupan dengan status HIV pertanyaan c.1.10. Odha yang menyatakan tidak memiliki perasaan rendah diri karena status HIV, hampir seimbang dengan Odha yang menyatakan memiliki perasaan rendah diri. Odha lebih banyak yang menyatakan status HIV tidak mengganggu sikap dan perilakunya, dan hanya sedikit yang menyatakan terganggu karena status HIV. Sebagian besar Odha lebih banyak yang tidak memiliki perasaan dan keinginan untuk menjauhi orang lain, dan juga sebagian besar Odha paling banyak tidak berperilaku memisahkan barang yang digunakan untuk tidak digunakan oleh orang lain. Odha yang memiliki kecemasan dalam menjalani kehidupan dengan status HIV mencapai 70 dengan kadar kecemasan yang berbeda, dan kurang dari 40 yang menyatakan tidak memiliki kecemasan. Hasil ini mengalami missing value antara 2,3 – 3,3 . 49 Tabel 17. Sebaran Jawaban Odha Berdasarkan Pertanyaan Pengukuran Menerima Status HIV dengan Positif Item menerima status HIV dengan positif n Perasaan rendah diri karena status HIV - Sangat rendah diri - Rendah diri - Agak rendah diri - Tidak rendah diri 80 214 694 981 4,1 10,9 35,2 49,8 Status HIV mengganggu sikap dan perilaku - Sangat mengganggu - Mengganggu - Tidak mengganggu - Sangat tidak mengganggu 109 568 936 354 5,5 28,9 47,6 18,0 Perasaan dan keinginan untuk menjauhi orang lain - Sangat ingin - Ingin - Sedikit ada keinginan - Tidak ingin 45 102 456 1346 2,3 5,2 23,4 69,1 Perilaku memisahkan barang - Sangat sering - Sering - Jarang - Tidak pernah 48 161 341 1417 2,4 8,2 17,3 72,0 Kecemasan menjalani kehidupan dengan status HIV - Sangat cemas - Cemas - Sedikit cemas - Tidak cemas 137 261 828 731 7,0 13,3 42,3 37,4 Total 100 Pada saat pertama kali mengetahui statusnya, Odha mengalami penurunan kepercayaan diri sebagaimana ungkapan berikut ini. ―Saya sudah gak mau makan, saya gak mau keluar, sampai hari Jumat saya putus harapan. Kakak ipar saya ada kepercayaan ke paranormal, akhirnya saya dibopong pulang. Dari situ saya jadi sehat kayak punya semangat hidup lagi dalam sekejap. Akhirnya saya percaya ke paranormal. Saya anti yang namanya obat dan rumah sakit dan saya gak mau ketemu dokter, setiap ada tulisan HIV AIDS saya menghindar sekali ‖ IRT, 36 tahun. Hal yang kedua dalam pilar pertama memiliki percaya diri, yaitu kenyaman Odha membuka status terhadap orang terdekat. Kenyaman Odha membuka status terhadap orang terdekat diukur dari pertanyaan bagaimana kenyaman Odha untuk memberitahukan status HIV kepada tetangga, teman sebaya, keluarga, pasangan pertanyaan c.1.11-c.1.14.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Kecemasan Remaja Putri Pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Di Smp Swasta Betania Medan

10 93 92

Pengaruh Paparan Media Internet dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja SMA XYZ Tahun 2012

6 96 167

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP ODHAPADA KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA SOLO PLUS Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup ODHA Pada Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus Di Surakarta.

0 3 14

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP ODHA PADA KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA SOLO PLUS Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup ODHA Pada Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus Di Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KETERLIBATAN SISWA Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Keterlibatan Siswa Pada Sekolah.

0 3 11

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KETERLIBATAN SISWA Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Keterlibatan Siswa Pada Sekolah.

0 3 28

(ABSTRAK) PERSEPSI ORANG DENGAN HIV DAN AIDS TERHADAP PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA PADA PELAKSANAAN TERAPI ANTIRETROVIRAL (Studi Kasus Kualitatif di Kelompok Dukungan Sebaya Semarang Plus Tahun 2009).

0 0 3

Buku Saku Dukungan Sebaya di Lapas dan Rutan

0 0 46

Hubungan antara Dukungan Teman Sebaya de

0 1 16