Adapun indikator dari Teknologi informasi yang telah dikembangkan oleh Haag dan cummings 1998 dalam Laksmana dan Muslichah 2002: 106-125
adalah sebgai berikut: 1.
Menangkap informasi dengan tepat dan akurat 2.
Menyampaikan informasi bagi penggunanya. 3.
Menciptakan informasi 4.
Menyimpan informasi dengan cepat dan aman. 5.
Mengkomunikasikan informasi bagi pengguna yang membutuhkannya.
2.2.2. Saling Ketergantungan
Organisasi hidup berkembang dalam lingkungan tertentu dan sebagai suatu sistem, dewasa ini lingkungan dunia usaha sedang berada dalam masa transisi dari
era revolusi industri menuju ke era revolusi informasi dan komunikasi. Arus informasi yang menjadi semakin cepat dan makin bermutu, sebagai akibat dari
revolusi tersebut membuat manusia menjadi semakin berwawasan, untuk mengimbangi para konsumen yang cenderung makin berwawasan sebagai akibat
arus informasi yang semakin canggih, kemajuan teknologi informasi, baik teknologi produk maupun proses dimanfaatkan oleh perusahaan yang inovatif
sehingga lingkungan industri menjadi semakin kompetitif Prakarsa, 1995 dalam Laksmana 2002: 1-16.
Setiap sistem mempunyai saling katergantungan, selain memiliki subsistem - subsistem yang erat berkaitan, suatu sistem pada dasarnya merupakan
bagian integral dari sistem lain yang lebih besar Joseph W. Wilkinson, 1993: 35.
Pendekatan sistem memaksa manajer untuk mengakui bahwa organisasi adalah sistem dari beberapa bagian yang saling tergantung dan bahwa perubahan pada
satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Sistem ini mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik dari pekerjaan, orang dan organisasi, membolehkan
para manajer untuk melihat saling ketergantungan antara berbagai bagian dari sebuah organisasi Gibson, et al, 1996.
Saling ketergantungan organisasional adalah pertukaran aktivitas yang terjadi antar segmen yang ada dalam suatu organisasi, semakin tinggi tingkat
saling ketergantungan akan menyebabkan semakin kompleksnya tugas yang dihadapi manajer, sebagai akibatnya manajer membutuhkan informasi yang lebih
banyak, baik itu informasi yang berkaitan dengan departemennya sendiri maupun informasi yang terkait dengan departemen lain Laksmana dan Muslichah, 2002:
106-125. Pengukuran kinerja terhadap unit yang mempunyai tingkat saling
ketergantungan tinggi akan sangat bermanfaat apabila pengukuran tersebut tidak hanya mencakup penilaian pencapaian target, tetapi juga mencakup penilaian
reliabilitas, kerja sama, dan fleksibilitas para manajer divisi. Interdependensi
menggambarkan input sub-unit akan mempengaruhi outcome
organisasi, tergantung pada sifat dari Interdependensi dimana perubahan dalam tingkat output sub-unit besar atau kecil akan mempunyai dampak terhadap
kinerja organisasi Fisher, 1994 dalam Anggraini 2003.
2.2.2.1.Bentuk Saling Ketergantungan
Saling ketergantungan dibagi menjadi dua, menurut Euske Riccaboni, 1999 dan Filgstein Freeland, 1995 dalam Anggraini, 2003: 28 yaitu internal
dan eksternal yang merupakan elemen penting. Saling ketergantungan internal dikategorikan sebagai kontrol hubungan kerja antara manajer dan bawahan,
diantara tingkat manajer yang berbeda sedangkan saling ketergantungan eksternal merupakan hubungan kerja yang lebih luas yaitu hubungan kustomer dan supplier,
penelitian ini memfokuskan pada saling ketergantungan inter - departemental yaitu hubungan yang terjadi antara subunit - subunit dalam suatu perusahaan.
Robbins, 2001 seperti yang dikutip oleh Laksmana dan Muslichah, 2002: 106-125 mengidentifikasikan 3 bentuk saling ketergantungan, yaitu :
1. Sequential Interdependence
: satu kelompok tergantung pada suatu kelompok lain untuk masukannya, tetapi ketergantungan itu hanya satu
arah, misalnya departemen pembelian dan departemen suku cadang. Dalam hal ini perakitan suku cadang bergantung pada pembelian untuk
masukannya. Dalam kesaling ketergantungan berurutan, jika kelompok yang memberikan masukan tidak menjalankan tugasnya dengan benar,
kelompok yang bergantung pada kelompok yang pertama akan sangat terkena dampaknya gambar 2.1 bagian b.
2. Pooled interdependence
: dua atau lebih unit menyumbang output secara terpisah ke unit yang lebih basar, misalnya departemen pengembangan
produk dan departemen pengiriman. Kedua departemen ini pada
hakekatnya terpisah dan jelas terbedakan satu sama lain. Hal ini tampil dalam gambar 2.1 bagian a.
3. Reciprocal interdependence
: dimana kelompok-kelompok bertukar masukan dan keluaran, misalnya kelompok penjualan dan pengembangan
produk saling bergantung secara timbal balik. Kelompok pengembangan produk memerlukan kelompok penjualan untuk informasi tentang
kebutuhan pelanggan, sehingga mereka dapat menciptakan produk yang dapat dijual dengan sukses gambar 2.1 bagian c.
a. Pooled Interdepence :
b. Sequential Interdependence : c. Reciprocal interdependence :
Gambar 2.1 : Tipe Saling Ketergantungan
Sumber : Robins, S.P, Organization Theory 1990: 191. Saling ketergantungan diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Van de ven et al. 1976. Pengukuran ini menggunakan diagram yang menggambarkan tiga tipe saling ketergantungan pooled
interdependence, sequential interdependence dan reciprocal interdependence. B
A
B
B A
A
2.2.3. Sistem Akuntansi Manajemen