128
ditolak dan hipotesis penelitian Ha yang berbunyi “Ada pengaruh yang
signifikan antara kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Amal Semarang”
diterima .
4.1.5 Hasil Analisi Korelasi
Hubungan antara kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah X terhadap motivasi kerja guru Y dapat diketahui dari harga koefisiensi korelasi.
Berdasarkan hasil analisis dengan program komputerisasi SPSS versi 12.0 seperti pada lampiran halaman 182, diperoleh koefisiensi korelasi r
XY
sebesar 0,6463. Oleh karena r
XY
berada pada interval koefisien 0,600 – 0,799, maka tingkat hubungan antara kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah terhadap
motivasi kerja guru adalah kuat. Sedangkan keberartian dari koefisiensi korelasi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji t, seperti pada lampiran halaman
182. Hasil uji t dengan program komputerisasi diperoleh t
hitung
= 5,554 t
tabel
= 2,02 pada
α = 5 dengan derajat kebebasan dk = n – 2 = 43, maka dapat disimpulkan bahwa koefisiensi korelasi tersebut signifikan.
4.1.6 Koefisien Determinasi
Berdasarkan pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah X terhadap motivasi kerja guru Y, dapat
diketahui dari harga koefisien determinasi r
2
seperti tertera pada lampiran halaman 182, maka diperoleh harga r
2
= 0,418. Dengan demikian besarnya
129
pengaruh kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru adalah 41,80. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa selain variabel
kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah, motivasi kerja guru juga dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini sebesar
58,23.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Seorang Kepala Sekolah dapat dikatakan menerapkan kepemimpinan transformasional, jika ia mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi mengubah
energi yang ada di dalam diri guru dari potensial menjadi aktual dan dari minimal menjadi maksimal. Pemimpin transformasional adalah seorang diagnosis handal.
Oleh karena itu, Kepala Sekolah harus beradaptasi secara terus-menerus dan selalu siap dengan perubahan yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi.
Fokus pada perubahan bukan berarti tindakan pemimpin transformasional tidak konsisten. Seperti halnya pernyataan Staw Case, 2003 dalam Kaihatu, 2007,
bahwa pamimpin transformasional adalah pemimpin yang konsisten tetapi tidak untuk berbagai upaya yang menghalangi proses penemuan metode-metode baru.
Perubahan yang terjadi di masa depan, akan sulit untuk kita perkirakan. Akan tetapi, perubahan itu pasti terjadi dan kita masih bisa mempersiapkan diri
dengan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi. Demikian halnya dengan organisasi bernama sekolah. Di masa yang akan datang, akan banyak
perubahan yang terjadi lebih dari yang ada sekarang, baik yang berasal dari dalam