34
sering memberikan informasi tentang konsentrasi militer Belanda ke Pager Desa atau kepada unit militer lainnya Soejatno dan Bennedict Anderson,
1973:103.
I. Sistematika Penulisan
Skripsi yang berjudul ” Pengambilalihan Kota Salatiga dari Kekuasaan Belanda ke Pemerintah Republik Indonesia Tahun 1945-1950 ” ini terdiri dari
lima bab. Bab I ‘Pendahuluan’, meliputi: A Latar belakang; B Permasalahan; C Ruang lingkup penelitian; D Tujuan penelitian; E
Manfaat penelitian; F Metode penelitian; G Tinjauan pustaka; H Landasan Teori, yang terdiri atas a Perubahan sosial, b Masa revolusi fisik,
c Konflik sosial, d Sosiologi masyarakat kota, e Kota kolonial, dan f Perang gerilya I Sistematika Penulisan.
Bab II berjudul ‘Gambaran Umum Kota Salatiga’ yang dibahas di dalam bagian-bagian yang subjudul: A Tinjauan Geohistoris dan Demografis Kota
Salatiga; B Keadaan Masyarakat Kota Salatiga, yang terdiri dari: a Kondisi sosial budaya, b Kondisi sosial politik dan c Kondisi sosial ekonomi; C
Arti penting Kota Salatiga; D Situasi Awal Kemerdekaan. Bab III berisi pembahasan mengenai ‘Agresi Militer Pertama dan
pengaruhnya Terhadap Kondisi Masyarakat Salatiga tahun 1945-1947’. Peristiwa tersebut dijabarkan dalam sub-sub bab yang terdiri atas: A Krisis
politik; B Agresi militer Belanda I; C Pengeboman Salatiga; D Pengungsian Warga Tionghoa; dan E Kondisi Masyarakat Salatiga Pasca
35
Agresi Militer Belanda, yang meliputi: a Pembentukan Recomba, b Rongrongan IVG bagi para ‘republiken’, c Blokade ekonomi, d
Kesenjangan sosial. Bab IV berisi pembahasan mengenai ’Upaya Mengambilalih Kota Salatiga
Dari Kekuasaan Belanda tahun 1947-1950’, yang terdiri dari sub-sub judul: A Perang Gerilya, dalam sub-sub a Kuatnya dukungan rakyat, b Motivasi
tinggi dari tentara dan rakyat, c Kegiatan spionase, d Kesiapan medan, logistik dan komunikasi; B Agresi Militer Belanda II; C Berlakunya
Pemerintahan Militer dan Akhir Pertempuran dan D Kota Salatiga Kembali ke Pangkuan Republik.
Bab V Penutup.
36
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SALATIGA
A. Kondisi Geohistoris dan Demografis
Kehidupan masyarakat di suatu tempat tidak lepas dari pengaruh lingkungannya. Menurut Paul Vidal de la Blache 1845-1918 dalam
Winataputra 2007: 3.7-3.9 mengatakan bahwa bumi menyediakan kesempatan-kesempatan bagi umat manusia yang memilikinya, dan
bagaimana mengusahakannya dengan mengeksploitasi sumber dayanya. Manusia secara aktif merupakan agen dominan yang mampu memanipulasi
dan memodifikasi habitatnya, meski manusia tidak dapat lepas dari lingkungan alam. Demikian eratnya hubungan manusia dengan alam, sehingga
untuk mengetahui kondisi masyarakat di suatu daerah diperlukan pengetahuan tentang kondisi alam di mana masyarakat tersebut tinggal. Aspek spasial yang
dikaji dalam karya ini adalah Kota Salatiga, sehingga diperlukan pembahasan mengenai kondisi alam di kota tersebut.
Kota Salatiga, merupakan kota kolonial di pedalaman Jawa Tengah yang berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 40 km
sebelah selatan Kota Semarang, dan berada di jalan yang menghubungan Semarang dan Surakarta. Berada di antara dua kota besar, membuat posisi
Salatiga menjadi daerah penting yang mempengaruhi kondisi di kedua kota tersebut.