Peran Dukungan Sebaya Dalam Mutu Hidup Odha Dan Mitigasi Sosial
130
dengan Kelompok Penggagas. Sistem dukungan sebaya di tingkat kabupaten atau kota bekerja dengan menjangkau Odha yang baru mengetahui status HIV, kemudian melakukan
pendataan, dan melakukan pendampingan pada Odha baru. Efek pendampingan yang dilakukan oleh sistem dukungan sebaya di tingkat kabupaten atau kota meningkatkan mutu
hidup Odha dan mendukung mitigasi sosial. Dalam pelaksanaan penjangkauan dan pendataan, adanya kemudahan dalam mengakses dukungan sebaya dan adanya role model
pada dukungan sebaya serta aktivitas dalam dukungan sebaya, mendorong efek peningkatan mutu hidup Odha dengan cara memberikan dukungan pada Odha yang baru
mengetahui status HIV. Selain itu, dibutuhkan dukungan sebaya dengan cara melakukan kunjungan rumah dan rumah sakit, mendekati kelompok yang berisiko, serta mendatangi
teman-teman yang berisiko untuk VCT Manfaat KDS menurut Odha yang didukung oleh dukungan sebaya antara lain
sebagai wadah untuk berbagi perasaan 99,5, sebagai wadah untuk mendapatkan pengetahuan tentang HIVAIDS 99,8 , sebagai wadah yang membantu ketersediaan
layanan pengobatan dan perawatan serta layanan perubahan perilaku 99,7 , sebagai wadah yang sebaya dan sesama Odha 99,7, wadah menjaga kerahasiaan 99,1,
sebagai wadah yang memberikan motivasi hidup 99,4 , dan sebagai wadah keluarga kedua yang aman dan nyaman 99,5 .
Kehadiran sistem dukungan sebaya membentuk 3 wilayah yaitu wilayah dengan sistem dukungan sebaya lengkap wilayah 1, wilayah dengan sistem dukungan sebaya
parsial wilayah 2, dan wilayah tanpa sistem dukungan sebaya wilayah 3. Adanya perbedaan proporsi mutu hidup Odha yang bermakna antara wilayah 1, wilayah 2, dan
wilayah 3. Adanya perbedaan proporsi percaya diri Odha pada wilayah yang memiliki sistem dukungan sebaya lengkap dengan wilayah yang tidak memiliki sistem dukungan
sebaya. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki Odha yang percaya diri 4,655 kali daripada wilayah 3 95 CI 1,322-16,393. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki Odha yang
pengetahuan HIV baik 2,733 kali daripada wilayah 2 95 CI 1,831-4,079. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki banyak akses dukungan layanan, pengobatan, dan perawatan
1,053 kali daripada wilayah 3 95 CI 0,238-4,665. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki Odha yang memiliki perilaku tidak berisiko dalam penularan 1,886 kali daripada
wilayah 2 95 CI 1,327-2,681. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki Odha yang banyak melakukan kegiatan positif 9,476 kali daripada wilayah 3 95 CI 2,147-41,813
Peran dukungan sebaya dibuktikan dengan adanya perbedaan proporsi yang bermakna antara mutu hidup Odha yang mendapatkan dukungan dari Kelompok
Dukungan Sebaya dengan mutu hidup Odha yang tidak mendapatkan dukungan dari
131
Kelompok Dukungan Sebaya. Odha yang mendapatkan dukungan sebaya 3,281 lebih banyak memiliki percaya diri daripada Odha yang tidak mendapatkan dukungan sebaya
95 CI 2,723 – 3,953. Odha yang memiliki pengetahuan HIV baik, lebih banyak pada
Odha yang mendapatkan dukungan sebaya. Odha yang mendapatkan dukungan sebaya 9,444 lebih banyak memiliki pengetahuan baik daripada Odha yang tidak mendapatkan
