2.2.5. Kinerja Manajerial
2.2.5.1.Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Kinerja prestasi kerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya Mangkunegara, 2000: 67.
2.2.5.2.Pengertian Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mancapai tujuan organisasi Stoner, 1992 seperti yang dikutip
oleh Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122. Prestasi seorang manajer dapat diukur dalam bentuk dua konsep yang
efisien dan efektif. Efisien merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Manajer menghasilkan output hasil dengan menggunakan input
karyawan, bahan dan waktu, manajer yang berhasil menekan biaya sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan tanpa mengurangi kualitas output berarti
manajer tersebut melakukan pekerjaan secara efisien, sedangkan efektivitas berarti kemampuan untuk memilih dengan tepat, manajer yang efektif adalah manajer
yang dapat memilih dan menempatkan pekerjaan dengan benar untuk dilaksanakan.
2.2.5.3.Tugas Manajer
Tugas-tugas penting manajer menurut Handoko, 1999: 29 dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut :
1. Manajer bekerja dengan orang lain. Istilah “orang” mencakup tidak hanya bawahan atau atasan, tetapi juga manajer lainnya dalam organisasi.
Disamping itu “orang” juga termasuk individu dari luar organisasi, seperti pelanggan, pemasok, pemerintah dan sebagainya.
2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas. Setiap manajer akan
menghadapi sejumlah tujuan, masalah dan kebutuhan organisasional yang semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumber daya-sumber daya
organisasi manusia, material atau bahkan waktu manajer, karena berbagai sumber daya tersebut selalu terbatas, manajer harus menjaga
keseimbangan diantara berbagai tujuan dan kebutuhan organisasional. 3. Manajer bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan. Para manajer
ditugaskan untuk mengelola pekerjaan - pekerjaan tertentu secara sukses. Mereka biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik mengatur tugas-tugas
yang harus diselesaikan. Lebih lanjut manajer juga bertanggungjawab atas kegiatan - kegiatan para bawahannya. Kesuksesan atau kegagalan bawahan
adalah cermin langsung kesuksesan atau kegagalan manajer. 4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual. Untuk menjadi
pemikir yang analitis, manajer harus mampu merinci dan memisah- misahkan suatu masalah menjadi komponen-komponen masalah.
Menganalisanya dan kemudian mencari penyelesaian yang layak feassible dengan akurat, dan yang lebih penting bagi manajer adalah
menjadi pemikir konseptual yang mampu memandang keseluruhan tugas dan mengkaitkan suatu tugas dengan tugas-tugas yang lainnya.
5. Manajer adalah suatu mediator. Organisasi terdiri dari orang-orang dan kadang-kadang mereka tidak saling setuju satu sama lain, bila hal ini
terjadi maka akan merusak suasana kerja sehingga mengakibatkan konflik atau bahkan mungkin karyawan-karyawan yang cakap akan meninggalkan
perusahaan. Kejadian-kejadian seperti ini menuntut manajer sebagai mediator penengah.
6. Manajer adalah politisi yang mengkampenyekan program, mengembangkan hubungan untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan-
kegiatan, usulan-usulan dan keputusan-keputusan. 7. Manajer adalah diplomat, manajer mampu menjadi wakil representatif
pada pertemuan organisasional ataupun dengan pihak lain. 8. Manajer mengambil keputusan-keputusan yang sulit. Organisasi selalu
menghadapi banyak masalah misalnya kesulitan finansial, masalah personalia, masalah dengan pihak eksternal perusahaan, dan sebagainya.
Manajer adalah orang yang diharapkan dapat menentukan pemecahan berbagai masalah sulit dan mengambil keputusan yang akurat.
2.2.5.4.Penilaian Kinerja Manajerial
Penilaian kinerja menurut Mulyadi, 2007: 359 adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
personelnya berdasarkan sasaran, standar, dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, oleh karena pada dasarnya organisasi dioperasikan oleh sumber daya
manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya adalah penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan didalam organisasi.
Informasi akuntansi digunakan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja, maka informasi akuntansi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi
akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peranan tertentu dalam organisasi. Tipe informasi akuntansi manajemen yang memiliki
karakteristik semacam itu disebut dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban.
