Pembentukan Panitia Persiapakan Kemerdekaan Indonesia PPKI

156 2. Mempercepat pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Walaupun demikian, kongres pun menyatakan dukungan kerjasama erat dengan pemerntah Jepang dalam usaha mencapai kemenangan akhir. Pernyataan ini tidak memuaskan beberapa tokoh pemuda yang hadir, seperti utusan dari Jakarta yang dipimpin oleh Sukarni, Harsono Tjokroaminoto dan Chairul Saleh. Mereka menyiapkan gerakan pemuda yang lebih radikal melalui pertemuan rahasia pada 3 dan 15 Juni 1945. Pertemuan rahasia menghasilkan keputusan membentuk Gerakan Angkatan Baroe Indonesia . Tujuan gerakan: 1. Mencapai persatuan seluruh golongan masyarakat Indonesia 2. Menanamkan semangat revolusioner massa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat yang berdaulat 3. Membentuk negara kesatuan Republik Indonesia. 4. Mempersatukan Indonesia bahu membahu dengan Jepang, tetapi jika perlu gerakan itu bermaksud untuk “mencapai kemerdekaan Indonesia dengan kekuatan sendiri”. Para pemuda radikal dikutsertakan dalam Gerakan Rakyat Baru yang dibentuk berdasarkan hasil sidang Cuo Sangi In. Tujuannya untuk mengobarkan semangat cinta tanah air dan semangat perang. Susunan pengurus gerakan berjumlah 80 orang, terdiri dari penduduk asli Indonesia, bangsa Jepang, golongan Cina, Arab dan peranakan Eropa.

2. Pembentukan Panitia Persiapakan Kemerdekaan Indonesia PPKI

Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan, dan sebagai gantinya dibentuk PPKI Dokuritsu Junbi Inkai yang dipimpin Ir. Sukarno ketua, Drs. Moh. Hatta wakil ketua, dan Mr. Ahmad Subardjo penasehat. Anggota PPKI terdiri dari perwakilan pulau-pulau: 1. Perwakilan Pulau Jawa berjumlah 12 orang yaitu: Ir Sukarno, Drs. Moh Hatta, dr. Radjiman Wedioningrat, Oto Iskandardinata, Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Mr Sutarjdo Kartohadikusumo , R.P Suroso, Prof.Dr.Mr. Supomo, Abdul Kadir Purubojo. 2. Perwakilan Pulau Sumatera berjumlah 3 orang, yaitu: dr Amir, Mr.Teuku Moh Hasan, Mr. Abdul Abas. 3. Perwakilan Pulau Sulawesi berjumlah 2 orang, yaitu: Dr.G.S.S.J. Ratu Langie , Andi Pangeran. 4. Perwakilan Pulau Kalimantan berjumlah 1 orang yaitu A.A. Hamidhan 5. Perwakilan Sunda Kecil Nusatenggara berjumlah 1 orang: Mr. I Gusti Ketut Pudja 6. Perwakilan Maluku berjumlah 1 orang: Mr. J. Latuharhary 7. Perwakilan golongan Cina berjumlah 1 orang: Drs Yap Tjwan Bing. Anggota PPKI ditambah enam orang tanpa ijin pihak Jepang, yaitu: Wiranatakusumah, Ki Hadjar Dewantara, Mr. kasman Singodimedjo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumatri dan Ahmad Subardjo. Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan bahwa PPKI tidak hanya dipilih oleh pejabat di lingkungan Tentara Keenambelas, tetapi juga oleh Jenderal Besar Terauci yang menjadi penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara. Dalam rangka pengangkatan PPKI itulah, Jenderal Besar Terauci memanggil Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat ke markas besarnya di Dalat, Vietnam Selatan. Ketiganya berangkat dari Jakarta pada 9 Agustus 1945 dan bertemu Terauci pada 12 Agustus 1945. Dalam pertemuan itu Terauci menyampaikan keputuasan pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan, dan menyerahkan pelaksanaannya kepada PPKI. 157 Pada 14 Agustus 1945 ketiganya kembali ke tanah air dan tidak mengetahui bahwa pemerintah Jepang sudah menyerah kalah kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.

3. Perbedaan Pendapat Golongan Tua dan Golongan Muda