Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan

41 Sedangkan pegawai lain cukup dijelaskan secara garis besarnya saja ia sudah mengetahui atau menangkap arah penugasannya dengan baik.

2.1.4 Kepemimpinan Kepala Sekolah

Tugas memimpin dalam lapangan pendidikan dapat disebut pemimpin pendidikan. Demikian halnya dengan Kepala Sekolah, ia adalah pemimpin pendidikan di sekolah yang mempunyai peran penting dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Untuk memimpin, dibutuhkan kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mengarahkan, membimbing atau mengatur orang lain sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan yang telah disepakati bersama, tidak terkecuali seorang Kepala Sekolah. Cara yang ditempuh seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinanya akan berbeda-beda. Menurut Indrafachrudi 2006:17, berdasarkan cara pelaksanaannya, ada 4 empat tipe kepemimpinan yaitu: 1 Kepemimpinan Otokratis Kepemimpinan yang bersifat otokratis muncul atas keyakinan pemimpin bahwa fungsi dan peranannya adalah memerintah, mengatur dan mengawasi pegawainya. Seorang pemimpin otokratis menganggap bahwa hanya dialah yang bertanggungjawab dalam kepemimpinannya, maju mundurnya sekolah yang dipimpinnya sangat bergantung padanya. Kepemimpinan otokratis cendrung menciptakan suasana sekolah yang selalu tegang, guru-guru tidak diberi kesempatan untuk berinisiatif dan mengembangkan daya kreatifnya karena pemimpinlah yang menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Sebagai 42 akibatnya, mereka bersifat acuh tak acuh dan hubungan antara sesama komunitas sekolah menjadi tidak harmonis. 2 Kepemimpinan Laissez-faire Pemimpin yang bersifat laissez-faire berkeyakinan bahwa perannya hanyalah mendampingi dan melayani apabila diperlukan, kepada pegawainya diberikan banyak kebebasan. Pemimpin ini menganggap bahwa guru-guru adalah orang-orang yang sudah dewasa dan sudah matang sehingga mereka dapat mengatur dan mengarahkan dirinya sendiri. Adakalanya rapat diadakan jika diminta oleh seseorang atau beberapa guru saja. Tidak jarang kepemimpinan rapat diserahkan kepada salah satu guru yang dianggap paling cakap, sementara itu Kepala Sekolah meninggalkan rapat dan melakukan tugas lain. Tanpa adanya susunan acara dan pembicaraan yang tanpa arah atau bertele-tele, menyebabkan guru menjadi bingung dan ragu-ragu tentang rencana dan kehendak pimpinan sekolah. Apabila muncul masalah maka tidak terpecahkan sampai tuntas dan memuaskan, sehingga banyak program yang tertunda atau terbengkalai. 3 Kepemimpinan Pseudo-demokratis Seorang pemimpin pseudo-demokratis berpura-pura memperlihatkan sifat demokratis di dalam kepemimpinannya. Ia memberi hak dan kekuasaan kepada guru-guru untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan penuh perhitungan. Masalah-masalah yang dihadapi di sekolah diperbincangkan terlebih dahulu dengan guru-guru yang berpengaruh untuk meyakinkan ide-idenya, sebelum masalah tersebut dibawa 43 ke dalam sidang dewan guru-guru. Acara rapat dewan guru disusun oleh panitia yang bekerjasama dengan Kepala Sekolah. Meskipun guru diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan sarannya, namun pada akhirnya pendapat pemimpinlah yang harus disetujui. Jika ada guru-guru yang tidak menyetujui pendapat, mereka cenderung tidak berani atau menentangnya. Sebagai akibatnya, setiap tahun ada guru yang meminta pindah ke sekolah lain. 4 Kepemimpinan Demokratis Pemimpin yang demokratis berkeyakinan bahwa perannya adalah mendorong, membimbing, menghimpun semua kekuatan kelompok secara maksimal dan bekerjasama dengan kelompok dalam rangka mencapai tujuan bersama. Semua keputusan diambil melalui musyawarah dan mufakat. Pemimpin menghargai dan menghormati pendapat tiap-tiap individu dan memberi kesempatan kepada guru-guru untuk mengembangkan inisiatif dan daya kreatifnya. Pemimpin bersifat ramah-tamah dan selalu bersedia menolong pegawainya jika dibutuhkan. Ia menginginkan supaya guru- gurunya maju dan berusaha mancapai kesuksesan dalam usaha mereka masing-masing. Di dalam kepemimpinannya, ia berusaha supaya pegawainya kelak dapat menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan kata lain pemimpin yang demokratis memberi kesempatan bagi terwujudnya kecakapan memimpin pada anggota kelompoknya dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggungjawabnya. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan suka cita sesuai dengan rencana yang telah 44 dipikirkan dan disepakati bersama. Akhirnya terciptalah suasana kekeluargaan yang sehat dan menyenangkan.

2.2 Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Komitmen Kerja Guru Di SDIT Ummul Quro’ Kota Bogor

0 3 64

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP KOTA SIBOLGA.

1 3 42

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

PENDAHULUAN PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 7

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR DAN BUDAYA MUTU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANJARSARI.

0 0 9

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru.

0 0 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KIARACONDONG BANDUNG.

1 6 47

Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap profesionalisme guru dan kinerja guru.

0 4 185

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMK YPE KROYA.

0 0 2

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) AL ISLAM KUDUS TAHUN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 24