3.4.4. Uji Hipotesis
Langkah-langkah pengujian yang dilakukan untuk masing-masing uji hipotesis adalah sebagai berikut :
1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui cocok atau tidaknya model persamaan regresi linier yang dihasilkan. Langkah-langkah pengujian yang
dilakukan untuk uji hipotesis antara lain sebagai berikut :
R
2
k-1 F
hitung
= 1-R
2
n-k Anonim, 2003: L-22
Keterangan:
R
2
= koefisien
determinasi k
= jumlah variabel independen n
= jumlah sampel
a. Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif :
Ho : b
1
= b
2
= b
3
= 0 Model tidak cocok untuk mengetahui
pengaruh teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem
akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial.
Ha : b
2
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0 Model cocok untuk mengetahui pengaruh
teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial.
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas n-k.
c. Kriteria Pengujian
1. Jika tingkat signifikan ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Jika tingkat signifikan 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Uji t
Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
atau X
3
secara parsial terhadap variabel terikat Y digunakan uji t student dengan prosedur sebagai berikut :
b
i
t
hitung
= S
e
b
i
Anonim, 2003: L-21 Keterangan:
t
hitung
= hasil perhitungan b
i
= koefisien regresi S
e
b
i
= standard error simpangan baku untuk masing-masing koefisien
a. Hipotesis statistik:
H
o
: b
1
… b
3
= 0 tidak ada pengaruh yang nyata secara parsial antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan
karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial.
Ha : b
1
… b
3
0 ada pengaruh yang nyata secara parsial antara teknologi informasi, saling ketergantungan dan
karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial.
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat
bebas n-k dimana n jumlah pengamatan dan k jumlah variabel c.
Kriteria Pengujian 1.
Jika tingkat signifikan ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Jika tingkat signifikan 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat
Pelayanan air bersih di Wilayah Kabupaten Sidoarjo sudah dimulai sejak zaman Hindia Belanda oleh Waterleiding Bedrijven. Pada masa kemerdekaan
kepengurusannya dilimpahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Jawa Timur.
Dengan adanya Peraturan Daerah Propinsi Dati : No.1976, tanggal 10 Juli 1976, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menerima penyerahan sebanyak 1.904 unit
pelanggan yang meliputi wilayah : Larangan, Candi, Candi Selatan, Porong, Gedangan Waru, Buduran Selatan, Buduran Utara, Tanggulangin, Sepanjang
Kedurus, Driyorejo, Krian, Prambon dan Watu Tulis. Pada tanggal 5 Juli 1978 terbit Peraturan Daerah Kabupaten Dati II
Sidoarjo No. 51978 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Delta Tirta dan disyahkan oleh Gubernur KDH. Tingkat I Jawa Timur,
dengan Nomor : HK4981978.
4.1.2. Visi dan Misi
Sebagai Perusahaan Daerah milik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Delta Tirta Sidoarjo menetapkan Visi