Sistem Dukungan Sebaya Terhadap Mutu Hidup Odha
83
Tabel 45 menunjukkan Odha yang percaya diri lebih banyak pada wilayah 1, karena wilayah 1 memiliki sistem dukungan sebaya yang lengkap ada KP dan ada KDS. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan proporsi percaya diri Odha pada wilayah yang memiliki sistem dukungan sebaya lengkap dengan wilayah yang tidak memiliki sistem dukungan
sebaya. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki Odha yang percaya diri 4,655 kali daripada wilayah 3 95 CI 1,322-16,393, dan wilayah 2 berpeluang untuk memiliki Odha yang
percaya diri 3,820 kali daripada wilayah 3 95 CI 1,044-13,984. Pilar kedua yaitu pengetahuan HIV. Odha yang memiliki pengetahuan baik lebih
banyak pada wilayah 1 yang memiliki sistem dukungan sebaya lengkap KP dan KDS. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki Odha yang pengetahuan HIV baik 2,733 kali
daripada wilayah 2 95 CI 1,831-4,079, dan wilayah 3 berpeluang untuk memiliki Odha yang pengetahuan HIV baik 2,355 kali daripada wilayah 3 95 CI 0,511-10,849.
Odha yang memiliki banyak akses dukungan layanan, pengobatan, dan perawatan lebih banyak pada wilayah 2 yang memiliki sistem dukungan sebaya parsial. Odha yang
memiliki sedikit akses dukungan layanan, pengobatan, dan perawatan lebih banyak pada wilayah 3, karena wilayah ini tidak memiliki sistem KP dan KDS, hal ini menunjukkan
adanya perbedaan memiliki akses dukungan layanan, pengobatan, dan perawatan pada wilayah yang memiliki sistem dukungan sebaya parsial dengan wilayah yang tidak
memiliki sistem dukungan sebaya. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki banyak akses dukungan layanan, pengobatan, dan perawatan 1,053 kali daripada wilayah 3 95 CI
0,238-4,665, dan wilayah 2 berpeluang untuk memiliki Pilar 3 : akses layanan dukungan, pengobatan, dan perawatan 1,396 kali daripada wilayah 3 95 CI 0,285-6,828.
Pilar keempat, yaitu tidak menyebabkan orang lain terinfeksi virus HIV, menunjukkan Odha yang memiliki perilaku tidak berisiko dalam penyebab infeksi HIV
lebih banyak pada wilayah 1, yaitu wilayah yang memiliki sistem dukungan sebaya lengkap KP dan KDS. Sedangkan Odha yang memiliki perilaku berisiko dalam infeksi
HIV lebih banyak pada wilayah 2 yaitu wilayah yang memiliki sistem dukungan sebaya parsial. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki Odha yang memiliki perilaku tidak berisiko
dalam infeksi HIV 1,886 kali daripada wilayah 2 95 CI 1,327-2,681, dan wilayah 3 berpeluang untuk memiliki Odha yang berperilaku tidak berisiko 1,3,84 kali daripada
wilayah 2 95 CI 0,457-4,195. Odha yang melakukan kegiatan positif lebih banyak pada wilayah 1 yang memiliki
sistem dukungan sebaya lengkap ada KP dan ada KDS. Wilayah 1 berpeluang untuk memiliki Odha yang banyak melakukan kegiatan positif 9,476 kali daripada wilayah 3 95
CI 2,147-41,813, dan wilayah 2 berpeluang untuk memiliki Odha yang banyak
84
melakukan kegiatan positif 1,569 kali daripada wilayah 3 95 CI 1,123-2,194. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan proporsi antara wilayah 1, wilayah 2, dan wilayah 3
dengan mutu hidup Odha pada pilar 1, 2, 4, dan 5 P value 0,05. Hasil uji proporsi antara wilayah sistem dukungan sebaya dengan mutu hidup secara keseluruhan juga
menunjukkan hasil yang signifikan. Proporsi mutu hidup tinggi lebih banyak dimiliki oleh wilayah 1 karena Odha yang tinggal di wilayah sistem dukungan sebaya lengkap akan
memiliki mutu hidup tinggi 2,460 kali dibandingkan yang tinggal di wilayah 3 95 CI 1,017
– 6,591.
Tabel 46. Sebaran Odha Berdasarkan Wilayah Keberadaan Sistem Dukungan Sebaya dengan Mutu Hidup Seluruh Pilar
.
Mutu Hidup
Odha Sistem Dukungan Sebaya
PR 95 CI
P value
Wilayah 1 Wilayah 2
Wilayah 3 n
n n
Tinggi Rendah
1188 483
71,1 28,9
80 55
59,3 40.7
8 8
50,0 50,0
W1: 2,460 1,017-6,591 W2: 1,455 0,515-4,109
W3: 1 0,003