Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

33 untuk mendukung program dan faktor dari luar yaitu peluang yang dapat dimanfaatkan program. Kemudian faktor penghambat dari dalam yaitu kelemahan dalam program dan faktor penghambar dari luar yaitu berupa tantangan atau ancaman. Melihat dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi upaya menumbuhkan minat berwirausaha dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor dari dalam internal dan faktor dari luar eksternal. Faktor pendukung dari dalam yaitu dapat berupa kekuatan program yang digunakan dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan. Program tersebut dapat berupa program pelatihan, workshop, dan lain sebagainya. Kemudian faktor pendukung dari luar yaitu faktor lingkungan yang dapat menjadi peluang untuk dimanfaatkan. Selain faktor pendukung ada juga faktor penghambat. Faktor penghambat dari dalam yaitu dapat berupa kelemahan yang dimunculkan melalui program yang digunakan dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha. Kemudian faktor dari luar yang menghambat yaitu faktor yang bertantangan dengan upaya tersebut, atau bisa dikatakan yang menjadi ancaman tersendiri dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha.

D. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang berjudul Pelatihan Kecakapan Hidup LifeSkill dalam Membangun Sikap Kewirausahaan Studi Pada Pusat Pengembangan 34 AnanPPA IO-583 Condrokusumo, Kota Semarang yang ditulis oleh Adining Astuti. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu : 1 Mendeskripsikan pelaksanaan pelatihan kecakapan hidup Life Skill. 2 Mendeskripsikan hasil dari diadakannya pelatihan kecakapan hidup. 3 Mengetahui kendala yang dihadapi di Pusat Pengembangan Anak PPA. Hasil dari penelitian tersebut yaitu 1 Pelaksanaan pelatihan life skill sudah sesuai dengan indicator pelaksanaan pelatihan antara lain adanya identifikasi kemampuan anak, pemberian motivasi, penggunaan media sarana prasarana, penggunaan metode, iklim belajar yang menyenangkan, interaksi yang terjalin dengan baik antara tutor dan anak binaan evaluasi. 2 Hasil dari perubahan sikap kewirausahaan yang sudah dimiliki anak binaan setelah mengikuti pelatihan life skill computer dan life skill home industry adalah percaya diri dan berani menjalankan usaha, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan dengan dapat berkomunikasi dengan orang lain, keorisinilan dengan membaca peluang yang ada disekitas dan berorientasi ke masa depan. 3 factor internal yang menghambat anak binaan dalam ketidakberhasilan pelatihan life skill dalam membangun sikap kewirausahaan adalah sebagian anak binaan terkendala oleh waktu dan jadwal pelatihan. Adapun factor yang menghambat adalah pertama sarana dan prasarana yang masih belum memadai dan jaringan untuk pemasaran produk hasil dari pelatihan kecakapan hidup life skill yang masih kurang sehingga belum ada pihak-pihak yang dapat menampung produk anak-anak binaan. 35 2. Judul Penelitian : Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup Kursus Menjahit Dalam Menumbuhkan Sikap Wirausaha Di LKP Lembaga Kursus dan Pelatihan Ar-Rum Kota Yogyakarta yang ditulis oleh Khotimah Suci Utami Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan perencanaan dan pengembangan kurikulum life skill, mendeskripsikan proses pembelajaran life skill kursus menjahit, mendeskripsikan upaya pendidik dalam menumbuhkan sikap wirausaha melalui kursus menjahit, dan mendeskripsikan bentuk keberhasilan LKP Ar-Rum dalam menumbuhkan minat wirausaha. Hasil dalam penelitian ini yaitu LKP Ar-Rum dalam merencanakan kurikulum melibatkan pengelola, instruktur dan ahli bidang kurikulum dengan melihat evaluasi pembelajaran. Kurikulum disesuaikan dengan urutan bahan ajar, implementasi kurikulum ditekankan penggunaan metode dan strategi yang tepat. Kurikulum tentang kewirausahaan tidak ada, materi kewiruasahaan diselipkan pada saat proses pembelajaran. Pengembangan kurikulum melalui nilai agama, nilai kesopanan, dan peserta didik rajin dalam pembelajaran. Proses pembelajaram di LKP Ar_Rum sudah cukup lancar. Materi pembelajaran disusun untuk lebih banyak praktek dari pada teori dengan prosentase 7- praktek dan 30 teori. Metode yang digunakan instruktur adalah ceramah dan praktek. Pembelajaran life skills di LKP Ar-Rum ampu mengarahkan kecakapan personal, sosial, dan vokasional dengan membekali peserta didik pengetahuan mengembangkan potensi diri, bertenggang rasa dan bekerja sama 36 satu sama lain, menyelesaikan pembelajaran kursus menjahit, dan memiliki pengetahuan dan keterampilan menjahit. Upaya instruktur dalam menumbuhkan sikap wirausaha dengan membekali peserta didik pengetahuan dan keterampilan di bidang menjahit, menumbujkan sikap percaya diri, dan memberikan arahan yang baik untuk peserta didik dalam menyelesaikan tantangan, sehingga peserta didik berano mengambil resiko dalam dunia kerja. LKP Ar-Rum menyediakan koperasi skala kecil dan show room untuk mendukung mengembangkan usaha. Metode instruktur dalam memotivasi peserta didik menggunakan cara success story. Kendala instruktur dalam menumbuhkan sikap wirausaha ialah perbedaan minat peserta didik dan peserta didik kesuliran modal untuk membuka usaha. Bentuk keberhasilan LKP Ar-Rum dalam menumbuhkan sikap wirausaha peserta didik yang mengikuti program pendidikan life skill kursus menjahit ditunjukan dengan peserta kursus yang dapat lulus dengan prosentase 95 dari total peserta didik 20 orang. Lulusan program life skill kursus menjahit di LKP AR-RUM mempu bekerja di Toko Batik dan Butique 2 peserta didik, serta 15 peserta didik dapat membuka usaha mandiri melalui penerimaan jasa menjahit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas yaitu, penelitian ini lebih menggambarkan pada usaha program bimbingan keterampilan untuk menumbuhkan minat berwirausaha warga binaan. Bagaimana upaya yang dilakukan instruktur dan lembaga untuk menumbuhkan minat berwirausaha melalui program bimbingan keterampilan, dan bagaimana factor pendukung dan penghambat dalam upaya tersebut. 37

E. Pertanyaan Penelitian