RENAISSANS Modul Kelas XI Peminatan (Isi)

46 Guttenberg membuat huruf dengan plat besi. Teknik membuat plat besi ini tidak langsung jadi, tetapi melalui proses bertahun-tahun. Pada tahun 1450 mesin cetak Guttenberg akhirnya bisa diselesaikan. Dengan menggunkan mesin cetak buatannya, pada tahun 1456 untuk pertama kali mencetak Alkitab. Alkitab cetakan Gutennberg tersebut merupakan Alkitab pertama yang dicetak dengan mesin cetak Movable Type . Dua ratus Alkitab berikutnya segera dicetak setelah itu. Sebagian kecil diantaranya, sekitar 50 eksemplar, dicetak di atas kulit lembu muda. Diperkirakan hampir seperempat dari 200 Alkitab cetakan pertama mesin Guttenberg masih ada hingga saat ini. Pada tahun 1500 diperkirakan ada lebih dari seribu mesin cetak, yang dibuat dengan mengikuti model Guttenberg, digunakan di seluruh Eropa. Mesin-mesin cetak tersebut secara bersama-sama telah menghasilkan 40.000 judul barang cetakan berupa buku, brosur, naskah, dan sebagainya. Empat puluh ribu judul itu dicetak sebanyak kurang lebih delapan sampai sepuluh juta kopi. Diperkirakan hampir separuh dari barang cetakan tersebut adalah bahan-bahan yang berkaitan dengan kepentingan agama berupa Alkitab, komentar terhadap Alkitab, dan buku khotbah. Penemuan mesin cetak mendorong tersebar luasnya ilmu pengetahuan dan semangat untuk meneliti. Dengan menggunakan mesin cetak, pemikiran dan karya kreatif seseorang dapat menjangkau orang dalam jumlah ribuan dan bahkan jutaan. Dengan demikian mesin cetak juga mendorong munculnya kelompok pembaca yang terus berkembang. Para pembaca barang cetakan ini menjadi kaum terdidik yang membawa dampak secara mendalam terhadap masyarakat Eropa. Tanpa adanya barang-barang cetakan bisa dibayangkan bahwa ide-ide yang dibawa oleh gerakan reformasi maupun renaissans tidak akan menyebar secepat seperti yang terjadi di abad ke-16. Lebih jauh lagi, mesin cetak telah menjadikan bangsa Eropa sebagai bangsa terdepan di dunia dalam hal reproduksi pengetahuan. Dampak dari mesin cetak segera terlihat, pada abad 16 kemampuan baca tulis bangsa Eropa mulai menigkat secara signifikan.

III. RENAISSANS

Jaman modern awal di Eropa ditandai dengan munculnya masa renaissans abad 15-16. Kata renaisans berasal dari bahasa Perancis yang artinya adalah “kelahiran kembali”. Apa yang dimaksud dengan kelahiran kembali adalah kembalinya kebudayaan Yunani dan Romawi setelah Eropa selama kurang lebih seribu tahun mengalami abad pertengahan. Kebudayaan Yunani dan Romawi dicirikan oleh penghargaan terhatadap etika, estetika, dan rasionalitas. Penghargaan terhadap hal-hal tersebutlah yang muncul kembali di masa rennaisans. Kesadaran tentang renaissans muncul pertama kali di Italia dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Masa renaissans dalam sejarah Eropa selain dianggap sebagai periode kelahiran kembali juga dianggap sebagai masa pemulihan atau recovery . Kehidupan di Eropa pada abad ke-14 ditandai dengan berbagai bencana seperti wabah penyakit Black Death , kekacauan politik, dan krisis ekonomi. Dalam dunia pemikiran, manusia Eropa abad pertengahan adalah manusia yang kehidupannya didominasi oleh gereja. Banyak hal positif yang berkembang di periode tersebut, namun dampak-dampak negatif juga ada. Hidup manusia abad pertengahan selalu dikaitkan dengan tujuan akhir eskatologi. Manusia hanya menjalani kehidupan yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Karena itu tujuan utama hidup seorang manusia adalah mencari keselamatan. Keselamatan bisa didapat jika 47 manusia patuh pada agama. Lembaga yang mengatur agama adalah gereja dan karena itu manusia harus patuh kepada ketetapan yang dikeluarkan oleh gereja. Dunia pemikiran pada abad pertengahan banyak ditujukan untuk kegiatan teologi. Pemikiran filsafat yang berkembang melahirkan filsafat skolastik, yaitu suatu pemikiran filsafat yang berlandaskan pada agama dan digunakan sebagai alat pembenaran agama. Berbagai pemikiran yang bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh gereja dilarang. Pemikiran yang dapat berkembang adalah pemikiran yang tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan dalam teologia. Akibatnya inovasi dalam dunia pemikiran menjadi sangat terbatas. Gereja dengan para pendetanya mendominasi kegiatan pengembangan dunia pemikiran. Berkembangnya dunia pemikiran yang seperti ini menyebabkan abad pertengahan disebut juga sebagai Abad Kegelapan atau Dark