Keberlanjutan sistem penanggulangan HIVAIDS

30 Salah satu faktor yang mendukung keberlanjutan antara lain kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. 63 Faktor lain yang juga mendukung keberlanjutan yaitu manajemen sumber daya yang berupa dana dan sarana prasarana yang dimiliki oleh kelompok atau individu pada tahap awal pembentukan kelompok. Peningkatan kapasitas kelompok merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan kelompok untuk ke masa depan. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran goals secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. 64 Terjadi pula perubahan pola dari awal pembentukan kelompok hingga kini. Jika semula lebih informal, maka sekarang lebih bersifat formal. Perubahan pola tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tuntutan dari luar kelompok, yaitu tuntutan birokrasi dan kompetensi yang menuntut pencapaian standar minimal manajemen. Jika kelompok tidak memenuhi tuntutan yang ada, maka kelompok tidak akan berlanjut.

1.5. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Program dukungan sebaya membentuk suatu sistem dukungan sebaya, dari tingkat kabupaten sampai tingkat nasional. Pada tingkat provinsi, dukungan sebaya dilakukan oleh Kelompok Penggagas KP dan di tingkat kabupatenkota dilakukan oleh Kelompok Dukungan Sebaya KDS. Sampai saat ini sebanyak 18 KP Provinsi telah berperan aktif dan 246 KDS telah terbentuk di 118 kabupaten atau kota di 22 provinsi. Wilayah sistem dukungan sebaya dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu wilayah yang memiliki sistem dukungan sebaya lengkap memiliki KP dan KDS, wilayah yang memiliki sistem dukungan sebaya tidak lengkap memiliki KP atau KDS, dan wilayah yang tidak memiliki sistem dukungan sebaya tidak memiliki KP dan KDS. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif melakukan pengambilan sampel dengan teknik sampling Cluster. Tahapan pengambilan sampel diawali dengan memilih 10 provinsi secara acak kemudian dilanjutkan dengan pemilihan kabupaten pada provinsi yang terpilih. Provinsi yang terpilih 63 Nurkolis, Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi, Grasindo, 2003, 64 Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall, hal 367 31 secara acak dalam penelitian ini adalah Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, NTT, dan Papua. Jumlah sampel penelitian ini adalah 2.015 Odha. Instrumen yang digunakan adalah angket. Data kuantitatif dianalisis secara univariat dan perbandingan proporsi untuk analisis bivariat. Pada penelitian ini juga dilakukan pengumpulan data kualitatif untuk memperkuat temuan yang diperoleh dari metode kuantitatif. Wawancara mendalam dilakukan pada informan utama dan informan pendukung. Informan utama yaitu Odha yang mendapatkan dukungan dari dukungan sebaya dan Odha yang tidak mendapatkan dukungan sebaya. Informan pendukung yaitu koordinator KDS, koordinator KP, staf Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi KPAP, staf Komisi Penanggulangan AIDS KabupatenKota KPAP, staf Dinas Kesehatan Provinsi, dan Ohidha. Jumlah informan adalah 59 orang 36 yang mendapat dukungan dan 23 yang tidak mendapatkan dukungan. Informan pendukung ada 66 orang yang terdiri dari 10 Ohidha, 9 koordinator KP, 20 koordinator KDS, 10 staf KPAP dan 10 staf KPAK, serta 7 staf Dinas Kesehatan. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara mendalam. Wawancara juga dilakukan di 10 provinsi. Pengolahan data kualitatif meliputi tahapan transkrip rekaman wawancara, pemilahan data, pengkodean data dan informan. Sedangkan jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah analisis isi content analysis. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa program dukungan sebaya merupakan bagian dari penanggulangan HIVAIDS di Indonesia. Program dukungan sebaya membentuk suatu sistem dukungan sebaya, dari tingkat kabupaten sampai tingkat nasional. Pada Tingkat provinsi, dukungan sebaya dilakukan oleh Kelompok Penggagas dan di tingkat kabupaten atau kota dilakukan oleh kelompok dukungan sebaya. Sampai saat ini sebanyak 18 KP provinsi telah berperan aktif dan sebanyak 246 KDS telah terbentuk di 118 kabupaten atau kota di 22 provinsi. Untuk membuktikan peran dukungan sebaya terhadap mutu hidup Odha, maka wilayah sistem dukungan sebaya dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu wilayah yang memiliki sistem dukungan sebaya lengkap memiliki KP dan KDS, wilayah yang memiliki sistem dukungan sebaya tidak lengkap memiliki KP atau KDS, dan wilayah yang tidak memiliki sistem dukungan sebaya tidak memiliki KP dan KDS. Selain itu ditemukan pula adanya perbedaan mutu hidup Odha di wilayah 1, wilayah 2, dan wilayah 3. Dijelaskan mutu hidup Odha yang tinggal di wilayah 1, yaitu wilayah yang didukung oleh sistem dukungan sebaya yang lengkap. Demikian pula halnya dengan mutu hidup Odha yang di wilayah 2, yaitu wilayah yang didukung oleh sistem dukungan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Kecemasan Remaja Putri Pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Di Smp Swasta Betania Medan

10 93 92

Pengaruh Paparan Media Internet dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja SMA XYZ Tahun 2012

6 96 167

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP ODHAPADA KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA SOLO PLUS Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup ODHA Pada Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus Di Surakarta.

0 3 14

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP ODHA PADA KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA SOLO PLUS Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup ODHA Pada Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus Di Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KETERLIBATAN SISWA Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Keterlibatan Siswa Pada Sekolah.

0 3 11

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KETERLIBATAN SISWA Hubungan Efikasi Diri dan Dukungan Teman Sebaya Dengan Keterlibatan Siswa Pada Sekolah.

0 3 28

(ABSTRAK) PERSEPSI ORANG DENGAN HIV DAN AIDS TERHADAP PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA PADA PELAKSANAAN TERAPI ANTIRETROVIRAL (Studi Kasus Kualitatif di Kelompok Dukungan Sebaya Semarang Plus Tahun 2009).

0 0 3

Buku Saku Dukungan Sebaya di Lapas dan Rutan

0 0 46

Hubungan antara Dukungan Teman Sebaya de

0 1 16