90
diharapkan warga binaan dapat termotivasi sehingga tumbuh minat untuk berwirausaha dalam diri warga binaan.
2. Pengelolaan Program Bimbingan Keterampilan
a. Perencanaan Program
Pengelolaan program yang ada pada umumnya sama, ada perencanaan terlebih dulu untuk menentukan segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan program. Perencanaan program bimbingan keterampilan di BPRSW mempunyai 5 komponen, yaitu tujuan, anggaran,
strategi, metode dan tolak ukur. Sebagaimana diperkuat oleh pengertian perencanaan program menurut Nawawi, H 2003:29-30 perencanaan
merupakan proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran, dan standar tolak ukur keberhasilan suatu kegiatan.
Tujuan program bimbingan keterampilan di BPRSW di rencanakan sebagai acuan hal hendak di capai seperti pernyataan dari Dwi Siswoyo
dkk 2011:26 yang menjelaskan bahwa menurut mereka tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Tujuan ini
termasuk dalam perencanaan program. Menurut hasil penelitian, tujuan program bimbingan keterampilan di BPRSW yaitu:
1 Agar warga binaan mempunyai bekal skill dan kemampuan daam bidang
keterampilan 2
Agar warga binaan mempunyai nilai lebih, artinya mempunya idaya tawar agar dapat bekerja dengan benar sesuai skill yang dimilikinya
Tujuan program bimbingan keterampilan secara jelas menekankan pada skill dan kemampuan warga binaan untuk menjadi bekal siap kerja
91
mereka. hal tersebut sangat berpengaruh dalam daya tawar mereka untuk bekerja ataupun untuk usaha mandiri. Ketika warga binaan mempunyai
nilai yang lebih untuk menjadi daya tawar dalam dunia pekerjaan, tentunya mereka akan dengan mudah mendapatkan konsumenpelanggan yang
notabennya mencari produk-produk yang berkualitas. Produk yang berkualitas tersebut tentunya lahir dari seseorang yang
mempunyai skill dan kemampuan lebih yang dapat memeberikan nilai lebih kepada konsumennya sehingga produk yang dihasilkan dapat
dikatakan berkualitas. Seseorang yang seperti itu, dapat dikatakan sebagai seseorang yang produktif yang selalu berfikir kreatif. Hal ini di dukung
dengan pernyataan Dalam kamus pendidikan dan pelatihan, fungsi pendidikan dan pelatihan yaitu membina manusia yang berkepribadian,
cerdas, produktif, kreatif dan bermoral Moekijat, 1993: 12. Kemudian setelah tujuan dalam perencanaan telah ditetapkan,
perencanaan selanjutnya berupa anggaran. Perencanaan yang berbentuk anggaraan di BPRSW dilakukan dengan waktu yang sangat lama
dikarenakan perencanaan tersebut harus diajukan kepada Pemerintah Daerah terlebih dahulu. Perencanaan anggaran tersebut dilakukan satu
tahun sebelum pelaksanaan program. Dana yang telah didapat dari pemerintah daerah APBD tersebut kemudian di anggarkan menurut
kebutuhan. Hal ini diperkuat dengan teori yang ada, yaitu didapat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa penganggaran
92
merupakan proses mengikhtisarkan rancangan pengeluaran dan penerimaan keuangan selama jangka waktu tertentu.
Untuk itu dana yang didapatkan tersebut kemudian di anggarkan untuk menentukan sejauh mana kebutuhan yang ada di BPRSW termasuk
dalam kebutuhan program bimbingan keterampilan. Anggaran yang digunakan sudah merupakan keseluruhan yang dibutuhkan dari BPRSW.
Dari mulai anggaran untuk program bimbingan keterampilan maupun lainnya. Angaran tersebut menjadi perencanaan pokok dalam pengelolaan
program bimbingan keterampilan. Perencanaan program selanjutnya yaitu berupa strategi. Adapun
strategi yang dilakukan dalam perencanaan program bimbingan keterampilan di BPRSW yaitu dengan menggunakan dana anggaran.
Anggaran tersebut kemudian di bagi-bagi sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keterampilan. Pembagian anggaran tersebut
sesuai dengan kebutuhan, misalkan mediabahan yang digunakan dalam program keterampilan maupun sarana dan prasarana. Jadi strategi yang
mereka berikan untuk program bimbingan keterampilan yaitu berbentuk anggaran yang sudah diperinci menjadi bagian masing-masing
keterampilan. Menurut KBBI, strategi merupakan suatu rencana yang dilakukan
untuk mencapai tujuan. Melihat hal tersebut menyangkut dengan strategi yang diberikan BPRSW untuk masuk dalam perencanaan program
dilakukan dengan sangat cermat, karena strategi tersebut menyangkut
93
danaanggaran yang digunakan dalam setiap program keterampilan untuk memenuhi segala kebutuhan keterampilan tersebut. Strategi yang
diberikan sebagai pemenuhan kebutuhan untuk mencapai tujuan program bimbingan keterampilan. Diluar itu seperti pembelajaran, pihak BPRSW
lebih menekankan pembelajaran kepada masing-masing instruktur yang memang sudah bekerja sama dengan BPRSW.
Perencanaan yang ketiga yaitu berupa metode. Untuk merencanakan metode yang digunakan, BPRSW tidak menyiapkan perencanaan khusus,
melainkan memang metode yang digunakan dari awal berdirinya BPRSW yaitu praktek. Hal tersebut dikarenakan program bimbingan keterampilan
yang diberikan merupakan pelatihan. Pelatihan pada umumnya menggunakan metode praktek 80 dengan teori 20. Dengan
memperbanyak metode praktek tersebut, diharapkan hal tersebut merupakan cara untuk mengoptimalkan tujuan yang telah ditetapkan
dalam program bimbingan keterampilan di BPRSW. Djauzi Moedzakir 2010: 85 mengartikan metode sebagai cara yang perlu dipilih dan
digunakan untuk mengoptimalkan ketercapaian tujuan. Dengan melihat hal tersebut maka, penemuan yang dilakukan oleh peneliti telah sesuai
dengan teori yang digunakan. Kemudian perencanaan yang terakhir yaitu berupa tolak ukur. Tolak
ukur yang digunakan dalam program bimbingan kewirausahaan yaitu warga binaan telah mampu dalam keterampilannya, dan siap untuk di
berangkatkan PBK. Hal tersebut tidak lepas dari penilaian para instruktur,
94
peksos dan psikolog. Ketika anak-anak sudah dirasa mampu dalam keterampilannya, artinya sudah terampil mandiri maka warga binaan
tersebut akan diberangkatkan PBK. PBK tersebut dilaksanakan selama 25 hari. Setelah mereka mengikuti PBK, barulah mereka dapat dikatakan
lulus dari BPRSW. Hal tersebut menjadi patokan sendiri bagi lembaga BPRSW dalam program bimbingan keterampilan.
b. Pelaksanaan Program