27
untuk memberitahukan pembatalan ini. Revolusipun meletus secara terpisah di Cirebon pada tanggal 15 di bawah Dr. Sudarsono, tetapi
berhasil dipadamkan oleh Jepang. Setelah berdebat lama, teks proklamasi ditentukan, dan pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi, Soekarno
membacakan proklamsi itu dihadapan suatu kelompok kecil di depan rumah pribadinya. Segera setelah itu, bersama pesan pribadi Hatta kepada
sahabat-sahabat nasionalisnya, proklamasi itu disiarkan di seluruh radio Domei Indonesia dan jaringan telegraf oleh para pegawai Indonesia di
balik pintu terkunci kantornya di Jakarta Batavia. Revolusi Indonesia sudah dilancarkan, dan mendapat reaksi hebat di seluruh pelosok
Nusantara, meskipun tidak segera diketahui di Jakarta.
c. Konflik Sosial
Menurut Zeitlin 1995:156-160 pada umumnya istilah konflik social mengandung suatu rangkaian fenomena pertentangan dan pertikaian antar
pribadi memalui dari konflik kelas sampai pada pertengahan dan peperangan internasional. Lewis Coser dalam bukunya berjudul “ The
Fungtions of Sosial Conflict ”, mengemukakan bahwa tidak ada teori konflik sosial yang mampu merangkum seluruh fenomena tersebut. Oleh
karenanya ia tidak ingin mengkonstruksi teori umum, tetapi ia ingin karyanya sebagai suatu usaha untuk menjelaskan konsep konflik sosial
serta mengkonsolidasikan skema konsep itu sesuai dengan data yang berlangsung dalam konflik sosial tersebut. Coser mulai dengan
28
mendefinisikan konflik social sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber-
sumber pertentangandinetralisir atau dilangsungkan, atau dieliminir saingan-saingannya. Dengan definisi semacam ini hal-hal yang esensial
tidak perlu dipertentangkan. Perhatian Coser berkaitan dengan fungsi dan bukan dengan disfungsinya konflik sosial. Dengan demikian kita dapat
menyatakan bahwa konsekwensi konflik sosial tersebut akan mengarah pada peningkatan dan bukan kemerosotan, adaptasi atau penyesuaian baik
dalam hubungan sosial yang spesifik maupun pada kelompok secara keseluruhan. Coser menekankan pada sisi konflik yang positif yakni
bagaimana konflik itu dapat member sumbangan pada ketahanan dan adaptasi dari kelompok, interaksi dan system social. Coser menyatakan
bahwa konflik itu bersifat fungsional baik dan bersifat disfungsional buruk bagi hubungan-hubungan dan struktur-struktur yang tidak
terangkum dalam sistem sosial sebagai suatu keseluruhan. Ia menyatakan bahwa konflik sosial internal yang berhubungan dengan tujuan, nilai-nilai
dan kepentingan tidak akan bertentangan dengan asumsi dasar di mana hubungan itu didasarkan pada kecenderungan fungsional yang positif bagi
struktur sosial tersebut.
d. Sosiologi Masyarakat Kota
Soekanto 2001:169-171 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang
29
tidak tertentu jumlah penduduknya. Orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, sehubungan dengan pandangan masyarakat
sekitarnya. Ada beberapa ciri lagi yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu:
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan agama di desa. Ini disebabkan cara berfikir yang rasional, yang
didasarkan pada perhitungan eksak yang berhubungan dengan realita masyarakat. Cara kehidupan demikian mempunyai kecenderungan
kearah keduniawian secular trend, dibandingkan dengan kehidupan warga desa yang cenderung kearah agama religious trend.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
3. Pembagian kerja di antara warga kota juga lebih tegas dan punya batas- batas nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa, karena sistem
pembagian kerja yang tegas tersebut di atas. 5. Jalan fikiran nasional yang pada umumnya dianut masyarakat
perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangan penting, untuk
dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
30
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar. Hal ini sering
menimbulkan pertentangan antara golongan tua dan golongan muda.
e. Kota Kolonial