4.3.5. Koefisien Beta
Menurut Gaspersz 1991, koefisien beta standar digunakan untuk membuat pernyataan tentang relatif pentingnya suatu variabel bebas dibandingkan
variabel bebas lainnya dalam model regresi linier berganda. Untuk mengetahui variabel bebas yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel terikat dari
analisis regresi linier berganda tersebut dilihat nilai koefisien beta standar atau koefisien regresi baku tertinggi.
Tabel 4.26 : Nilai Koefisien Beta
Model Koefisien Beta
Teknologi informasi X
1
Saling ketergantungan X
2
Karakteristik sistem akuntansi manajemen X
3
0,261 0,402
0,378
Sumber : Data diolah Lampiran 9.A
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien beta pada variabel teknologi informasi X
1
sebesar 0,261; koefisien beta pada variabel saling ketergantungan X
2
sebesar 0,402 dan koefisien beta pada variabel karakteristik sistem akuntansi manajemen sebesar 0,378.
Koefisien beta tertinggi adalah koefisien beta variabel saling ketergantungan X
2
maka dapat disimpulkan bahwa variabel saling ketergantungan X
2
berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja manajerial Y, sehingga hipotesis ke-2 penelitian ini yang berbunyi “bahwa saling
ketergantungan memiliki pengaruh lebih dominan terhadap kinerja manajerial” Berdasarkan persamaan regresi, hasil uji F, uji t dan koefisien beta dapat
disimpulkan bahwa variabel teknologi informasi X
1
, saling ketergantungan X
2
dan karakteristik sistem akuntansi manajemen X
3
berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja manajerial, hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan penerapan teknologi informasi X
1
, saling ketergantungan X
2
dan karakteristik sistem akuntansi manajemen X
3
berdampak pada peningkatan kinerja manajerial Y. Ketiga variabel bebas tersebut, ternyata variabel saling ketergantungan X
2
yang berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja manajerial, diikuti oleh karakteristik sistem akuntansi manajemen X
3
dan teknologi informasi X
1
.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
Temuan penelitian ini adalah model regresi linier berganda yang dihasilkan adalah cocok untuk mengetahui pengaruh variabel teknologi informasi,
saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, dan besarnya pengaruh teknologi informasi, saling
ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial adalah 48,6 sedangkan sisanya 51,4 dijelaskan oleh variabel lain
diluar model, seperti : ketidakpastian lingkungan. Berdasarkan persamaan regresi linier berganda dan hasil uji t dapat
disimpulkan bahwa variabel teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja manajerial, hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan penerapan teknologi informasi, saling ketergantungan dan karakteristik sistem akuntansi
manajemen berdampak pada peningkatan kinerja manajerial. Ketiga variabel bebas tersebut, ternyata variabel saling ketergantungan yang berpengaruh lebih
dominan terhadap kinerja manajerial.