dukungan sebaya 95 CI 6,430 – 13,869. Odha yang memiliki banyak akses
ketersediaan layanan dukungan, pengobatan dan perawatan lebih banyak pada Odha yang mendapatkan dukungan sebaya. Odha yang mendapatkan dukungan sebaya 6,617 lebih
banyak memiliki banyak akses ketersediaan layanan dukungan, pengobatan dan perawatan daripada yang tidak mendapatkan dukungan sebaya 95 CI 4,670-9,376. Odha yang
memiliki perilaku tidak berisiko terinfeksi HIV lebih banyak pada Odha yang mendapatkan dukungan sebaya. Odha yang mendapatkan dukungan sebaya 1,513 lebih
banyak memiliki perilaku tidak berisiko terinfeksi HIV daripada yang tidak mendapatkan dukungan sebaya 95 CI 1,232-1,859. Odha yang banyak melakukan kegiatan positif
lebih banyak pada Odha yang mendapatkan dukungan sebaya. Odha yang mendapatkan dukungan sebaya 5,005 lebih banyak memiliki banyak kegiatan positif daripada yang tidak
mendapatkan dukungan sebaya 95 CI 4,138-6,055. Dalam hal memiliki kepercayaan diri, semua Odha dengan dukungan sebaya
menerima status terinfeksi HIV melalui proses pendampingan KDS. Peran KDS sangat penting karena ada kesamaan nasib di antara mereka. Sementara Odha tanpa dukungan
sebaya juga mendapatkan dukungan dari lingkungannya. Sebagian Odha tanpa dukungan sebaya tidak bisa menerima statusnya yang terinfeksi HIV. Perasaan minder, takut
dijauhkan oleh orang, dan tidak ada yang mendampingi membuat Odha menarik diri dari pergaulan dan menutup statusnya. Peran keluarga sangat penting dalam mendukung
kepercayaan diri Odha. Dukungan keluarga tidak hanya menguatkan perasaan bahwa Odha tidak dibuang dan dikucilkan. Besarnya peranan pasangan kepada Odha sangat besar agar
dapat terus mengikut kegiatan dukungan sebaya. KDS memiliki peran besar dalam peningkatan pengetahuan Odha. Semua Odha
dengan dukungan sebaya mengaku bertambahnya pengetahuan dasar HIV, pengobatan ARV, dan infeksi oportunistik. Peran KDS juga sangat penting dalam memberikan
informasi tentang akses layanan dukungan. Odha dengan dukungan sebaya mengetahui tentang akses terhadap layanan dukungan, pengobatan, dan perawatan. Pengetahuan ini
didapat dari adanya komunikasi yang terjalin di dalam kelompok. Untuk menguatkan tingkat kepatuhan dalam pengobatan, peran KDS juga sangat penting dalam
menginformasikan hal-hal yang terkait dengan pengobatan ARV.
132
Dalam pertemuan-pertemuan dengan KDS, kesadaran untuk melakukan pencegahan dilakukan secara intensif. Perubahan perilaku yang terjadi adalah dalam hal pemakaian
kondom dan dalam hal tidak lagi berbagi jarum suntik. Selain peran dukungan sebaya terhadap mutu hidup, ada peran lain yang dilakukan
oleh dukungan sebaya yaitu mitigasi sosial. Bagian dari mitigasi sosial adalah mengurangi dampak stigma dan diskriminasi pada Odha yang Ohidha. Odha yang didukung oleh
kelompok dukungan sebaya menyatakan hubungan pertemanan dengan kelompok dukungan sebaya membantu mengurangi stigma dan diskriminasi pada Odha, yaitu 93,6.
Sebagian rumah atau kantor KDS dipakai sebagai tempat singgah sementara untuk Odha yang mengalami diskriminasi di keluarganya. Hal yang sama juga dinyatakan oleh
sebagian Odha, adanya bantuan dari dukungan sebaya dalam mengurangi stigma dan diskriminasi pada Ohidha sebesar 95,9 dari Odha yang mengalami stigma dan
diskriminasi pada keluarganya.