Ages . Suatu perspektif baru tentang manusia muncul dalam masyarakat Italia di awal abad ke-15. Italia pada abad tersebut adalah masyarakat yang tumbuh dan berkembang sebagai masyarakat urban atau kota. Negara-negara kota bermunculan dan menjadi sentral dari kegiatan politik. Seiring dengan berkebangnya kegiatan perdagangan kehidupan masyarakat urban Italia menjadi semakin sejahtera. Kesejahteraan yang dinikmati masyrakat menyebabkan mereka mulai berpikir secara keduniawian dan mendorong munculnya pemikiran yang didasarkan pada rasionalitas. Dalam sitiuasi yang seperti itu iklim untuk kelahiran renaissans menjadi semakin matang. Penghargaan kepada manusia bukan lagi didasarkan hanya kepada pengabdiannya terhadap gereja tetapi juga kepada kemampuan dan pencapainnya secara pribadi. Pada awal abad ke-15 Leon Batista Alberti, seorang arsitek dari kota Fiorentina, dengan tepat menggambarkan perkembangan dunia pemikiran yang baru tersebut ketika ia mengatakan “τrang dapat melakukan semua hal jika mereka menginginkannya”. Penghargaan yang tinggi pada nilai kemanusiaan dan potensi individu melahirkan gagasan baru tentang manusia renaissans yang digambarkan sebagai “seorang individu universal” yang mampu mencapai segala hal dalam berbagai bidang kehidupan. Menjadi manusia seutuhnya tidak harus dengan menempuh jalan mematuhi secara penuh segala aturan yang ditetapkan oleh gereja. Menurut paham renaissans, manusia dapat hidup secara maksimal jika hak-hak individunya dihargai dan dengan demikian ia harus melepaskan diri dari dominasi agama dan gereja. Ia dapat melakukan kegiatan keagamaan sebagai seorang individu, tetapi kebebasannya sebagai seorang manusia sebaiknya didasarkan kepada kehidupannya sebagai manusia di dunia. Paham inilah yang disebut dengan sekularisme. Secara ringkas, sekularisme adalah paham yang memisahkan keyakinan berdasarkan kepercayaan atau keimanan dan kehidupan dunia yang didasarkan pada rasio. Bangkit dan tumbuhnya gagasan tentang individualisme dan sekularisme di Italia pada masa renaissans sangat terlihat dalam dunia intelektual, seni, dan sastra. Gerakan sastra terpenting yang dihubungkan dengan renaissans adalah humanisme. Humanisme renaissans ialah gerakan intelektual yang didasarkan pada pengkajian karya-karya sastra klasik Yunani dan Romawi. Para humanis mempelajari liberal arts yang terdiri dari: tata bahasa, retorika, puisi, filsafat moral atau etika dan sejarah. Semua yang dipelajari itu didasarkan pada karya-karya tulis yang ditinggalkan oleh para ilmuwan dari masa Yunani dan Romawi kuno. Bidang kajian yang dikaji oleh para humanis di masa renaissans disebut dengan bidang ilmu humaniora. Istilah tersebut masih tetap digunakan hingga saat ini dan bahkan digunakan untuk menamai fakultas yang mempelajari manusia sebagai mahluk individu dan sosial. Sejak masak renaissans Fakultas Humaniora atau Faculty of Humanities dapat ditemukan di berbagai universitas diseluruh penjuru dunia. 48 Tokoh yang dianggap sebagai bapak humanisme renaissans Italia adalah Petrarch 1304-1374. Tokoh ini sangat menonjol dalam mendorong gagasan tentang humanisme ke dalam alam pemikiran renaissans. Petrarch mendorong kaum cendikiawan untuk mempelajari karya-karya dalam bahasa latin yang terlupakan. Ia menekankan arti penting dari karya-karya klasik dari masa Yunani dan Romawi kuno. Petrarch menganjurkan kaum humanis untuk menggunakan karya-karya Cicero untuk model penulisan prosa dan karya- karya Virgil untuk penulisan puisi. Petrarch mengatakan “Yesus adalah Tuhanku, Cicero adalah sang pangeran bahasa”. Pada awal abad ke-15 kesadaran tentang renaissans di Fiorentina mengambil arah yang baru. Para humanis yang bekerja sebagai pegawai di dewan kota Fiorentina mulai memberi perhatian secara intelektual terhadap kehidupan masyarakat sipil. Mereka meyakini bahwa kaum cendikiawan mempunyai tugas untuk memberi dukungan kepada negara. Lebih jauh lagi, kaum humanis juga meyakini bahwa pengetahuan mereka tentang humaniora harus dibaktikan untuk negara. Humanisme Italia di awal abad ke-15 juga memberi perhatian yang besar kepada peradaban Yunani kuno. Peradaban yang terakhir ini sangat menghargai kemapuan individu, mencintai keindahan, dan mengutamakan rasio. Nilai-nilai seperti itu juga ingin dihidupkan lagi oleh para humanis di Italia pada masa renaissans. Eropa yang dilanda renaissans memberi iklim yang ideal bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu