PENUTUP Modul Kelas XI Peminatan (Isi)
42
Selain Lombok dan Sumbawa, adalah Kerajaan Bima, yang menjadi salah satu kerajaan lain yang eksis di Nusan Tenggara. Raja pertamanya yang masuk Islam
bernama Ruma Ma Bata Wadu yang bergelar Sultan Bima I atau Sultan Abdul Kadir memerintah 1611-1640. Raja ini merupakan menantu raja Goa dan baru masuk Islam
di akhir masa pemerintahannya.
25
Kerajaan ini terlibat aktif dalam peperangan panjang melawan upaya kolonisasi VOC. Perang panjang itu membuat kerajaan melemah dan
akhirnya tunduk pada VOC. Saat VOC ingin memperbaharui kontraknya dengan Bima pada 1668, Raja Bima kala itu, Tureli Nggampo menolaknya.
Beberapa kerajaan kecil tetangganya juga gigih mempertahankan wibawanya dari cengkeraman VOC. Menginjak 1675, Raja Tambora yang bernama Kelongkong
bersama staf kerajaannya diwajibkan menyerahkan pusaka kerajaan berupa keris-keris keramat kepada seorang perwira Belanda bernama Holsteijn. Terjadi peristiwa yang
menghebohkan pada tahun 1691, yakni ketika permaisuri kerajaan Dompu terbunuh, Sultan Bima kala itu ditangkap dan diasingkan ke Makassar. Di sana ia dipenjara
sampai ajal menjemputnya.
Di masa setelahnya, yakni selama abad 18, baik Bima, Lombok, Sumbawa dan lainnya semakin gencar melawan penjajah. Mereka yang dianggap sebagai biang keladi
perang ditangkap dan diasingkan Belanda.
26
Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, gugus pulau Nusa Tenggara dan sekitarnya menyimpan gelaran hasil alam yang tak kalah bernilai tinggi dengan yang
ada di belahan Nusantara lainnya. Timor misalnya, tanahnya ditumbuhi kayu cendana yang menjadi komoditas ekspor di Cina. Oleh sebab melimpahnya komoditas tersebut,
ada pepatah yang men yebutkan bahwa “Tuhan telah menciptakan Timor untuk kayu
cendana, Banda untuk pala, sedangkan pulau- pulau Maluku untuk cengkeh.”
Sumbawa adalah penghasil
dyewood
atau kayu brazil. Pulau Lombok bersama Bali, adalah salah satu lumbung padi terkemuka Nusantara. Dua pulau ini juga
menghasilkan bahan-bahan makanan yang biasa dikonsumsi para pelaut ketika berlayar. Flores atau Solor merupakan penghasil belerang. Budak juga menjadi
komoditas lain yang laku keras di pasaran. Tingginya jumlah budak di gugus kepulauan ini adalah dampak dari peperangan antarkerajaan atau antarsuku. Mereka
yang kalah harus merelakan penduduknya dijual sebagai budak.
27
Pengetahuan mengenai kerajaan-kerajaan kecil seperti ini amat relevan seiring dengan semakin mengglobalnya informasi, agaknya perlu diketengahkan sebagai
pembaharuan informasi dalam sejarah. Nuansa baru tampilan kerajaan kecil diharapkan mampu memberikan suatu lecutan semangat bahwa kecil tubuh bukan
berarti kecil semangat. Peserta didik diharapkan mampu menangkap filosofi bahwa negara yang sekarang menjadi besar adalah yang telah melewati fase-fase sulit dalam
perkembangannya.