Evaluasi atas kinerja yang dilakukan oleh manajer beragam tergantung pada budaya yang dikembangkan masing - masing perusahaan Ivancevich, 1999:
187 seperti yang dikutip oleh Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122, berikut ini beberapa ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen,
berdasarkan perspektif non keuangan : 1. Kemampuan manajer untuk membuat perencanaan Schermerhorn, 1999:
138 seperti yang dikutip oleh Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122. Perencanaan yang baik dapat meningkatkan fokus dan fleksibilitas
manajer dalam menangani pekerjaannya. Masalah fokus dan fleksibilitas merupakan dua hal penting dalam lingkungan persaingan yang tinggi dan
dinamis. Kemampuan manajer dalam membuat perencanaan dapat menjadi salah satu indikator untuk mengukur kinerja manajer Nazaruddin, 1998:
149 seperti yang dikutip oleh Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122. 2. Kemampuan untuk mencapai target
Kinerja manajer dapat diukur dari kemampuan mereka untuk mencapai apa yang telah direncanakan Mulyadi, 2001: 302 seperti yang dikutip
oleh Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122. Target harus cukup spesifik, melibatkan partisipan, realistik dan menantang serta memiliki rentang
waktu yang jelas Hess, 1996: 83 seperti yang dikutip oleh Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122.
3. Kiprah manajer di luar perusahaan Intensitas manajer dalam mewakili perusahaan untuk berhubungan dengan
pihak luar menunjukkan kepercayaan perusahaan kepada manajer tersebut. Kepercayaan ini dapat timbul karena beberapa hal, salah satunya adalah
kinerja yang baik dari manajer Waner, 1995: 50 seperti yang dikutip oleh Juniarti dan Evelyn, 2003: 110-122 juga mengungkapkan bahwa peranan
manajer dalam mewakili perusahaan menunjukkan tingkat kinerjanya. Organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumberdaya manusia maka
penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian terhadap perilaku manusia dalam melaksankan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Variabel
kinerja ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Mahoney et al. 1963.
Pengukuran ini terdiri dari satu dimensi keseluruhan kinerja ditambah delapan sub-dimensi yaitu perencanaan planning, investigasi investigating,
pengkoordinasian coordinating, evaluasi
evaluating, pengawasan supervising, pemilihan staff staffing, negisiasi negotiating, dan perwakilan
representing.
2.2.5.5.Manfaat Penilaian Kinerja Manajerial
Manfaat penialaian kinerja manajerial menurut Mulyadi, 2007: 360 adalah :
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personel secara maksimum.
2. Membantu pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan penghargaan
personel seperti promosi, transfer dan pemberhentian. 3. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
4. Mengidentifikasi kebutuhan latihan dan pengembangan personel dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
personel. Menurut Mulyadi, 2007: 360, tujuan utama penilaian kinerja adalah
untuk memotivasi personel dalam pencapaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan
tindakan dan hasil yang diinginkan organsisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran
organisasi.
Menurut Mulyadi, 2007: 361, seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda
dengan kinerja karyawan yang bersifat kongkrit, kinerja manajerial bersifat abstrak dan kompleks. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengarahkan bakat
dan kemampuan serta usaha beberapa orang lainnya yang berada didaerah wewenangnya.
2.2.5.6.Tingkatan Manajemen
Tingkatan manajemen dalam organisasi menurut Handoko, 1999: 17 yaitu :
1. Manajer Lini Pertama
Adalah tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional, para manajer ini sering disebut
dengan kepala atau pimpinan leader, mandor foremen, dan penyelia supervisor.
2. Manajer Menengah
Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu operasi, para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-
kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional, sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer
departemen, kepala pengawas dan sebagainya.
3. Manajer Puncak
Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi, sebutan khas bagi manajemen puncak adalah direktur, presiden,
kepala divisi, wakil presiden senior dan sebagainya.
Tabel 2.2: Maping Jurnal dan Penelitian
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Perumusan Masalah
Alat Uji Kesimpulan
1 Steven E.
Kaplan and James T.