astronomi. Para pemikir abad pertengahan menggunakan gagasan Aristoteles, Ptolomeus, dan ajaran gereja dalam menggambarkan bumi sebagai pusat alam semesta atau yang dikenal dengan teori geosentris. Dalam konsepsi ini alam semesta dilihat sebagai lingkaran konsentrik yang tidak bergerak dengan bumi sebagai pusatnya. Pandangan geosentris mendapat kritikan tajam dari seorang astronom dan ahli matematika berkebangsaan Polandia, Nicholas Copernicus 1473-1543. Menurut Copernicus teori geosentris tidak sesuai dengan pengamatannya tentang gerak tata surya. Dari pengamatannya selama bertahun-tahun terhadap pergerakan matahari, bulan, dan bintang-bintang, Copernicus sampai pada kesimpulan bahwa matahari adalah pusat tata surya atau dikenal dengan teori heliosentris. Teori yang diajukan oleh Copernicus didukung oleh seorang astronom Jerman, Johannes Kepler 1571-1630. Menurut Kepler, orbit dari planet-planet yang mengitari matahari tidak berbentuk lingkaran, namun elips. Teori heliosentris semakin kukuh dengan penemuan teleskop oleh ilmuwan Italia, Galileo Galilei 1564-1642. Dengan menggunakan teleskop Galileo dapat melihat gunung-gunung di bulan dan menemukan bahwa planet Yupiter memiliki empat satelit. Sampai sekarang banyak sejarawan mempertanyakan mengapa revolusi ilmu pengetahuan terjadi di Eropa di masa renaissans dan bukan di Cina. Pada abad pertengahan Cina adalah bangsa yang secara peradaban dan teknologi adalah yang paling maju di dunia. Namun setelah abad ke-15, Eropa telah melampaui Cina sebagai pelopor kemajuan peradaban dan teknologi. Ada beberapa sejarawan yang berpendapat bahwa hal ini disebabkan karena masyarakat Cina hidup dalam keteraturan, sedangkan masyarakat Eropa hidup dengan semangat kompetisi. Beberapa sejarawan lainnya berpendapat bahwa pandangan hidup orang Cina yang menekankan keharmonisan dengan alam dan bukan bagaimana cara menaklukkan alam telah menjadi penyebab ketertinggalan Cina dari Eropa. Bahkan ada sejarawan yang berpendapat bahwa sistem birokrasi Cina yang menyerap orang-orang terpandai menjadi penyebab tidak adanya ilmuwan yang melakukan penemuan-penemuan baru di negara tersebut. 49 Di bidang seni, para seniman renaissans mencoba untuk melakukan imitasi terhadap alam di dalam karya-karya mereka. Gerakan seni yang mereka usung disebut dengan naturalisme, yaitu gerakan seni yang mencoba untuk mencitrakan kembali apa yang ada di alam seperti aslinya. Semakin persis karya mereka dengan apa yang ada di alam maka mereka menganggap karya mereka semakin berhasil. Pada saat yang sama, suatu standar artistik yang baru mencerminkan suatu sikap pemikiran yang juga baru dimana manusia ditempatkan sebagai pusat perhatian atau “pusat dari segala hal dan ukuran”. Gaya renaissans di bidang seni rupa dikembangkan oleh para pelukis Fiorentina abad 15. Ada dua hal penting yang mereka kembangkan di bidang seni rupa. Yang pertama adalah teknik melukis yang didasarkan pada pemahaman terhadap perspektif, aspek geometris dari ruang, dan teknik pencahayaan. Yang kedua, perhatian tergadap gerak dan struktur anatomi. Lukisan realistis dari manusia yang tidak mengenakan pakaian menjadi ciri utama dari karya-karya seniman Italia pada masa renaissans. Pada akhir abad ke-15, para seniman dan ilmuwan Italia telah menguasai teknik baru untuk melakukan penelitian keilmuan terhadap dunia yang ada di sekitar mereka dan telah siap untuk mencapai bentuk-bentuk baru dalam ekspresi kreatif. Kondisi ini menandai masa kejayaan renaissans yang ditandai oleh karya tiga seniman sekaligus ilmuwan terkemuka, yaitu leonardo da Vinci 1452-1519, Raphael 1483-1520, dan Michaelangelo 1475-1564. Leonardo da Vinci menjadi contoh ideal dari ilmuwan renaissans. Sebagai ilmuwan ia adalah seorang generalis yang mempelajari segala hal, termasuk juga tubuh manusia. Tujuannya dalam mempelajari segala hal adalah untuk mengetahui bagaimana cara alam bekerja. Raphael di usia dua puluh lima tahun telah dikenal sebagai salah satu pelukis Italia yang terbaik. Kehebatannya sebagai seniman diakui melalui karya-karyanya tentang Madonna. Di dalam karya-karya itu ia berusaha melampaui standard manusia di jamannya tentang keindahan. Sedangkan Michaelangelo dikenal sebagai seorang pelukis, pematung, dan arsitek. Michaleangelo dipengaruhi oleh neoplatonisme, yang melihat keindahan tubuh manusia sebagai refleksi keindahan keilahian.

IV. REFORMASI GEREJA