Faktor pendukung dan penghambat dalam upaya menumbuhkan

80 Ibu WD sebagai peksos menjelaskan: “biasanya itu masalah pribadi mereka, jadi ya itu anak datang kesini dengan membawa masalah begitu kadang mereka mood nya naik turun, kalau lagi malas ya tidur gak ikut keterampilan, atau tidak menyukai dengan instrukur mereka beralasan untuk priksa ke puskesmas.” Kemudian selaku instruktur, ibu SW juga menjelaskan: “penghambatnya yaa sering ijin tu.. sakit. Kemudian di pake model disalon potong. Boleh aja mbaa disana kan juga butuh model.. tapi kadang yang dipake model itu harusnya yang udah selese.. bukan yang anaknya yang gimana gitu. Bukan seperti mba ini, yang lambat memang latar belakangnya ada.. justru malah ijin sering ke salon.” Dari informasi diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam berjalannya program bimbingan keterampilan justru dari niat dan latar belakang warga binaan. Niat warga binaan dapat dikatakan tidak stabil, kadang mereka semangat untuk mengikuti pelatihan, tetapi ada juga yang mencari alasan karena ada masalah tertentu. Selain itu juga latar belakang yang dibawa oleh warga binaan sangat menghambat berjalannya program bimbingan keterampilan, karena latar belakang tersebut dapat mengganggu tingkat kefokusan warga binaan dalam mengikuti pelatihan.

c. Faktor pendukung dan penghambat dalam upaya menumbuhkan

minat berwirausaha warga binaan melalui bimbingan keterampilan di BPRSW 1 Faktor pendukung 81 Yang menjadi faktor pendukung dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan ada dua, yang pertama yaitu faktor eksternal seperti yang dijelaskan oleh Ibu WD: “jelas, ada yang sadar ada yang tidak memang. Kalau anak-anak menyadari oh ternyata ditempat saya itu gak ada salon, dirumah saya itu kalo bikin salon kayaknya gak laku, jadi saya masuknya OP saja karena kalau jualan itu pasti laku. Ada yang sebagian sudah menyadari itu ada yang belum. Jadi meski kita yang mengarahkan dia pengen salon padahal dirumahnya tengah alas ya tidak memungkinkan. Nah itu perlu kita arahkan, tapi kalau dia punya pandangan sendiri ya gakpapa.” CW 2, 10042017 Peluang yang ada di masyarakat tersebut menjadi faktor pendukung sendiri dalam upaya tersebut, karena warga sudah dapat melihat peluang usaha yang bisa dijalankan. Kemudian faktor kedua yaitu faktor internal dari BPRSW yaitu berupa bantuanstimulant. Ha tersebut dijelaskan oleh Bapak TS selaku peksos: “yang mendukung adalah dari lembaga yang sudah ada bantuan atau stimulant tadi ya.. kalau anak yang sudah lulus dan bersertifikasi mungkin bisa membantu. Yang lain ya dari instruktur yang sudah berpengalaman.” CW 1, 10042017 Jadi melihat dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan dapat berupa faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu peluang yang dilihat dari minat masyarakat kepada usaha yang akan dijalankan lulusan. Faktor internalnya yaitu bisa dari lembaga yang menyediakan bantuan stimulant bagi lulusan yang sudah bersertifikat. Bantuan tersebut berbentuk bantuan alat untuk usaha mandiri. 82

2 Faktor penghambat

Yang menjadi faktor penghambar dalam upaya menumbuhkan minat yaitu kematangan usia dan faktor modal dari warga binaan. Bapak TS mengatakan: “usia ya, usia itu kadang menghambat hlo.. lah dengan adanya peraturan badan hukum itu juga sebenernya agak menghambat to.. lah sekarang anaknya kan umurnya kebanyakan masih belum matang. Jadi itu menjadi salah satu penghambat juga.” CW 1, 10042017 Adanya peraturan berbadan hukum merupakan penghambat tersendiri dari upaya tersebut. Karena sebagian warga binaan usianya masih dikatakan remaja. Sehingga untuk kematangan usia warga binaan tersebut masih menjadi pertimbangan tersendiri oleh BPRSW. Selain itu faktor modal yang menjadi penghambat. Karena warga binaan rata- rata berlatar belakang dari masalah sosial ekonomi maka modal menjadi faktor penghambat paling utama. Ibu WD menegaskan: “kalau penghambat, itu lebih ke SDM anak-anak ya saya kira. Karena warga binaan sini kan rata-rata SDM nya rendah jadi mungkin modal yang jadi tolak ukur mereka saat ini. Bingung sama modalnya mungkin ya. Itu saja sih penghambatnya mba.” CW 2, 10042017 Jadi dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan adalah faktor usia, karena untuk kategori lulusan sebagian besar masih muda tetapi hal tersebut dapat dikatakan kurang matang untuk usaha mandiri. Kedua yaitu faktor modal yang menyangkut latar belakang warga binaan yang sebagian besar berasal dari ekonomi rendah. 83

B. Pembahasan Penelitian

1. Upaya menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan melalui

program bimbingan keterampilan di BPRSW Yogyakarta Dalam KBBI, upaya diartikan sebagai usaha atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya. Jadi artinya upaya disini yaitu usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang diupayakan yaitu untuk menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan melalui program bimbingan keterampilan di BPRSW. Upaya ini dilakukan untuk mengajarkan warga binaan agar mandiri. Mandiri yang dimaksudkan adalah mereka dapat menciptakan usaha secara mandiri dan tidak bergantung pada usaha orang lain. Menurut Tomang Ade Prapanca 2012: 37 ada 3 hal yang menyebabkan seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu tersebut memiliki beberapa unsur yaitu: 1 perhatian, 2 rasa senang 3 motif. Untuk menumbuhkan unsur tersebut di jiwa warga binaan, maka diperlukan metode untuk hal tersebut. Upaya menumbuhkan minat berwirausaha kepada seseorang tidaklah mudah. Terutama bagi seseorang yang mempunyai masalah sosial dan ekonomi dalam kehidupannya. Di BPRSW, untuk menumbuhkan minat berwirausaha harus mempunyai kecakapan yang khusus agar warga binaan mudah untuk memahami upaya tersebut.

a. Upaya yang Dilakukan Instruktur

Usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan di BPRSW bisa dilakukan dari upaya instruktur dan upaya lembaga.