Mackey 1992
An examination of the association between
organizational design factors and the use of
accounting information for
managerial performance
evaluation Apakah ada
hubungan antara penggunaan
informasi akuntansi untuk
evakuasi kinerja manajerial dan
faktor desain organisasi?
Probit Regretion
Analisys Penggunaan informasi akuntansi
untuk evaluasi kinerja manajerial berhubungan dengan faktor desain
organisasi yang terdiri dari : 1. Tipe proses produksi, 2.
Frekuensi proses pengerjaan saat persediaan diperbaiki, 3. Tipe
prosedur akuntansi untuk menghitung biaya-biaya.
2 Yew Ming
Chia 1995 Decentralization,
management accounting
System MAS information
characteristics and their interaction
effects on managerial performance: a
singapore study Apakah ada
pengaruh antara desentralisasi
dan karakteristik SAM terhadap
kinerja manajerial?
Analisis regresi
linier berganda
1Variabel karakteristik informasi SAM yang dimoderasi
desentralisasi dan tingkat yang dibuat berpengaruh terhadap
kinerja manajer 2Hubungan antara tingkat yang
dibuat dari karakteristik informasi SAM dengan kinerja manajerial
tidak monoton yang tidak melalui derajat desentralisasi yang tinggi.
3 Arsono Laksmana
dan Muslichah
2002 Pengaruh teknologi
informasi, saling ketergantungan,
karakteristik sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial
Apakah ada pengaruh antara
teknologi informasi, saling
ketergantungan dan karakteristik
SAM terhadap kinerja
manajerial? Structural
Equation Modeling
SEM Bahwa karakteristik SAM scope
bertindak sebagai variable antara intervening variable dalam
hubungannya antara 1teknologi informasi dan kinerja manajerial,
2 saling ketergantungan dan kinerja manajerial.
Lanjutan Tabel 2.2: Maping Jurnal dan Penelitian
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Perumusan Masalah
Alat Uji Kesimpulan
4 Arsono Laksmana
2002 Pengaruh saling
ketergantungan, kepercayaan, dan
keselarasan tujuan terhadap kooperasi
dan kinerja perusahaan
manufaktur pada hubungan
kontraktual dengan pemasoknya
1Apakah ada hubungan yang
signifikan antara saling
ketergantungan dengan
kooperasi? 2Apakah ada
hubungan yang signifikan antara
kepercayaan dengan
kooperasi? 3. Apakah ada
hubungan signifikan antara
keselarasan tujuan dengan
kooperasi? 4. Apakah ada
hubungan yang signifikan antara
kooperasi dan kinerja?
analisis jalur
path analysis
dan regresi
linier dengan
bantuan paket
program AMOS 4
1Terdapat pengaruh signifikan variabel saling ketergantungan
terhadap variabel kooperasi.
2Terdapat pengaruh signifikan variabel kepercayaan terhadap
kooperasi. 3Tidak terdapat pengaruh
signifikan variabel keselarasan tujuan terhadap kooperasi.
4Terdapat pengaruh signifikan variabel kooperasi terhadap kinerja
perusahaan. 5Terdapat pengaruh signifikan
variabel ketergantungan pada kinerja perusahaan.
5 Fivi Anggraini
2003 Pengaruh
customization dan
interdependensi terhadap karakteristik
informasi sistem akuntansi manajemen
Broad scope
dan aggregation
Apakah ada pengaruh antara
Customozation dan
interdependensi terhadap
karakteristik SAM broad
scope
dan aggregation
? Structural
equation modeling
SEM 1Pengaruh customization yang
tinggi dalam organisasi tidak berhubungan dengan
interdependensi antar departemen. 2Tingginya tingkat
interdependensi tidak ditentukan oleh penggunaan karakteristik
informasi SAM broad scope. 3interdepensi lebih mempengruhi
penggunaan karakteristik SAM aggregation,
informasi broad scope
secara positif.
