Perubahan Sosial Landasan Teori

22 kedaulatan yang diterima RI, dan dukungan rakyat yang kuat akan Republik Indonesia. Tahap akhir dalam riset sejarah adalah menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan. Tahapan ini disebut historiografi atau penulisan sejarah. Historiografi dilakukan untuk menyajikan suatu cerita dalam jalinannya yang utuh dan sistematis. Penulisan dilakukan dengan bahasa yang komunikatif dan menarik agar pesan yang terkandung dalam tulisan mudah untuk diterima oleh pembaca. Penulisan sejarah dalam karya ini menggunakan kaidah selingkung Fakultas Ilmu sosial Unnes yang sistematis. Karya ini menggunakan bahasa yang sederhana sesuai kemampuan penulis.

H. Landasan Teori

a. Perubahan Sosial

Menurut Soekanto 2001:337 perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok- kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, perubahan- perubahan yang mana kemudian mempengaruhi segi-segi struktur masyarakat lainnya. 23 Soekanto 2001: 343-344 berpendapat bahwa pada dewasa ini proses- proses pada perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, antara lain: 1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. 2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. 3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru. 4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat. Soekanto 2001:346-348 juga mengemukakan bahwa perubahan- perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atu sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat yaitu lembaga-lembaga kemasyarakatan lazimnya dinamakan ‘revolusi’. Unsur-unsur pokok revolusi adalah adanya perubahan yang cepat dan perubahan tersebut mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok 24 kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu atau tanpa rencana. Ukuran kecepatan suatu perubahan yang dinamakan revolusi sebenarnya bersifat relatif, karena revolusi dapat memakan waktu yang lama. Suatu revolusi dapat berlangsung dengan didahului oleh suatu pemberontakan revolt, rebellion yang kemudian menjelma menjadi revolusi. Secara sosiologis, agar suatu revolusi dapat terjadi, maka harus dipenuhi syarat-syarat tertentu, antara lain: a. Harus ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan dari dalam masyarakat, harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut. b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut. c. Pemimpin mana dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program dan arah gerakan. d. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Di samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak misalnya perumusan suatu ideologi tertentu. e. Harus ada ‘momentum’, yaitu saat di mana segala keadaan dan fakta sudah tepat dan baik untuk memulai suatu gerakan. Apabila momentum keliru maka revolusi dapat gagal. 25

b. Masa Revolusi fisik