83
2.5.1 Pengertian Teknologi Pendidikan
Definisi teknologi pendidikan menurut Assosiation for Educational and Technology AECT, merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola
pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia 1986, Miarso, 2007:76. Dengan demikian teknologi pendidikan merupakan semua hal
yang berhubungan dengan kegiatan belajar manusia. Berangkat dari pengertian secara umum tersebut, teknologi pendidikan
dapat dipahami dari dimensi produk dan desain. Dari dimensi produk, teknologi pendidikan dimaknai sebagai penerapan atau penggunaan produk teknologi dalam
pendidikan khususnya untuk proses pembelajaran. Sedangkan dari dimensi proses, pengertian teknologi pendidikan lebih difokuskan pada pengembangan
substansi pengalaman belajar yang disusun dan diorganisir dengan menerapkan pendekatan ilmu untuk kepentingan penyelenggaraan program pendidikan. Secara
konseptual menurut Miarso 2007:64, teknologi pendidikan didefinisikan sebagi teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan,
penilaian, dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar. Teknologi pendidikan sebagai pemecahan masalah belajar terjelma dalam
bentuk sumber belajar yang didesain atau dipilih dan digunakan untuk keperluan belajar. Sebagai alternatif pemecahan masalah, teknologi pendidikan terbentuk
atas komponen sistem pembelajaran. Komponen sistem pembelajaran yang dimaksud meliputi orang, pesan, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Dalam
84
perkembangannya istilah ‘teknologi pendidikan’ cenderung dipersempit menjadi ‘teknologi pembelajaran’ Miarso, 2007:64. Hal ini terkait dengan fungsi
teknologi pendidikan yang lebih mengarah pada upaya pemecahan masalah belajar yang terjadi pada manusia, baik secara individu maupun bersama-sama
dalam suatu komunitas tertentu.
2.5.2 Kawasan Teknologi Pendidikan
Jacobs 1988 dalam Seels 2004:27, mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja manusia yang mencakup teori dan praktik serta mengidentifikasi
tugas-tugas para praktisi. Berdasarkan kawasan yang diajukan oleh Jacobs terdapat tiga fungsi yaitu pengelolaan administrasi dan personalia,
pengembangan langkah-langkah dalam proses pengembangan dan komponen sistem kinerja manusia konsep mengenai organisasi, motivasi, perilaku, kinerja
dan umpan balik. Menurut Seels sendiri 2004:25, teknologi pendidikan terdiri atas lima kawasan yaitu kawasan desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan dan penilaian. Setiap kawasan tersebut akan memberi kontribusi pada teori dan praktik, tetapi tidak menutup kemungkinan akan menarik kawasan lain
menjadi bagiannya. Uraian berikut ini akan menjelaskan secara singkat dari masing-masing
kawasan teknologi pendidikan dari Seels. Kawasan desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Kawasan desain meliputi studi mengenai desain
sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pembelajar Seels, 2004:33. Kawasan pengembangan adalah proses
penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisikbenda yang dapat diraba
85
dan untuk menerima pesan melalui panca indra. Kawasan pengembangan didasari oleh teori desain dan mencakup berbagai variasi teknologi yang diterapkan dlam
pembelajaran. Kawasan pengembangandapat dikaegorikan dalam desain teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu
Seels, 2004:39. Kawasan pemanfaatan ialah tindakan yang menggunakan proses dan sumber untuk kegiatan belajar.
Kawasan pemanfaatan menghendaki pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusional serta kebijakan dan regulasi Seels, 2004:46.
Kawasan pengelolaan mengarah pada konsep manajemen sebagai teori umum yang diterapkan dan diadaptasi pada bidang pembelajaran. Kawasan pengelolaan
meliputi pengemdalian teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan
meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi Seels, 2004:53. Kawasan penilaian
tumbuh bersamaan dengan berkembangnya bidang penelitian dan metodologi. Di mana penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran
dan belajar. Kawasan penilaian terdiri atas analisis masalah, pengukuran acuan- patokan, penilaian formatif dan penilai sumatif Seels, 2004:57.
Adapun penelitian pengaruh kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru termasuk dalam kawasan pengelolaan.
Dengan pertimbangan bahwa dalam kawasan pengelolaan terkandung empat subkategori tentang pengelolaanmanajemen proyek, sumber, sistem penyampaian
dan informasi. Di mana setiap subkategori ada seperangkat tugas yang sama yang
86
harus dilakukan. Secara konseptual peranan mengelola oleh para teknologi pendidikan di masa yang akan datang tidak hanya meliputi penggunaan teknologi
dalam arti produk, tetapi juga akan berkembang ke arah pengelolaan sumber daya manusia dan perencanaan strategis.
Dengan demikian, organisasi pendidikan sekolah harus dimantapkan, personil harus diangkat dan disupervisi, dana harus direncanakan dan
dipertangungjawabkan serta fasilitas harus dikembangkan dan dipelihara. Di samping itu, ada perencanaan jangka pendek dan panjang. Untuk mengontrol
organisasi menurut Prostano dalam Seels 2004:55, pengelola harus menciptakan struktur yang membantu pengambilan keputusan dan pemecahahan masalah.
Pengelola ini juga harus menjadi pemimpin yang dapat memberikan motivasi, arahan, melatih, membina, memberi wewenang dan mempunyai keterampilan
berkomunikasi. Pengelola yang dimaksud di sini ialah Kepala Sekolah.
2.5.3 Peran Profesi Teknologi Pendidikan dalam Pendidikan