Lanjutan Tabel 2.2: Maping Jurnal dan Penelitian
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Perumusan Masalah
Alat Uji Kesimpulan
6 Juniarti dan
Evelyne 2003
Hubungan karakteristik
informasi yang dihasilkan oleh
sistem akuntansi manajemen terhadap
kinerja manajerial pada perusahaan-
perusahaan Manufaktur di Jawa
Timur Apakah ada
hubungan antara karakteristik
informasi yang dihasilkan oleh
sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial pada
perusahaan- perusahaan
manufaktur di jawa timur?
korelasi 1Terdapat hubungan
antara karakteristik informasi yang berupa
integration dan timeliness terhadap
kinerja manajerial yang diukur dengan kemampuan manajer dalam
membuat perencanaan. terbukti signifikan secara statistik.
2Terdapat hubungan antara karakteristik informasi yang terdiri
dari broad scope, agregasi, integrasi dan timeliness terhadap
kinerja manajerial yang berupa kemampuan manajer dalam
mencapai target. terbukti signifikan secara signifikan.
3Terdapat hubungan antara karakteristik informasi berupa
broadscope
dengan kinerja manajerial yang diukur dengan
kiprah manajer di luar perusahaan. 7 Muslichah
2003 The effect of
contextual variable on management
accounting system characteristic and
Managerial performance
Apakah ada pengaruh
variabel kontekstual
terhadap kinerja manajerial?
Structural Equation
Modeling SEM.
Desentralisasi sebagai mediator antara hubungan teknologi
informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi
manajemen. Karakteristik akuntansi manajemen
sebagai mediator antara hubungan teknologi informasi, ketidakpastian
lingkungan, saling ketergantungan dan kinerja manajerial.
Hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan karakteristik sam
melalui desentralisasi tidak signifikan.
8 Fazli Syam
dan Lilis Maryasih
2006 Sistem akuntansi
manajemen, persepsi ketidakpastian
lingkungan, desentralisasi, dan
kinerja organisasi Apakah ada
pengaruh antara sistem akuntansi
manajemen, persepsi
ketidakpastian lingkungan,
desentralisasi, dan kinerja
organisasi? Regresi
Linier Berganda
1Sistem akuntansi manajemen berhubungan positif dan signifikan
dengan kinerja organisasi yang dimediasi oleh persepsi
ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi.
1SAM broad scope dan aggregation
harus mendapat perhatian lebih serius dibandingkan
faktor kontijensi lainnya karena kedua faktor ini sangat
mempengaruhi kinerja organisasi kaitannya dengan ketidakpastian
lingkungan dan desentralisasi.
Lanjutan Tabel 2.2: Maping Jurnal dan Penelitian
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Perumusan Masalah
Alat Uji Kesimpulan
9 Noor Azizi
Ismail 2007 The impact of
information technology on
performance: the mediating role of
management accounting system
1 Apakah ada hubungan antara
teknologi informasi dan
kinerja yang dimediasi oleh
karakteristik SAM?
2 Apakah ada hubungan antara
teknologi informasi dan
karakteristik SAM?
Teknik analisis
path 1Bahwa teknologi informasi
berhubungan dengan karakteristis SAM
2Karakteristik SAM berhubungan dengan kinerja manajerial.
10 Arum Maharani
2006 Pengaruh Teknologi
Informasi, Saling Ketergantungan dan
Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial
pada PT. TELKOM Drive V Jawa Timur.
Apakah ada pengaruh antara
teknologi informasi, saling
ketergantungan dan karakteristik
sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial?
Regresi Linier
Berganda Pengaruh teknologi informasi,
saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial telah dapat terbukti
kebenarannya.
11 Masruroh 2009
Pengaruh Teknologi Informasi, Saling
Ketergantungan dan Karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen Terhadap
Kinerja Manajerial pada PDAM
“DELTA TIRTA” Kabupaten Sidoarjo.
Apakah ada pengaruh antara
teknologi informasi, saling
ketergantungan dan karakteristik
sistem akuntansi manajemen
terhadap kinerja manajerial?
Regresi Linier
Berganda Variabel teknologi informasi,
saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi
manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
manajerial, dan variabel saling ketergantungan yang berpengaruh
lebih dominan terhadap kinerja manajerial
Sumber: Peneliti
2.2.6. Kerangka Pikir